Diare Parah Saat Disentri, Benarkah Bisa Mengancam Nyawa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Maret 2019
Diare Parah Saat Disentri, Benarkah Bisa Mengancam Nyawa?Diare Parah Saat Disentri, Benarkah Bisa Mengancam Nyawa?

Halodoc, Jakarta – Disentri adalah radang usus yang menyebabkan diare disertai darah atau lendir. Kebanyakan pengidap disentri sering buang air besar dengan tekstur feses yang lembek atau cair. Kamu bisa tertular penyakit ini jika mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri.

Baca Juga: Suka Jajan Sembarangan? Hati-hati Disentri

Meski bisa terjadi pada siapa saja, disentri sering menyerang anak-anak dibandingkan orang dewasa. Pasalnya pada usia tersebut, sistem kekebalan tubuh masih lemah sehingga belum optimal dalam melawan serangan bakteri. Gejala disentri selain diare yang perlu diwaspadai adalah demam, mual, muntah, dan kram perut.

Alasan Diare Sebabkan Kematian

Disentri menyebabkan diare yang jika terjadi terus-menerus, hingga berpotensi menyebabkan kematian. Alasannya karena saat diare, tubuh kehilangan banyak cairan dan ion tubuh sehingga pengidapnya rentan mengalami dehidrasi. Ketika kadar cairan dalam tubuh berkurang, keseimbangan ion terganggu. Akibatnya, fungsi organ dan jaringan tubuh tidak bisa bekerja optimal.

Apabila dehidrasi berkembang lebih parah, pengidapnya berpotensi mengalami komplikasi serius seperti gangguan fungsi ginjal, kejang, asidosis metabolik, hingga syok hipovolemik akibat kehilangan cairan terlalu banyak. Syok ini yang memicu kehilangan kesadaran (pingsan) hingga kematian. Maka itu, diare yang terjadi saat disentri tidak dapat dianggap sepele.

Baca Juga: Poop Anak Berdarah, Si Kecil Kena Disentri?

Waspada, Ini Gejala Diare Parah Sebelum Terlambat

Cara mencegah risiko kematian akibat diare adalah para orangtua perlu jeli melihat tanda dan gejala yang ditunjukkan anak. Di antaranya adalah frekuensi buang air kecil menurun, urine berwarna gelap, mulut kering, kelelahan, dan mudah mengantuk. Pada orang dewasa, gejala diare parah berupa feses berwarna gelap, mual, muntah, kurang tidur, dan penurunan berat badan.

Sebagai pertolongan pertama, kamu bisa konsumsi oralit atau teh hangat yang dicampur gula dan garam. Pasalnya garam berfungsi menggantikan elektrolit yang hilang dari tubuh karena dehidrasi. Namun ingat, oralit tidak bisa menyembuhkan disentri, melainkan hanya membantu mencegah dehidrasi. Kamu bisa membuat oralit dengan tiga bahan dasar, yakni gula, garam, dan air. Campurkan semua bahan tersebut dalam satu wadah dan minum selama beberapa kali dalam sehari hingga kondisi membaik. Atau, beli oralit kemasan di apotek terdekat lalu dilarutkan dalam segelas air.

Baca Juga: 4 Cara Sederhana Cegah Disentri

Bayi berusia kurang dari enam bulan yang mengidap disentri bisa diberikan ASI tanpa makanan pendamping untuk mencegah diare memburuk. Kandungan dalam ASI bisa menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare. Selain oralit, disentri diobati dengan konsumsi antibiotik. Dokter dapat meresepkan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab disentri dalam tubuh.

Cara Menghindari Dampak Fatal Akibat Diare

Kuncinya adalah menjaga keseimbangan cairan dan ion saat diare. Maka itu, pengidap diare diharuskan untuk memenuhi asupan cairannya dengan minuman yang tidak hanya mengandung air, melainkan juga ion. Tujuannya untuk mengembalikan ion yang hilang dan menjaga keseimbangannya dalam tubuh. Bila diare disebabkan oleh disentri, konsumsi antibiotik yang diresepkan dokter hingga habis dan konsumsi oralit.

Itulah hal yang perlu diketahui tentang alasan diare sebabkan kematian. Kalau kamu punya keluhan diare, jangan ragu berbicara pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!