Faktor Genetik Menjadi Penyebab Gagap, Benarkah?

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 November 2022

“Seseorang dengan kondisi gagap akan berbicara mengulang kata atau patah-patah. Kondisi ini terjadi karena berbagai faktor, salah satunya adalah keturunan alias genetik.”

Faktor Genetik Menjadi Penyebab Gagap, Benarkah?Faktor Genetik Menjadi Penyebab Gagap, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Selain mengulang kata dan berbicara patah-patah, seseorang yang gagap juga menunjukkan gejala seperti mata berkedip lebih cepat dan bibir yang bergetar. Sudah pasti, kondisi ini akan membuat pengidapnya mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tak jarang jika pengidapnya juga kerap mengalami penurunan kualitas hidup. 

Data dari The Stuttering Foundation menyebutkan, gagap dialami oleh sekitar 70 juta orang atau 1 persen dari keseluruhan jumlah penduduk di seluruh dunia. Menariknya, gagap lebih sering dijumpai pada laki-laki dengan perbandingan satu banding empat atau empat kali lebih banyak.

Benarkah Terjadi karena Faktor Genetik?

Tak hanya itu, gagap juga menjadi gangguan kesehatan yang umum terjadi pada anak. Setidaknya, 5 dari 100 anak berpotensi mengalami masalah ini yang bisa berlangsung sekitar 6 bulan atau bahkan lebih lama. Mulanya, keadaan ini dianggap sebagai hal yang wajar ketika anak mulai belajar berbicara, terlebih saat kemampuan bahasa dan bicara anak memang belum berkembang dengan baik. 

Namun, seiring dengan usia yang semakin bertambah, gagap yang dialami anak seharusnya bisa membaik dengan sendirinya. Sayangnya, beberapa anak mengalami gagap hingga usia dewasa. Inilah mengapa, mengetahui gejala dan melakukan penanganan dini pada gagap menjadi langkah yang paling baik. Lalu, apa yang menjadi penyebab gagap? Benarkah salah satunya berkaitan dengan genetik?

Ternyata, gagap sendiri terjadi karena banyak faktor. Salah satunya juga memang diduga ada peran genetik alias keturunan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sekitar 60 persen dari kondisi gagap yang terjadi pada anak, diwariskan dari orang tua dengan kondisi serupa atau anggota keluarga lainnya. 

Penyebab Gagap Lainnya

Selain karena genetik, gagap juga bisa terjadi karena beberapa kondisi lainnya, di antaranya:

1. Kondisi neurogenik

Kelainan ini dapat dipengaruhi oleh masalah pada otot, saraf, dan otak yang turut terlibat dengan kemampuan berbicara seseorang. Masalah ini bisa disebabkan karena kecelakaan sehingga cedera otak dan kondisi lainnya seperti stroke dan Alzheimer.

2. Mengalami trauma emosional

Pada kondisi yang bisa dikatakan jarang terjadi, gagap yang dialami seseorang juga dihubungkan dengan trauma secara emosional. Kondisi ini umumnya dialami orang dewasa yang mengalami depresi atau masalah kesehatan mental tertentu.

3. Gangguan motorik

Para peneliti juga mengaitkan gagap dengan masalah yang terjadi pada kendali motorik berbicara. Sementara itu, gagap yang menyerang anak dikaitkan dengan masalah yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai usianya atau terlambat.

Mengatasi Gagap

Gagap yang dialami seseorang bisa membuatnya mengalami penurunan kepercayaan diri akibat kesulitan berkomunikasi. Oleh karena itu, kelainan ini sebaiknya segera ditangani. Beberapa cara penanganan yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Terapi bicara. Terapi diawali dengan bicara dengan tempo yang pelan dan mengalami peningkatan tempo secara perlahan.
  • Menggunakan alat bantu. Alat akan dipasang pada telinga untuk membantu melancarkan bicara.
  • Terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi dilakukan untuk membantu mengubah cara berpikir yang bisa membuat gagap menjadi lebih buruk.

Tanyakan pada dokter di Halodoc mengenai metode penanganan gagap yang paling tepat. Kamu bisa langsung download Halodoc di ponselmu dari Play Store maupun App Store. 

Referensi:
Verywell Mind. Diakses pada 2022. What is Stuttering?
WebMD. Diakses pada 2022. Stuttering.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Stuttering.
KidsHealth. Diakses pada 2022. Stuttering.
The Stuttering Foundation. Diakses pada 2022. Stuttering Facts and Information.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan