Haruskah Lansia Menjalani Operasi saat Mengalami Batu Ginjal?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   06 Agustus 2021
Haruskah Lansia Menjalani Operasi saat Mengalami Batu Ginjal?Haruskah Lansia Menjalani Operasi saat Mengalami Batu Ginjal?

Lansia merupakan kelompok individu yang rentan mengalami batu ginjal. Ada berbagai faktor yang dapat memicu terbentuknya batu ginjal, mulai dari kurang minum atau konsumsi makanan tertentu. Apabila batu ginjal berukuran cukup besar dan berisiko menyumbat saluran serta menimbulkan gejala, maka perlu ada penanganan medis untuk menghilangkannya.”

Halodoc, Jakarta – Apakah kamu sering menahan BAK atau jarang minum air? Sebaiknya, kebiasaan tersebut harus kamu stop. Sebab, kebiasaan menahan BAK dan jarang minum air dapat memicu terbentuknya batu ginjal. Kondisi ini terjadi ketika urine menjadi terlalu pekat sehingga lama kelamaan mengendap dan mengkristal menjadi batu.

Ketika sudah terkena batu ginjal, gejala yang muncul bisa sangat menyakitkan, terlebih saat buang air kecil. Lansia merupakan kelompok individu yang rentan mengalami batu ginjal. Lantas, apakah lansia yang mengalami batu ginjal harus segera dioperasi? Simak penjelasan berikut terlebih dahulu.

Baca juga: 5 Penyebab Batu Ginjal yang Harus Dihindari

Apakah Batu Ginjal Harus Dioperasi?

Sebenarnya, penyakit batu ginjal tidak selalu harus dioperasi. Apabila ukurannya masih kecil dan tidak menyumbat saluran, perawatan mungkin tidak diperlukan. Dokter akan terus memantau apakah ukurannya semakin besar atau tidak. Selain itu, kamu mungkin akan disarankan oleh dokter untuk mengatur gaya hidup dan rutin minum air supaya batu tidak semakin membesar.

Pada kasus batu ginjal yang terlalu besar dan berisiko menyebabkan perdarahan, kerusakan ginjal atau infeksi saluran kemih, operasi mungkin diperlukan. Berikut opsi penanganan medis untuk atasi batu ginjal:

1. ESWL

Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) adalah prosedur untuk memecah batu ginjal menggunakan gelombang suara. ESWL menggunakan gelombang suara untuk menciptakan getaran kuat yang memecah batu menjadi potongan-potongan kecil yang kemudian dikeluarkan melalui urine. Prosedur ini cukup singkat hanya memakan waktu sekitar 45 hingga 60 menit saja.

2. Nefrolitotomy

Selain menggunakan gelombang suara, batu ginjal juga dapat diangkat melalui nefrolitotomi. Ini merupakan prosedur pembedahan untuk mengangkat batu ginjal yang ukurannya sudah sangat besar. Sebelum menjalani operasi ini, kamu perlu mendapatkan anestesi umum. Setelah itu dokter akan mulai membuat sayatan kecil di punggung dan memasukan teleskop kecil serta instrumen lain untuk mengangkat batu.

Baca juga: Batu Ginjal Bisa Berakhir pada Gagal Ginjal, Benarkah?

3. Ureteroskop

Untuk mengeluarkan batu yang lebih kecil, dokter juga dapat memasukkan tabung tipis (ureteroskop) yang dilengkapi dengan kamera melalui uretra ke ureter. Setelah batu ditemukan, ureteroskop akan memecah batu menjadi beberapa bagian. Batu yang telah terpecah menjadi bagian-bagian kecil ini kemudian akan dikeluarkan melalui urine.

4. Operasi Kelenjar Paratiroid

Batu ginjal juga dapat terbentuk dari kalsium fosfat akibat kelenjar paratiroid yang terlalu aktif. Ketika kelenjar ini menghasilkan terlalu banyak hormon paratiroid, kadar kalsium bisa menjadi terlalu tinggi dan membentuk batu ginjal. Menghambat pertumbuhan dari kelenjar paratiroid mampu menghentikan pembentukan batu ginjal.

Berbagai Penyebab Batu Ginjal

Penyebab batu ginjal biasanya diidentifikasi melalui jenisnya. Nah, berikut jenis-jenis batu ginjal yang perlu kamu ketahui:

  • Batu kalsium oksalat. Kebanyakan batu ginjal adalah batu kalsium oksalat. Oksalat adalah zat yang diproduksi oleh hati atau diserap dari makanan. Kandungan oksalat biasanya terdapat pada buah-buahan dan sayuran tertentu, serta kacang-kacangan dan cokelat.
  • Batu kalsium fosfat. Jenis batu ini lebih sering terjadi pada seseorang yang mengidap penyakit metabolik. Pembentukan batu ini juga sering dikaitkan dengan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati migrain atau kejang.
  • Batu struvit. Jenis yang satu ini terbentuk akibat respons terhadap infeksi saluran kemih. Batu-batu ini dapat tumbuh dengan cepat dan menjadi cukup besar.
  • Batu asam urat. Makanan tinggi protein dapat memicu terbentuknya batu asam urat. Jenis batu ini juga kerap dialami oleh individu yang kekurangan cairan karena diare kronis atau malabsorpsi, diabetes atau sindrom metabolik.
  • Batu sistin. Seseorang dengan kelainan herediter yang disebut cystinuria dapat mengidap batu ginjal sistin. Batu ini terbentuk akibat terlalu banyak kandungan asam amino tertentu.

Baca juga: Ketahui 4 Cara Sederhana Cegah Batu Ginjal

Apabila kamu mengalami gejala-gejala batu ginjal. Jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Supaya lebih mudah, buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc terlebih dahulu. Yuk, download aplikasinya sekarang juga!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Kidney Stones.
NHS. Diakses pada 2021. Kidney stones.