Advertisement

Gejala Kadar Leukosit Rendah yang Perlu Diwaspadai

8 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   26 Desember 2025

Kenali gejala kurangnya leukosit pada tubuh, seperti sakit tenggorokan, demam tinggi, menggigil, hingga muncul ruam kulit.

Gejala Kadar Leukosit Rendah yang Perlu DiwaspadaiGejala Kadar Leukosit Rendah yang Perlu Diwaspadai

DAFTAR ISI


Sel darah putih atau leukosit menjadi komponen penting sistem imunitas tubuh yang fungsinya membantu melawan infeksi dan penyakit. Ini artinya, jumlah sel darah putih juga harus seimbang.

Jika kadarnya kurang dari normal, tubuh akan mengalami masalah kesehatan yang disebut leukopenia.

Orang dewasa disebut mengalami leukopenia apabila jumlah leukosit pada darah tidak lebih dari 4.000 sel per mikroliter darah. Padahal, angka normal leukosit adalah antara 4.500 sampai 11.000.

Angka ini berlaku untuk anak dan dewasa semua jenis kelamin. Lalu, apa yang dirasakan saat tubuh kekurangan leukosit?

Apa Itu Leukosit?

Leukosit, atau sel darah putih, adalah komponen krusial dalam sistem kekebalan tubuh. Mereka berperan penting dalam mendeteksi dan melawan infeksi serta penyakit. Ibarat “tentara” tubuh, leukosit melindungi dari serangan mikroorganisme berbahaya seperti bakteri, virus, parasit, dan sel-sel dengan DNA yang bermutasi.

Penyebab Leukosit Rendah

Leukopenia dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab umum kadar leukosit rendah:

  • Infeksi virus. Beberapa infeksi virus, seperti HIV/AIDS, influenza, dan hepatitis, dapat menekan produksi sel darah putih.
  • Gangguan autoimun. Penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis dapat menyebabkan tubuh menyerang sel darah putihnya sendiri.
  • Efek samping obat-obatan. Beberapa jenis obat, termasuk antibiotik, antipsikotik, dan obat kemoterapi, dapat menurunkan jumlah leukosit.
  • Kelainan sumsum tulang. Kondisi seperti leukemia, sindrom mielodisplastik, dan anemia aplastik dapat mengganggu produksi sel darah putih di sumsum tulang.
  • Malnutrisi. Kekurangan nutrisi penting seperti vitamin B12, folat, dan tembaga dapat memengaruhi produksi sel darah putih.
  • Kanker. Kanker yang menyebar ke sumsum tulang dapat merusak sel-sel penghasil darah, termasuk leukosit.
  • Limfoma. Jenis kanker darah yang menyerang sistem limfatik ini dapat memengaruhi produksi dan fungsi leukosit.
  • Splenomegali. Pembesaran limpa (splenomegali) dapat menyebabkan peningkatan penghancuran sel darah putih.

Untuk mengetahui penyebab pasti leukopenia, diperlukan pemeriksaan medis yang menyeluruh oleh dokter.

Gejala Leukosit Rendah (Leukopenia)

Kadar leukosit yang rendah bisa menunjukkan adanya masalah tertentu.

Beberapa di antaranya yaitu rheumatoid arthritis, efek dari menjalani terapi pengobatan untuk kanker, defisiensi vitamin, dan mengidap penyakit lupus. 

Ketika leukosit di dalam tubuh turun hingga di bawah angka normal, gejala yang biasanya muncul, yaitu:

  • Infeksi yang sering terjadi. Karena sistem kekebalan tubuh melemah, seseorang dengan leukopenia lebih rentan terhadap infeksi bakteri, virus, atau jamur.
  • Demam. Demam adalah respons umum terhadap infeksi dan dapat menjadi tanda bahwa tubuh sedang berjuang melawan penyakit.
  • Menggigil. Menggigil seringkali menyertai demam dan merupakan respons tubuh terhadap perubahan suhu internal.
  • Sariawan. Leukopenia dapat meningkatkan risiko infeksi jamur di mulut, menyebabkan sariawan.
  • Nyeri tenggorokan. Infeksi bakteri atau virus pada tenggorokan lebih mungkin terjadi pada individu dengan leukopenia.
  • Batuk. Batuk bisa menjadi gejala infeksi saluran pernapasan yang lebih sering terjadi pada orang dengan kadar leukosit rendah.
  • Luka yang sulit sembuh. Proses penyembuhan luka mungkin terhambat karena kurangnya sel darah putih yang berperan dalam perbaikan jaringan.

Selain itu, beberapa orang juga mengalami gejala berikut saat mengidap leukopenia:

  • Nyeri pada perut.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Diare berkepanjangan yang diikuti dengan darah.
  • Nyeri ketika berkemih.
  • Sesak napas ketika melakukan aktivitas ringan, bahkan ketika beristirahat.

Terkadang, kondisi ini dapat berujung pada gangguan kesehatan yang lebih membahayakan nyawa, yaitu sepsis.

Diagnosis Leukosit Rendah

Diagnosis leukosit rendah melibatkan beberapa langkah pemeriksaan untuk mengidentifikasi kondisi tersebut dan menentukan penyebabnya. Berikut adalah prosedur diagnosis yang umum dilakukan:

  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh untuk mencari tanda-tanda infeksi, pembesaran limpa, atau kondisi medis lain yang mungkin terkait dengan leukopenia.
  • Hitung darah lengkap (Complete blood count). Tes darah ini mengukur jumlah berbagai jenis sel darah, termasuk leukosit. Hasil CBC akan menunjukkan apakah jumlah leukosit berada di bawah normal.
  • Apusan darah tepi. Sampel darah diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat bentuk dan jenis sel darah putih. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi kelainan pada sel darah putih.
  • Biopsi sumsum tulang. Jika penyebab leukopenia tidak jelas, dokter mungkin merekomendasikan biopsi sumsum tulang. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel kecil sumsum tulang untuk diperiksa di laboratorium. Biopsi sumsum tulang dapat membantu mendeteksi kelainan pada produksi sel darah.
  • Pemeriksaan penunjang lain. Tergantung pada temuan awal, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti tes HIV, tes autoimun, atau pemeriksaan radiologi untuk mencari penyebab yang mendasari leukopenia.

Pengobatan Leukosit Rendah (Leukopenia)

Pengobatan leukosit rendah (leukopenia) akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

  • Obat-obatan.
    • Faktor pertumbuhan koloni (G-CSF atau GM-CSF). Obat ini merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah putih.
    • Antibiotik, antivirus, atau antijamur. Jika leukopenia disebabkan oleh infeksi, obat-obatan ini akan digunakan untuk mengatasi infeksi tersebut.
    • Kortikosteroid atau imunosupresan. Pada kasus leukopenia yang disebabkan oleh gangguan autoimun, obat-obatan ini dapat membantu menekan respons imun yang berlebihan.
  • Transfusi sel darah putih (leukosit). Prosedur ini jarang dilakukan, tetapi mungkin diperlukan pada kasus leukopenia yang parah dan mengancam jiwa.
  • Penghentian obat. Jika leukopenia disebabkan oleh efek samping obat tertentu, dokter mungkin akan menghentikan atau mengganti obat tersebut.
  • Transplantasi sumsum tulang. Pada kasus kelainan sumsum tulang yang parah, transplantasi sumsum tulang dapat menjadi pilihan untuk menggantikan sumsum tulang yang rusak dengan sel-sel yang sehat.
  • Perubahan pola makan. Jika leukopenia disebabkan oleh kekurangan nutrisi, dokter mungkin akan merekomendasikan perubahan pola makan atau suplemen nutrisi.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan rencana pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing.

Menurut WHO, penanganan leukopenia harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi, dengan mempertimbangkan kondisi medis secara keseluruhan.

Komplikasi Leukosit Rendah yang Mungkin Terjadi

Leukosit rendah dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius akibat penurunan sistem kekebalan tubuh.

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:

  • Infeksi oportunistik. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit yang biasanya tidak berbahaya bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.
  • Sepsis. Respons tubuh yang berlebihan terhadap infeksi, yang dapat menyebabkan kerusakan organ dan kematian.
  • Pneumonia. Infeksi paru-paru yang dapat mengancam jiwa, terutama pada individu dengan leukopenia yang parah.
  • Infeksi jamur invasif. Infeksi jamur yang menyebar ke organ-organ dalam tubuh, seperti paru-paru, otak, atau jantung.
  • Keterlambatan penyembuhan luka. Luka atau infeksi yang membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh karena kurangnya sel darah putih yang berperan dalam proses penyembuhan.

Pencegahan Leukosit Rendah

Meskipun tidak semua penyebab leukopenia dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh:

  • Menjaga kebersihan diri. Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet, untuk mencegah penyebaran infeksi.
  • Menghindari kontak dengan orang sakit. Jauhi orang yang sedang sakit untuk mengurangi risiko tertular infeksi.
  • Menerapkan pola makan sehat. Konsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan untuk mendukung sistem kekebalan tubuh.
  • Beristirahat yang cukup. Tidur yang cukup membantu memulihkan energi dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
  • Mengelola stres. Stres kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Cari cara untuk mengelola stres, seperti berolahraga, bermeditasi, atau melakukan hobi yang menyenangkan.
  • Vaksinasi. Dapatkan vaksinasi yang direkomendasikan untuk melindungi diri dari penyakit infeksius tertentu.
  • Konsultasi dengan dokter. Jika memiliki riwayat penyakit atau mengonsumsi obat-obatan yang dapat memengaruhi jumlah leukosit, konsultasikan dengan dokter secara teratur untuk memantau kondisi dan mendapatkan saran yang tepat.

Hubungi Dokter Ini Jika Kadar Leukosit Rendah

Jika kamu mengalami gejala leukosit rendah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc mendapatkan saran penanganan yang tepat. 

Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala leukosit rendah, terutama jika disertai dengan:

  • Demam tinggi (di atas 38 derajat Celcius)
  • Menggigil
  • Nyeri tenggorokan yang parah
  • Batuk yang tidak membaik
  • Luka yang sulit sembuh
  • Infeksi yang sering kambuh
  • Kelelahan yang berlebihan

Pemeriksaan dan penanganan dini dapat membantu mencegah komplikasi serius akibat leukopenia.

Berikut beberapa dokter spesialis penyakit dalam yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 7 tahun yang bisa kamu hubungi.

Dokter-dokter ini telah mendapatkan penilaian terbaik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani sehingga kamu tak perlu ragu untuk menghubunginya:

1. dr. Siska Damayanti Sp.PD

Dokter Siska Damayanti Sp.PD merupakan salah satu pilihan dokter spesialis penyakit dalam yang bisa kamu hubungi. Ia adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada 2010 dan 2018.

Saat ini ia menjalani praktik di Gresik, Jawa Timur, dan tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dengan nomor STR 3521401423118521.

Dengan pengalaman selama 15 tahun, dr. Siska Damayanti Sp.PD bisa memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait pengobatan leukopenia.

Chat dr. Siska Damayanti Sp.PD mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc

2. dr. Yosa Tamia Marisa Sp.PD

Selanjutnya, kamu bisa menghubungi dr. Yosa Tamia Marisa Sp.PD. Ia adalah lulusan Universitas Andalas pada 2010 dan 2020.

Saat ini, ia berpraktik di Agam, Sumatera Barat, dan masih tergabung sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dengan nomor STR 1321401320109704.

Berbekal pengalaman selama 14 tahun, dr. Yosa Tamia Marisa Sp.PD bisa memberikan layanan konsultasi di Halodoc seputar menangani leukosit rendah atau leukopenia. 

Kamu juga bisa berkonsultasi dengannya terkait penyakit diabetes, fungsi ginjal, dbd dan penyakit tropis, gangguan pencernaan, kesehatan paru, serta hipertensi.

Chat dr. Yosa Tamia Marisa Sp.PD mulai dari Rp 75.000,- di Halodoc.

Itulah berbagai daftar dokter spesialis yang bisa kamu hubungi untuk mendapatkan informasi tentang pengobatan leukopenia.

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc. Pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:
NHS. Diakses pada 2025. Low White Blood Cell Count.
Healthline. Diakses pada 2025. What Is a White Blood Cell (WBC) Count?
University of Rochester Medical Center. Diakses pada 2025. White Blood Cell Count.
WebMD. Diakses pada 2025. Why Is My White Blood Cell Count Low?