Ketahui Fakta Uji Coba Vaksin Corona di Inggris

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   26 Juni 2020
Ketahui Fakta Uji Coba Vaksin Corona di InggrisKetahui Fakta Uji Coba Vaksin Corona di Inggris

Halodoc, Jakarta - Virus corona sudah menjadi momok bagi banyak orang karena dampak buruk yang ditimbulkan. Saat ini, pemerintah menerapkan aturan new normal sebagai upaya pencegahan dari penyebaran gangguan tersebut. Saat ini, kasus positif corona sudah menembus angka 50.187 dengan penambahan 1.178 kasus baru pada kamis kemarin (25/6).

Sampai saat ini vaksin COVID-19 belum ditemukan. Namun, salah satu pengembangan vaksin Corona yang berada di Inggris sudah memasuki tahap uji coba. Apa saja yang perlu diketahui tentang hal tersebut? Berikut ulasan lengkapnya!

Baca juga: Kabar Baik, Vaksin Virus Corona Kini Diuji pada Manusia

Fakta Terkait Uji Coba Vaksin Corona di Inggris

Dengan menyebarnya virus corona di seluruh dunia, para ahli medis benar-benar mempercepat penelitian terkait vaksin dari penyakit tersebut. Hal ini diharapkan agar penyakit tersebut tidak akan menimbulkan serangan yang mematikan pada semua orang. Salah satu penelitian vaksin yang progresnya terbilang cepat dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Oxford, Inggris.

Sekitar 300 orang akan mendapatkan vaksin tersebut dalam kurun waktu beberapa minggu mendatang. Sebelumnya, tes pada hewan telah menunjukkan jika vaksin tersebut aman dan memicu respons imun yang efektif. Dengan tidak ada efek samping yang timbul pada hewan, percobaan pada manusia akan dilakukan. Ada sekitar 120 program vaksin yang sedang berjalan sejauh ini.

Lalu, bagaimana cara vaksin dari virus corona tersebut bekerja? Vaksin ini dibuat berdasarkan versi lemah dari virus flu biasa (adenovirus) pada simpanse yang telah dimodifikasi, sehingga tidak dapat menyerang manusia. Awalnya, peneliti akan mengambil gen dari ujung protein pada permukaan virus corona. Setelah itu, akan dilakukan pengolahan, sehingga virus tersebut menjadi tidak berbahaya untuk menghasilkan vaksin. Para peneliti memberikan vaksin ini nama "ChAdOx1 nCoV-19".

Setelah itu, vaksin tersebut akan diinjeksi pada seseorang. Vaksin tersebut akan memasuki sel tubuh yang setelahnya mulai menghasilkan ujung protein dari virus tersebut. Cara ini akan membuat sistem antibodi tubuh memproduksi dan mengaktivasi Sel-T yang berguna untuk membunuh semua sel yang terinfeksi. Saat orang yang telah mendapat vaksin terserang penyakit tersebut, antibodi dan Sel T sudah siap untuk melawan virus tersebut.

Memang gangguan COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona ini dapat membuat banyak orang panik terkait gejalanya yang membingungkan. Meski begitu, kamu dapat memastikan jika diri kamu sehat dengan bertanya segala hal yang berhubungan dengan virus corona pada dokter dari Halodoc. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!

Baca juga: WHO Tengah Uji 3 dari 70 Vaksin Virus Corona pada Manusia

Apa yang Terjadi setelah Mendapatkan Vaksin Corona? 

Beberapa orang akan diberikan catatan digital untuk memperbarui segala gejala yang dialaminya dalam waktu 7 hari setelah vaksin diterima. Selain itu, untuk memantau paparan dari COVID-19 pada seseorang yang tidak menimbulkan gejala, peserta di beberapa daerah akan diminta untuk menggunakan penyeka di rumah yang akan dikirim ke laboratorium untuk pengujian.

Setelah vaksinasi, orang-orang tersebut akan mendapatkan beberapa kali kunjungan untuk tindak lanjut secara singkat. Selama kunjungan, tim peneliti akan memeriksa tubuh, sampel darah, dan melihat catatan digital yang sudah diisi. Dari sampel darah yang diambil dapat digunakan untuk menilai respons imun terhadap keampuhan dari vaksin tersebut.

Baca juga: Ini Cara Virus Corona Menyerang Tubuh

Kapan Penelitian dari Vaksin Tersebut Dapat Digunakan?

Untuk menilai apakah vaksin tersebut berfungsi untuk melindungi seseorang dari virus corona, ahli statistik akan melakukan perbandingan terkait jumlah infeksi pada orang yang mendapat vaksin. Dikarenakan angka penyebaran dari virus corona di Inggris sudah menurun drastis, penelitian ini akan dilanjutkan di Afrika Selatan dan Brazil. Semoga saja vaksin "ChAdOx1 nCoV-19" benar-benar ampuh untuk mengatasi penyebaran dari virus corona.

Referensi:
University of Oxford. Diakses pada 2020. Oxford COVID-19 vaccine to begin phase II/III human trials.
BBC. Diakses pada 2020. Coronavirus: First patients injected in UK vaccine trial.
CBS News. Diakses pada 2020. With coronavirus fading in UK, Oxford vaccine trial expands into hard-hit South Africa and Brazil.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan