Faktor Risiko Seseorang Mengalami Asma Bronkial

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 Januari 2023

“Asma bronkial adalah penyakit peradangan kronis pada saluran udara yang menyebabkan pengidapnya mengalami serangan batuk, mengi, sesak napas, dan sesak dada. Masalah kesehatan ini bisa terjadi karena banyak hal, termasuk paparan zat alergen dan polusi udara.”

Faktor Risiko Seseorang Mengalami Asma BronkialFaktor Risiko Seseorang Mengalami Asma Bronkial

Halodoc, Jakarta – Alergi memiliki kaitan yang kuat dengan asma bronkial dan penyakit pernapasan lainnya seperti sinusitis kronis, infeksi telinga tengah, dan polip hidung. Menariknya, analisis baru-baru ini terhadap pengidap asma menunjukkan bahwa mereka yang memiliki alergi dan asma kerap terbangun pada malam hari.

Tidak hanya itu, mereka juga tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa serta memerlukan obat yang lebih kuat untuk mengendalikan gejalanya. Asma juga memiliki kaitan dengan sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Sel mast adalah sel penyebab alergi yang melepaskan bahan kimia seperti histamin. 

Histamin adalah zat yang menyebabkan hidung tersumbat pada kondisi demam, penyempitan saluran udara pada asma, dan gatal pada alergi kulit. Sementara itu, eosinofil dan limfosit T adalah jenis sel darah putih yang berhubungan dengan penyakit alergi dan peradangan.

Faktor Risiko Pemicu Asma Bronkial

Pada beberapa orang, peradangan menyebabkan sesak dada dan sesak napas yang sering muncul pada malam hari (asma nokturnal) atau dini hari. Sementara lainnya hanya merasakan gejala saat berolahraga atau asma akibat olahraga. Ada beberapa kondisi yang menjadi pemicu munculnya gejala asma bronkial pada seseorang, antara lain:

  • Menjadi perokok aktif dan pasif.
  • Infeksi seperti pilek, flu, atau radang paru-paru.
  • Alergen seperti makanan, serbuk sari, jamur, tungau debu, dan bulu hewan peliharaan.
  • Olahraga atau aktivitas fisik tertentu.
  • Polusi udara dan paparan zat beracun.
  • Cuaca, terutama perubahan suhu yang ekstrim.
  • Mengonsumsi obat tertentu (seperti aspirin, NSAID, dan beta-blocker)
  • Bahan tambahan makanan (seperti MSG).
  • Stres emosional dan kecemasan.
  • Bernyanyi, tertawa, atau menangis.
  • Parfum dan wewangian lain.
  • Refluks asam.

Sementara itu, seseorang yang mengalami asma bronkial akan menunjukkan gejala berikut:

  • Sesak napas.
  • Sesak dada.
  • Mengi.
  • Batuk yang terjadi secara berlebihan yang membuat pengidapnya tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Penanganan dan Pencegahan yang Dapat Dilakukan

Setelah mendapatkan diagnosis, dokter akan merekomendasikan obat asma (yang dapat mencakup inhaler dan pil asma) serta perubahan gaya hidup untuk mengobati sekaligus mencegah serangan asma.

Misalnya, pengidap acap memerlukan inhaler asma antiinflamasi jangka panjang untuk mengobati peradangan yang memiliki hubungan dengan asma. Inhaler ini memberikan steroid dosis rendah ke paru-paru dengan efek samping ringan apabila pemakaiannya tepat.

Jika kamu mengidap asma bronkial, pastikan dokter menunjukkan cara menggunakan inhaler dengan benar. Selain itu, pastikan pula untuk menyimpan inhaler cadangan jika terjadi serangan asma. M

eski belum ada obat yang bisa menyembuhkan, dokter akan membantu meresepkan obat yang tepat untuk mengurangi dan mencegah munculnya gejala.

Pengidap asma bronkial sebaiknya tidak melewatkan penggunaan obat pengontrol dan menghindari berbagai hal yang bisa menjadi pemicu munculnya gejala dan serangan asma.

Tidak hanya itu, pengidap juga perlu disiplin menerapkan pola hidup sehat dengan memakai masker saat berada di luar rumah, tidak merokok, dan memenuhi asupan gizi seimbang.

Untuk mengatasi asma yang kamu dan keluargamu alami kambuh, dapatkan produk kesehatannya di aplikasi Halodoc. Tanpa repot, pesananmu akan sampai dalam waktu satu jam. Klik gambar di bawah ini untuk memesannya sekarang:

obat asma
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2023. Bronchial Asthma.
Siloam Hospitals. Diakses pada 2023. Asma Bronkial, Apa Gejala dan Penyebabnya?
Kemenkes RI. Diakses pada 2023. Asma Bronkial (FAQ).

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan