Hendak Melahirkan Normal? Ini Tips yang Perlu Ibu Ketahui

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Mei 2023

“Pemulihan setelah melahirkan normal cenderung lebih singkat dan minim komplikasi. Oleh sebab itu, ibu perlu mengetahui berbagai tips supaya bisa melahirkan secara normal.”

Hendak Melahirkan Normal? Ini Tips yang Perlu Ibu KetahuiHendak Melahirkan Normal? Ini Tips yang Perlu Ibu Ketahui

Halodoc, Jakarta – Setiap ibu hamil pasti ingin melahirkan normal atau persalinan yang dilakukan secara alami melalui vagina. Meski begitu, mayoritas wanita merasa takut saat membayangkan rasa sakit yang mungkin terjadi.

Hal ini terutama terjadi pada wanita yang baru pertama kali melahirkan. Namun, rasa khawatir ini bisa diredam dengan mengetahui beberapa tips supaya proses persalinan berjalan lancar. Yuk, intip berbagai tips melahirkan normal berikut ini!

Tips Melahirkan Normal

Berikut tips agar proses melahirkan normal berjalan lancar:

1. Rutin memeriksakan diri

Saat hamil, pastikan ibu memberi tahu bidan atau dokter kandungan tentang keinginan untuk bisa melahirkan normal. Dokter akan memeriksakan riwayat kesehatan secara keseluruhan untuk menilai bisa atau tidaknya persalinan normal dilakukan. 

Setelah lampu hijau diberikan, ibu perlu secara rutin melakukan pemeriksaan untuk memantau kesehatan diri sendiri dan janin agar persalinan lebih mudah dilakukan.

2. Ketahui berbagai risikonya

Setiap persalinan, baik itu normal atau caesar tentu memiliki risiko tersendiri dan menyesuaikan keadaan yang ada. Melahirkan normal bisa menyebabkan komplikasi jika bayi berada dalam posisi sungsang. 

Hal ini dapat membuat persalinan lebih sulit dilakukan, terutama dengan cara normal. Jika dibiarkan, bayi bisa terlilit tali pusat dan persalinan terjadi lebih lama.

3. Tanamkan keyakinan

Sebelum memutuskan untuk melahirkan normal, yakinkan diri sendiri jika ini adalah pilihan terbaik. Terus ingatlah keuntungan dari persalinan normal, seperti pemulihan yang lebih cepat dan dapat langsung melihat bayi yang dilahirkan. Jangan lupa juga untuk meminta dukungan dari suami dan orang terdekat lainnya terkait hal ini.

4. Pilih rumah sakit terbaik

Rencanakan persalinan dengan cara memilih rumah sakit terbaik yang mampu mendukung persalinan normal. Pastikan juga rumah sakit yang dipilih tidak jauh dari rumah, sehingga tidak memakan waktu banyak saat momen melahirkan tiba.

Jangan lupa untuk memastikan tempat persalinan yang dipilih memiliki fasilitas yang memadai ditambah tenaga medis yang profesional.

5. Ikuti kelas persiapan persalinan normal

Tips melahirkan normal selanjutnya adalah mengikuti kelas persiapan, terutama bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan. Ada banyak materi yang nantinya akan ibu dapatkan, termasuk teknik pernapasan agar dapat membantu untuk mengurangi rasa sakit saat persalinan. 

Ibu juga bisa bertemu dengan bumil lainnya untuk berbagi tips dan saling menguatkan.

6. Rutin berolahraga

Ibu juga perlu berolahraga sembari melatih pernapasan. Lakukan olahraga ringan saja sudah cukup, seperti berjalan-jalan santai, latihan yoga atau senam hamil.

Jika ibu ingin mengetahui gerakan senam untuk membantu proses persalinan, baca artikel berikut ini Ini 4 Gerakan Senam Ibu Hamil untuk Memudahkan Persalinan.

Iringi dengan latihan pernapasan di setiap sesi olahraga. Latihan pernapasan sangat penting agar tubuh terlatih dengan baik dan lebih kuat saat melahirkan normal.

7. Terapkan gaya hidup sehat

Lancar atau tidaknya persalinan tentu tidak lepas dari gaya hidup bumil. Maka dari itu, Cukupi Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil dengan 5 Makanan Ini.  Yang terpenting perbanyak sayur dan buah-buahan setiap harinya. Dengan begitu, nutrisi bumil dan Si Kecil dalam kandungan terpenuhi dan terhindar dari penyakit. 

Proses Melahirkan Normal

Selain mengetahui tips di atas, ibu juga perlu tahu bagaimana proses melahirkan normal. Berikut tahapan-tahapannya:

1. Fase laten (awal)

Fase awal ditandai dengan kontraksi ringan dan masih tidak teratur. Rahim kemudian melebar sekitar 3-4 sentimeter akibat kontraksi tersebut. Bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan, fase laten bisa berlangsung cukup lama, yakni 8-12 jam. 

Namun, beberapa ibu hamil melewatinya lebih cepat, kurang dari 8 jam. Meski kontraksi masih belum teratur, dokter tetap memeriksa panggul untuk melihat perkembangannya. 

2. Fase aktif

Apabila kontraksi semakin intens dan serviks semakin melebar, artinya ibu telah memasuki fase aktif. Pada waktu ini, kontraksi terjadi setiap 4 menit hingga 30 detik sekali. Kontraksi tersebut akan membuka serviks sekitar 4-9 sentimeter. 

Bumil juga merasakan sakit punggung, kram, dan perdarahan. Beberapa di antaranya mengalami ketuban pecah. Umumnya, fase ini berlangsung selama 3-5 jam. Oleh sebab itu, bumil sebaiknya sudah berada di rumah sakit atau klinik karena persalinan sudah semakin dekat. 

3. Fase mengenjan

Jika pembukaan serviks sudah lengkap yakni telah mencapai pembukaan 10, artinya ibu siap untuk mengejan. Namun, kontraksi yang kuat biasanya mendorong bayi secara otomatis sebelum ada keinginan mengejan.

Apabila telah siap, dokter dan perawat akan memandu ibu kapan harus menarik napas dan membuangnya saat mengejan. Proses persalinan ini bisa memakan waktu yang berbeda-beda tergantung kondisi ibu.

3. Mengeluarkan plasenta

Setelah bayi lahir, ibu masih harus  mengeluarkan plasenta yang telah menjaga bayi selama di dalam kandungan. Jadi, otot masih terus berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta.

Kondisi yang Menyebabkan Ibu Tidak Boleh Melahirkan Normal

Walaupun sebagian dokter mendukung persalinan normal, sayangnya ada beberapa ibu yang justru tidak dianjurkan untuk melakukannya. Pasalnya, melahirkan normal malah bisa membahayakan nyawa ibu maupun bayi dalam kandungan.

Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan ibu tidak boleh melahirkan normal:

1. Mengidap kondisi medis

Ibu hamil dengan kondisi medis tertentu tidak dianjurkan untuk menjalani persalinan normal. Kondisi ini, meliputi:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Obesitas.
  • Diabetes.
  • Epilepsi.
  • Penyakit tiroid.
  • Gangguan jantung.
  • Kelainan darah.
  • Asma yang tidak terkontrol.
  • Infeksi.

2. Masalah kehamilan

Ada pun masalah yang berkembang selama kehamilan sehingga ibu hamil tidak dianjurkan untuk melahirkan normal. Masalah ini yaitu: 

  • Posisi plasenta yang tidak biasa
  • Pertumbuhan janin terhambat
  • Perbedaan rhesus antara ibu dan janin

3. Kehamilan kembar

Ibu hamil yang mengandung anak kembar sebenarnya bisa-bisa saja untuk melahirkan secara normal. Meski begitu, risikonya cenderung lebih tinggi daripada ibu lain yang hanya mengandung satu bayi. 

Oleh sebab itu, ibu dan dokter perlu mempertimbangkan dengan matang terkait pilihan proses persalinan. Tujuannya untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi. 

4. Riwayat kehamilan sebelumnya

Bagi ibu hamil yang punya riwayat preeklampsia, diabetes, keguguran berulang atau masalah kehamilan sebelumnya biasanya tidak dianjurkan untuk menjalani persalinan normal.

Komplikasi Melahirkan Normal

Meski terbukti lebih aman dan minim komplikasi, tetap ada potensi masalah dari persalinan normal. Berikut kondisi yang perlu ibu waspadai:

1. Fase persalinan yang tak kunjung maju

Salah satu komplikasi yang bisa terjadi adalah kontraksi yang melemah dan serviks yang tak kunjung melebar. Alhasil, bayi tidak bisa turun melalui vagina.

Pada umumnya, dokter akan memberikan obat atau yang biasa disebut induksi untuk meningkatkan kontraksi. Jika tidak berhasil, ibu mungkin harus menjalani persalinan sesar. 

2. Perineum robek

Vagina dan jaringan di sekitarnya juga berpotensi mengalami robekan selama proses persalinan. Terkadang robekan ini sembuh dengan sendirinya. Namun, jika robekan terlalu lebar atau dokter melakukan episiotomi, maka dokter perlu menjahitnya. 

3. Masalah dengan tali pusar

Tali pusar bisa tersangkut di lengan atau kaki saat proses persalinan. Biasanya, dokter akan segera mengintervensi jika tali pusat melilit leher bayi, tertekan, atau keluar sebelum bayi.

4. Detak jantung bayi tidak normal

Apabila detak jantung bayi tidak normal selama persalinan, dokter akan meminta ibu  untuk berganti posisi. Tujuannya untuk membantu bayi agar mendapatkan lebih banyak aliran darah. 

5. Ketuban pecah lebih awal

Persalinan umumnya terjadi dengan sendirinya dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah. Jika tidak, dokter perlu menginduksi persalinan. Pasalnya, ketuban yang pecah terlalu dini bisa meningkatkan infeksi dan membahayakan bayi. 

6. Asfiksia perinatal

Kondisi ini terjadi ketika bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup di dalam rahim atau selama proses melahirkan normal. Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele karena bisa membahayakan keselamatan bayi.

7. Distosia bahu

Pada kondisi ini, kepala bayi sudah keluar dari vagina, namun salah satu bahunya menjadi tertahan. Kondisi ini jelas bisa sangat membahayakan kesehatan bayi.

8. Pendarahan berlebihan selama melahirkan normal

Kondisi ini bisa terjadi apabila proses melahirkan normal mengakibatkan robekan pada rahim atau jika rahim tidak berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Kondisi ini amat membahayakan ibu dan perlu penanganan segera.

chat dengan dokter
Referensi:
Sitaram Bhartia. Diakses pada 2023. 5 Easy Tips You Need to Know for a Normal Delivery.
Medicovers Hospitals. Diakses pada 2023. Tips To Have A Normal Delivery.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. High-risk pregnancy: Know what to expect
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Stages of labor and birth: Baby, it’s time!
National Institute of Child Health and Human Development. Diakses pada 2023. What are some common complications during labor and delivery.