Dapatkah Indonesia Terapkan Lepas Masker Setelah Vaksin Lengkap?

Halodoc, Jakarta - Selama pandemi lebih dari satu tahun terakhir, masyarakat di seluruh dunia diwajibkan untuk memakai masker, termasuk Indonesia. Belum lagi dengan segenap aturan kesehatan seperti rutin cuci tangan, menjaga jarak aman, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan.
Namun, beberapa waktu lalu beredar kabar yang menyatakan bahwa pemerintah Negara Amerika Serikat mengizinkan warganya melepas masker jika sudah mendapatkan vaksin corona secara penuh alias lengkap. Amerika sendiri menggunakan vaksin jenis Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Bisakah aturan ini diterapkan?
Vaksin dan Lepas Masker di Indonesia
Pemberian vaksin memang telah dilaksanakan, termasuk di Indonesia. Jenis vaksin yang digunakan di Tanah Air adalah Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca. Sebenarnya, apa pun jenis vaksinnya, tujuannya tentu saja membantu meningkatkan imunitas tubuh dari paparan virus corona. Namun, bagaimana dengan kebijakan lepas masker setelah dapat vaksin lengkap?
Baca juga: Vaksin AstraZeneca Siap Digunakan untuk Vaksinasi di Jakarta
Aturan baru yang berlaku di Amerika Serikat menyebutkan bahwa masyarakat yang telah mendapatkan vaksin corona secara penuh bisa melakukan aktivitas tanpa perlu memakai masker dan menjaga jarak, kecuali jika terdapat aturan setempat lainnya.
Jika diperhatikan dan ditelaah lebih mendalam, aturan ini berlaku hanya jika masyarakat telah mendapatkan suntikan vaksin corona kedua, baik Pfizer maupun Moderna atau dosis tunggal untuk vaksin Johnson & Johnson dan telah berlalu selama 2 minggu. Jika belum, artinya vaksin belum dilakukan secara maksimal dan masyarakat tetap diwajibkan untuk memakai masker serta menjaga jarak.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Ternyata, menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia, Prof. Tjandra Yoga Aditama, aturan melepas masker setelah mendapatkan vaksin lengkap di Indonesia masih menjadi hal yang sulit dan belum bisa dijawab.
Baca juga: Jumlah Vaksin Corona yang Dibutuhkan untuk Capai Herd Immunity
Pasalnya, data pada pertengahan Mei menunjukkan bahwa sudah sekitar 59 persen penduduk Amerika Serikat mendapatkan vaksin tahap pertama. Setiap harinya, Amerika Serikat menyuntikkan vaksin sebanyak 1,95 juta dosis. Sementara itu, penerima vaksin di Indonesia sendiri masih berada pada angka 13 juta orang vaksin lengkap, dan sekitar 8 juta orang yang baru mendapat vaksin tunggal.m
Tidak hanya vaksin, masyarakat juga perlu memperhatikan pola kecenderungan epidemiologi tentang jumlah kasus dan angka kematian pada setiap negara. Nah, di Indonesia, jumlah kasus positif setiap harinya cenderung masih tinggi. Pun angka kematian yang tercatat.
Anjuran untuk Tetap Memakai Masker
Ini artinya, masyarakat Indonesia tetap diwajibkan untuk memakai masker, meski telah mendapatkan vaksin corona lengkap sebanyak dia dosis dan telah melalui masa pengamatan selama dua minggu.
Baca juga: Uji Vaksin Sinovac Diklaim Efektif Hingga 80 Persen
Aturan memakai masker ini sebenarnya dibuat untuk membantu memberikan perlindungan terhadap diri sendiri dan orang-orang yang masih belum bisa mendapatkan vaksin karena alasan tertentu. Jadi, secara tidak langsung, kamu turut menjaga orang lain yang tidak bisa divaksin dengan tetap memakai masker.
Selain itu, mendapatkan vaksin bukan berarti tubuh sudah kebal dengan virus corona. Setiap jenis vaksin memiliki efikasi yang berbeda. Misalnya, vaksin Sinovac kabarnya memiliki efikasi sebesar 80 persen. Artinya, vaksin ini hanya mampu memberikan perlindungan pada tubuh sebesar 80 persen. Jadi, kamu tetap memiliki risiko terinfeksi sebesar 20 persen. Akan tetapi, gejala yang muncul bisa saja tidak separah saat kamu belum divaksin.
Kamu bisa kok menanyakan informasi terbaru seputar vaksin corona langsung pada dokter supaya informasi yang kamu dapatkan lebih akurat. Caranya, download saja aplikasi Halodoc, lalu pilih spesialisasi dokter yang sesuai dengan kebutuhan. Mudah, kan?