Hipertiroid, Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Hipertiroid dapat ditandai dengan berbagai gejala seperti penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, palpitasi (jantung berdebar), kelelahan.

DAFTAR ISI
Hipertiroid terjadi ketika kelenjar tiroid di leher memproduksi hormon tiroid lebih banyak dari yang tubuh butuhkan.
Hormon ini memiliki peran kunci dalam mengatur metabolisme, sehingga kelebihan produksinya dapat memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh.
Mengenali gejala awal dan mengetahui penyebab hipertiroid bisa membantu dalam pengelolaan kondisi ini.
Gejala Hipertiroid
Gejala hipertiroid bisa sangat bervariasi tergantung pada kondisi dan respons individu terhadap kelebihan hormon tiroid. Beberapa gejala umum meliputi:
- Penurunan berat badan. Meskipun nafsu makan meningkat, individu dengan hipertiroid bisa mengalami penurunan berat badan.
- Palpitasi jantung atau detak jantung yang cepat dan tidak teratur.
- Perubahan suasana hati. Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan perubahan suasana hati, seperti kecemasan atau iritabilitas.
- Intoleransi panas dan berkeringat berlebih. Orang dengan hipertiroid sering kepanasan dan berkeringat lebih dari biasanya.
- Kelelahan dan kelemahan otot. Meskipun hiperaktif, pengidapya mungkin merasa lelah dan mengalami kelemahan otot.
- Kesulitan tidur adalah keluhan umum.
- Perubahan pada siklus menstruasi akibat gangguan hormon.
Supaya kamu lebih waspada, pahami lebih dalam tentang Hipertiroidisme – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatannya berikut ini.
Fakta Unik Tentang Kelenjar Tiroid
Nama “tiroid” berasal dari kata Yunani “thyreos”, yang berarti “tameng”, mengacu pada bentuk kelenjar yang mirip tameng. Nama ini diberikan karena lokasi dan bentuknya yang mirip dengan tameng di leher bagian depan.
Penyebab Hipertiroid
Penyebab hipertiroid amat beragam. Berikut berbagai kondisi yang bisa memicunya:
Penyakit Graves
Penyakit Graves adalah penyebab paling umum dari hipertiroid dan merupakan salah satu gangguan autoimun.
Pada kondisi ini, sistem imun tubuh salah mengartikan kelenjar tiroid sebagai sesuatu yang harus dilawan.
Pada akhirnya, tubuh memproduksi antibodi yang disebut imunoglobulin perangsang tiroid (TSI).
Antibodi ini menyerupai hormon pengatur tiroid (TSH) yang biasa diproduksi oleh kelenjar pituitari.
Akan tetapi, TSI menyebabkan kelenjar tiroid terus-menerus memproduksi hormon tiroid lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Hal ini menyebabkan metabolisme tubuh meningkat, sehingga memicu gejala hipertiroid. Penyakit ini paling sering terjadi pada wanita dan biasanya dimulai pada usia 20 hingga 40 tahun.
Nodul Tiroid Hiperaktif
Kondisi ini juga dikenal sebagai toksik adenoma atau toksik multinodular goiter.
Dalam kasus ini, satu atau lebih nodul atau benjolan berkembang di kelenjar tiroid dan mulai memproduksi hormon tiroid secara mandiri, tanpa memperhatikan kontrol normal yang seharusnya diatur oleh hormon TSH.
Nodul-nodul ini dapat berkembang karena ketidakseimbangan hormonal atau kelainan genetik.
Kondisi ini lebih sering ditemukan pada orang yang lebih tua dan bisa mempengaruhi siapa saja tanpa memandang jenis kelamin.
Tiroiditis
Tiroiditis meliputi berbagai gangguan inflamasi yang dapat mengganggu fungsi tiroid. Salah satu bentuk yang paling umum yang menyebabkan hipertiroid adalah tiroiditis subakut.
Kondisi ini biasanya dipicu oleh infeksi virus dan menyebabkan peradangan yang menyakitkan di kelenjar tiroid.
Sementara tiroiditis Hashimoto, yang juga merupakan gangguan autoimun, biasanya dikaitkan dengan hipotiroid.
Namun, pada tahap awal bisa menyebabkan hipertiroid. Peradangan ini bisa merusak sel-sel tiroid sehingga hormon tiroid yang tersimpan dilepaskan ke dalam aliran darah secara berlebihan.
Waspadai jenis lain dari Penyakit Tiroid – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatannya berikut ini.
Asupan Yodium Berlebih
Yodium adalah mineral penting yang diperlukan oleh kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid.
Namun, asupan yodium yang terlalu banyak dapat menyebabkan kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid, terutama pada individu yang sudah memiliki kondisi tiroid yang tidak terdiagnosis atau terkontrol.
Sumber utama yodium termasuk garam beryodium, makanan laut, dan beberapa produk susu.
Keseimbangan yodium yang tepat sangat penting karena baik kekurangan maupun kelebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Cara Mengatasi Hipertiroid
Pengobatan hipertiroid bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisinya. Akan tetapi, kondisi ini umumnya diatasi dengan perawatan berikut:
- Obat Anti-Tiroid: Obat-obatan seperti methimazole dan propylthiouracil dapat menghambat produksi hormon tiroid.
- Terapi Radioaktif Yodium: Pengobatan ini melibatkan meminum yodium radioaktif yang merusak sel-sel tiroid berlebih tanpa memerlukan pembedahan.
- Pembedahan: Dalam kasus yang parah, operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid mungkin diperlukan.
- Pengaturan Gaya Hidup: Mengelola stres, mengatur asupan yodium, dan pemantauan rutin sangat penting untuk mengendalikan gejala hipertiroid.
Jika kamu mengalami gejala kondisi ini, berikut Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Pengobatan Hipotiroid untuk kamu hubungi.
Apa Kata Riset?
Penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA Internal Medicine mengeksplorasi hubungan antara hipertiroidisme dan risiko fibrilasi atrial, suatu kondisi yang sering terlihat pada pasien dengan hipertiroidisme.
Studi ini menemukan bahwa:
- Hipertiroidisme secara signifikan meningkatkan risiko fibrilasi atrial yang merupakan gangguan ritme jantung.
- Kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko stroke dan komplikasi jantung lainnya.
- Faktor risiko utama untuk kondisi ini termasuk jenis kelamin pria, usia lanjut, dan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya
Itulah penjelasan seputar hipertiroid yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc saja!
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun.
Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!


