Fungsi Kerongkongan dalam Sistem Pencernaan Manusia

9 menit
Ditinjau oleh  dr. Caisar Dewi Maulina   31 Januari 2025

Fungsi kerongkongan misalnya untuk mendorong makanan dan cairan menuju lambung.

Fungsi Kerongkongan dalam Sistem Pencernaan ManusiaFungsi Kerongkongan dalam Sistem Pencernaan Manusia

DAFTAR ISI

  1. Fungsi Kerongkongan dalam Sistem Pencernaan
  2. Penyakit yang Rentan Terjadi di Kerongkongan
  3. Ciri-Ciri Gangguan pada Kerongkongan
  4. Apa Kata Riset?
  5. Cara Menjaga Kesehatan dan Fungsi Kerongkongan

Kerongkongan atau yang dikenal juga sebagai esofagus adalah salah satu bagian dari sistem pencernaan manusia.

Bagian ini memiliki panjang sekitar 25-30 cm pada orang dewasa. Letaknya di belakang trakea (batang tenggorokan) dan di depan tulang belakang.

Fungsi kerongkongan sangatlah penting dan bagian ini memiliki bentuk seperti tabung yang memiliki otot di dalamnya.

Ketika otot pada kerongkongan terjaga dengan baik, kondisi ini membuat kerongkongan bisa berfungsi secara optimal.

Sayangnya, bagian ini juga rentan terhadap berbagai penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan.

Untuk itu, penting untuk mengetahui setiap gejala yang menjadi tanda gangguan agar kondisi ini bisa segera diatasi. Dengan begitu, fungsi kerongkongan dalam sistem pencernaan kamu tidak terganggu.

Fungsi Kerongkongan dalam Sistem Pencernaan

Kerongkongan berada di bagian tengah rongga dada dan memiliki dua sfingter yang mengontrol katup kerongkongan untuk terbuka dan tertutup.

Secara umum, berikut fungsi utama kerongkongan adalah menyalurkan makanan dan minuman dari mulut ke lambung.

Proses ini melibatkan beberapa mekanisme:

  • Menelan: Ketika kamu menelan, lidah akan mendorong makanan ke belakang menuju tenggorokan. Saat itu, epiglotis (sejenis katup) akan menutup saluran napas untuk mencegah makanan masuk ke paru-paru.
  • Gerakan peristaltik: Otot-otot pada dinding kerongkongan akan berkontraksi secara bergelombang, mendorong makanan secara perlahan menuju lambung. Gerakan ini disebut peristaltik. Saat kamu muntah, gerakan ini akan berbalik sehingga membuat makanan atau cairan dalam perut menuju ke mulut untuk dikeluarkan.
  • Sfingter Esofagus Atas (UES): Otot cincin di bagian atas kerongkongan yang berfungsi mencegah makanan kembali ke mulut.
  • Sfingter Esofagus Bawah (LES): Otot cincin di bagian bawah kerongkongan yang berfungsi mencegah asam lambung naik kembali ke kerongkongan.

Adapun proses menelan yang perlu kamu pahami:

  • Makanan dikunyah dan dilumatkan di mulut.
  • Lidah mendorong makanan ke belakang menuju tenggorokan.
  • Epiglotis menutup saluran napas.
  • Makanan masuk ke kerongkongan.
  • Gerakan peristaltik mendorong makanan menuju lambung.
  • LES terbuka untuk memungkinkan makanan masuk ke lambung, lalu menutup kembali.

Apa Kata Riset?

Menelan nyatanya bukanlah proses sederhana yang memasukan makanan ke tenggorokan untuk kemudian masuk ke dalam perut.

Proses ini melibatkan berbagai macam tahapan. Melansir dari artikel yang dipublikasikan pada GI Motility online, proses ini dibagi menjadi tiga tahap, yakni persiapan, transfer, dan transportasi.

Tahap persiapan adalah tahap awal yang melibatkan tindakan sadar untuk memasukkan makanan ke mulut dan refleks di rongga mulut yang membantu menyiapkan makanan menjadi bolus (bulatan makanan yang siap ditelan).  

Prosesnya meliputi mengisap, mengunyah, mencampur makanan dengan air liur, dan membentuk bolus yang ukurannya pas.

Pada tahap transfer, proses ini melibatkan aktivitas refleks di rongga mulut dan faring (bagian belakang tenggorokan). Setelah bolus terbentuk, lidah membentuk semacam cangkir untuk menampung bolus. 

Kemudian, lidah mendorong bolus ke belakang menuju faring.  Jika lidah lemah, bolus bisa tumpah dan menyebabkan aspirasi (masuknya makanan ke saluran pernapasan). 

Saat bolus masuk ke faring, langit-langit lunak terangkat untuk menutup saluran hidung, dan dinding belakang faring bergerak naik.  Otot-otot di faring kemudian berkontraksi untuk mendorong bolus ke kerongkongan.

Selanjutnya adalah tahap transportasi. Pada tahap ini, bolus makanan bergerak melalui kerongkongan menuju lambung. 

Kerongkongan berkontraksi secara bergelombang (peristaltik) untuk mendorong bolus ke bawah.  

Di ujung bawah kerongkongan terdapat sfingter (katup) yang akan terbuka saat bolus lewat dan kemudian menutup untuk mencegah asam lambung naik kembali. Proses menelan melibatkan koordinasi yang kompleks antara otot-otot dan saraf. 

Tahap persiapan/oral adalah tindakan sadar, sedangkan tahap faring dan esofagus diatur oleh refleks menelan yang tidak disadari.  

Otot-otot yang terlibat berbeda-beda, ada yang bekerja secara sadar (otot mulut dan lidah), ada yang khusus (otot faring dan kerongkongan atas), dan ada juga otot polos (kerongkongan bawah dan sfingter).  Saraf-saraf kranial berperan penting dalam mengendalikan otot-otot ini.

Refleks menelan diatur oleh pusat menelan di batang otak.  Saat aktif, pusat ini mengirim sinyal ke saraf-saraf kranial.  Peristaltik di kerongkongan terjadi karena urutan inhibisi (penghambatan) dan eksitasi (rangsangan) otot.  

Ada dua jenis peristaltik, yaitu primer (yang terjadi saat menelan) dan sekunder (yang berfungsi membersihkan sisa makanan atau asam lambung dari kerongkongan).  

Sfingter kerongkongan bawah dapat relaksasi baik sebagai bagian dari refleks peristaltik maupun secara terpisah (relaksasi sfingter esofagus transien), yang dapat menyebabkan refluks asam lambung.

Penyakit yang Rentan Terjadi di Kerongkongan

Serupa dengan organ tubuh yang lain, kerongkongan juga berisiko mengalami berbagai penyakit. Sebaiknya waspada dan jaga kesehatan kerongkongan agar terhindar dari berbagai penyakit, seperti:

1. GERD

Adanya gangguan pada ujung katup kerongkongan dapat memicu cairan dari lambung kembali naik ke atas dan kemudian menyebabkan GERD.

Kondisi ini menyebabkan pengidapnya mengalami sensasi panas pada bagian dada hingga bau mulut. 

2. Esofagitis

Esofagitis terjadi ketika lapisan kerongkongan atau esofagus mengalami peradangan.

Kondisi ini bisa terjadi akibat adanya GERD, reaksi alergi, berlebihan mengonsumsi makanan berlemak, atau infeksi yang menyerang bagian esofagus.

3. Gangguan Motilitas

Kondisi ini terjadi akibat adanya gangguan gerak otot atau peristaltik pada kerongkongan.

Gangguan ini bisa dialami sebagai kejang terkoordinasi dari bagian kerongkongan yang menyebabkan pengidapnya kesulitan menelan.

4. Kanker Esofagus

Kanker jenis ini berisiko dialami oleh orang yang memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol. Ada dua jenis kanker esofagus adenokarsinoma dan karsinoma sel skuamosa.

Adenokarsinoma berasal dari sel-sel kelenjar yang melapisi bagian bawah kerongkongan. Sering dikaitkan dengan GERD.

Sedangkan karsinoma sel skuamosa berasal dari sel-sel pipih yang melapisi bagian dalam kerongkongan. 

5. Varises Esofagus

Kondisi ini terjadi ketika vena pada esofagus mengalami pelebaran yang dapat memicu berbagai gangguan kesehatan.

Ciri-Ciri Gangguan pada Kerongkongan

Tentunya gejala yang akan dialami oleh seseorang dengan gangguan kerongkongan sangat beragam dan disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya.

Namun, ada beberapa gejala utama yang perlu diwaspadai, seperti:

1. Heartburn

Kondisi ini digambarkan dengan munculnya sensasi panas pada bagian dada. Jika heartburn yang kamu rasakan tidak membaik meskipun sudah melakukan perawatan di rumah, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan.

2. Disfagia

Disfagia adalah kondisi kesulitan menelan. Pengidap disfagia akan kesulitan untuk mentransfer makanan atau cairan dari mulut menuju lambung.

3. Odynophagia

Kondisi ini diartikan dengan nyeri ketika menelan. Biasanya digambarkan dengan rasa nyeri yang sangat tajam di belakang tulang dada.

Cara Menjaga Kesehatan dan Fungsi Kerongkongan

Supaya terhindar dari gangguan di atas, jaga kesehatan dan fungsi kerongkongan dengan tips berikut:

  • Jaga berat badan ideal. Sebab, kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada perut dan mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
  • Olahraga secara teratur untuk menjaga fungsi pencernaan tetap lancar dan memperkuat otot-otot yang mendukung kerongkongan.
  • Hindari aktivitas fisik yang terlalu berat setelah makan, terutama yang melibatkan membungkuk atau berbaring.
  • Stres dapat memicu produksi asam lambung berlebih. Carilah cara untuk mengelola stres, seperti meditasi atau yoga.
  • Tubuh yang cukup istirahat akan membantu proses penyembuhan dan regenerasi sel-sel tubuh, termasuk sel-sel pada kerongkongan.
  • Makan dengan porsi kecil dan sering. Makan dalam porsi besar dapat meregangkan lambung dan meningkatkan risiko asam lambung naik.
  • Kunyah makanan secara menyeluruh untuk mempermudah proses pencernaan dan mengurangi beban kerja kerongkongan.
  • Hindari makanan pedas, asam, berlemak, dan berkafein yang dapat memicu produksi asam lambung berlebih.
  • Batasi konsumsi alkohol yang dapat mengiritasi lapisan kerongkongan dan memperburuk gejala refluks asam lambung.
  • Jangan berbaring setelah makan, beri jeda sekitar 2-3 jam sebelum berbaring atau tidur.
  • Berhenti merokok yang dapat merusak lapisan kerongkongan.
  • Minum air putih yang cukup. Air membantu melumasi kerongkongan dan memudahkan makanan melewati saluran pencernaan.
  • Hindari pakaian ketat yang dapat menekan perut dan meningkatkan tekanan pada kerongkongan.
  • Tinggikan kepala saat tidur sekitar 15-20 cm. Hal ini dapat mengurangi risiko asam lambung naik ke kerongkongan.

Itulah berbagai gejala yang perlu diwaspadai dari gangguan pada kerongkongan.

Segera tanyakan langsung pada dokter menggunakan Halodoc ketika kamu mengalami keluhan kesehatan yang berkaitan dengan kerongkongan.

Caranya download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play.

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Esophagus.
Very Well Health. Diakses pada 2025. The Structure, Function, and Conditions of the Esophagus.
GI Motility online. Diakses pada 2025. Physiology of oral, pharyngeal, and esophageal motility

FAQ

1. Apa kegunaan dari kerongkongan?

Kerongkongan atau esofagus memiliki peran penting dalam sistem pencernaan kita. Fungsinya adalah untuk menyalurkan makanan dan minuman dari mulut menuju lambung.

Selain itu, kerongkongan juga membantu mencegah makanan atau minuman masuk ke saluran pernapasan.

2. Penyakit kerongkongan apa saja?

Ada beberapa penyakit yang bisa menyerang kerongkongan, di antaranya:

  • GERD (Gastroesophageal Reflux Disease): Kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan sensasi panas di dada (heartburn).
  • Esofagitis: Peradangan pada lapisan dalam kerongkongan yang bisa disebabkan oleh infeksi, alergi, atau refluks asam lambung.
  • Barrett’s esophagus: Perubahan sel-sel pada lapisan bawah kerongkongan yang dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.
  • Kanker esofagus: Pertumbuhan sel abnormal pada jaringan esofagus.
  • Achalasia: Kelainan pada otot kerongkongan yang menyebabkan kesulitan menelan.

3. Bagaimana cara memperbaiki kerongkongan yang lemah?

Memperbaiki kerongkongan yang lemah tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti GERD atau achalasia, pengobatan yang tepat akan diberikan oleh dokter.

Beberapa cara umum untuk menjaga kesehatan kerongkongan antara lain:

  • Mengubah gaya hidup: Menghindari makanan pedas, asam, berlemak, dan kafein. Makan dalam porsi kecil dan sering.
  • Menjaga berat badan ideal: Obesitas dapat memperburuk gejala GERD.
  • Berhenti merokok: Merokok dapat merusak lapisan dalam kerongkongan.
  • Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi: Ini membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan saat tidur.

4. Bagaimana cara mengatasi radang kerongkongan?

Untuk mengatasi radang kerongkongan, kamu bisa melakukan hal-hal berikut:

  • Konsumsi makanan yang lembut: Hindari makanan yang keras, kasar, atau bertekstur tajam.
  • Minum banyak air putih: Membantu menenangkan kerongkongan yang meradang.
  • Hindari makanan dan minuman yang asam: Seperti jeruk, tomat, kopi, dan minuman bersoda.
  • Obat pereda nyeri: Obat seperti paracetamol dapat membantu meredakan nyeri.
  • Obat-obatan dari dokter: Jika radang kerongkongan disebabkan oleh infeksi, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik.