Hubungan Toxic (Toxic Relationship), Ini Ciri dan Cara Menghindarinya
Hubungan toxic ditandai dengan pola interaksi yang merugikan kesehatan mental dan emosional.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Hubungan Toxic?
- Waspadai Ciri-Ciri Hubungan Toxic
- Apa Kata Riset?
- Kenali Langkah Keluar dari Hubungan Toxic
- FAQ
Pernah merasa cemas, stres, atau terus-menerus tidak bahagia saat bersama pasangan atau orang terdekat? Bisa jadi kamu sedang terjebak dalam hubungan toxic.
Hubungan toxic ditandai dengan pola interaksi yang merugikan kesehatan mental dan emosional, sering kali membuat seseorang merasa terjebak, dikendalikan, atau tidak dihargai.
Memahami ciri-ciri hubungan toxic penting agar kamu bisa melindungi diri dan mencari cara untuk keluar atau memperbaikinya.
Apa Itu Hubungan Toxic?
Hubungan toxic adalah hubungan yang tidak sehat dan merusak kesejahteraan emosional, mental, bahkan fisik seseorang.
Dalam hubungan ini, salah satu atau kedua belah pihak sering kali terjebak dalam pola interaksi negatif, seperti manipulasi, kontrol berlebihan, kurangnya rasa hormat, hingga kekerasan emosional atau fisik.
Hubungan toxic bisa terjadi dalam berbagai bentuk relasi, termasuk pasangan romantis, persahabatan, atau hubungan keluarga.
Hubungan ini juga dapat memengaruhi kesehatan mental, meningkatkan risiko stres, kecemasan, dan depresi jika tidak segera diatasi.
Waspadai Ciri-Ciri Hubungan Toxic

Hubungan yang sehat seharusnya memberikan kebahagiaan, dukungan, dan rasa aman bagi kedua belah pihak.
Namun, tidak jarang seseorang terjebak dalam hubungan yang tidak sehat atau sering disebut sebagai hubungan toxic.
Mengenali ciri-ciri hubungan toxic sangat penting agar kamu bisa mengambil langkah yang tepat untuk menjaga kesejahteraan diri.
Berikut adalah beberapa tanda hubungan toxic yang perlu diwaspadai:
1. Tidak Bisa Menjadi Diri Sendiri
Dalam hubungan yang sehat, kamu harus merasa bebas untuk menjadi diri sendiri tanpa takut dihakimi atau dikritik.
Akan tetapi, kalau kamu merasa harus berpura-pura atau menyesuaikan diri secara berlebihan demi menyenangkan pasangan, ini bisa menjadi tanda hubungan yang tidak sehat.
Perasaan tertekan untuk selalu memenuhi ekspektasi pasangan bisa mengikis identitas dan harga diri kamu.
Baca juga: Perlu Tahu Agar Tak Terjebak, Ini 6 Ciri-Ciri Hubungan Toxic.
2. Selalu Dikontrol
Pasangan yang toxic cenderung ingin mengontrol berbagai aspek kehidupan kamu, mulai dari penampilan, pergaulan, hingga keputusan-keputusan pribadi.
Mereka mungkin menggunakan manipulasi emosional atau ancaman halus untuk memastikan kamu mengikuti keinginan mereka.
Kontrol berlebihan ini bisa bikin kamu merasa terperangkap dan kehilangan kebebasan.
3. Mengalami Kekerasan
Kekerasan, baik fisik maupun emosional, nggak pernah bisa diterima dalam hubungan apa pun.
Tanda-tanda kekerasan meliputi penghinaan, ancaman, pemukulan, atau perilaku kasar lainnya.
Mengalami kekerasan dalam hubungan bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik kamu.
4. Tidak Saling Percaya
Kepercayaan adalah fondasi utama dalam sebuah hubungan.
Kalau pasangan kamu terus-menerus mencurigai, menuduh tanpa alasan jelas, atau merasa cemburu berlebihan, hal ini menunjukkan kurangnya kepercayaan.
Ketidakpercayaan yang berlarut-larut bisa menimbulkan stres dan ketegangan dalam hubungan.
5. Sering Dibohongi
Kejujuran adalah kunci dalam membangun hubungan yang kuat.
Apabila pasangan kamu sering berbohong atau menyembunyikan hal-hal penting, ini bisa merusak integritas hubungan.
Kebohongan yang terus-menerus bikin kamu merasa nggak aman dan meragukan komitmen pasangan.
6. Tidak Mendapat Dukungan
Hubungan yang sehat ditandai dengan saling mendukung dan menghargai pencapaian masing-masing.
Jika pasangan kamu meremehkan atau bahkan menghalangi impian dan tujuan kamu, ini bisa jadi tanda bahwa mereka nggak memberikan dukungan yang kamu butuhkan.
Kurangnya dukungan bisa menghambat perkembangan pribadi dan profesional kamu.
7. Komunikasi yang Tidak Berjalan Baik
Komunikasi yang efektif adalah elemen penting dalam hubungan yang sehat.
Jika kamu dan pasangan sering mengalami miskomunikasi, menghindari diskusi penting, atau nggak mau mendengarkan satu sama lain, ini bisa jadi tanda bahwa hubungan tersebut nggak berjalan dengan baik.
Kurangnya komunikasi yang baik bisa menyebabkan kesalahpahaman dan konflik yang nggak terselesaikan.
Fakta Seputar Toxic Relationship
1. Hubungan toxic bisa memicu stres kronis yang meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan gangguan pencernaan.
2. Orang yang terjebak dalam hubungan toxic cenderung menarik diri dari lingkungan sosial karena merasa lelah secara emosional.
Apa Kata Riset?
Sebuah studi yang dirilis oleh Journal of Universal Studies membahas mengapa remaja perempuan sering terjebak dalam toxic relationship, yang bisa berdampak buruk pada kesehatan mental, fisik, bahkan mengancam keselamatan mereka.
Melalui wawancara mendalam dengan lima mahasiswi di Palu, ditemukan bahwa bentuk-bentuk hubungan beracun meliputi kekerasan fisik, pelecehan seksual, kekerasan verbal, intimidasi, dan sikap posesif.
Meski mengalami kekerasan dan tekanan emosional, para korban cenderung mempertahankan hubungan karena beberapa alasan: berharap pasangannya bisa berubah, merasa terikat karena keluarga sudah saling mengenal, dan masih memiliki kepercayaan pada pasangan meskipun sudah tersakiti.
Penelitian ini menunjukkan bahwa keluar dari hubungan beracun bukanlah hal mudah, karena faktor harapan, keterikatan keluarga, dan kepercayaan menjadi alasan kuat untuk bertahan.
Kenali Langkah Keluar dari Hubungan Toxic
Mengakhiri hubungan yang tidak sehat adalah langkah penting untuk kesejahteraan diri.
Berikut ini langkah-langkah yang bisa membantu kamu keluar dari hubungan toxic:
- Sadari bahwa ada masalah dalam hubungan dengan berhenti menyangkal perasaan dan akui kenyataan yang terjadi.
- Hargai dan yakini nilai diri sendiri. Ingat bahwa kamu berhak bahagia dan hidup bebas tanpa tekanan.
- Cobalah berkomunikasi dengan sehat. Jika tak ada jalan keluar, perpisahan bisa jadi pilihan terbaik agar situasi tidak semakin memburuk.
- Buat rencana setelah keluar dari hubungan toxic. Tentukan langkah-langkah konkret untuk melanjutkan hidup.
- Fokus membangun kemandirian. Misalnya, dengan mencari pekerjaan atau mengejar hobi baru.
- Cari dukungan dari orang-orang terdekat. Jangan ragu untuk bercerita atau meminta bantuan.
- Beri jarak dari orang yang menjadi sumber toksisitas. Tetapkan batasan untuk melindungi diri sendiri.
- Luangkan waktu untuk self-care. Lakukan aktivitas yang bisa menyembuhkan, seperti meditasi atau olahraga.
- Kelilingi diri dengan lingkungan positif. Temukan orang-orang yang bisa menjadi support system dan memberikan semangat baru.
Dengan mengikuti langkah ini, kamu bisa perlahan-lahan membangun kembali hidup yang lebih sehat dan penuh makna.
Jika kamu merasa kesulitan untuk keluar dari hubungan toxic, kamu bisa mencoba berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan saran yang lebih baik.
Kamu juga bisa menghubungi psikolog melalui Halodoc dan memanfaatkan fitur chat atau voice call untuk mempermudah sesi konsultasi.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2025. What is a toxic relationship?.
Charlie Health. Diakses pada 2025. Yes, Being in a Toxic Relationship Affects Your Mental Health—Here’s What to Do.
Lestari S, Zaiful & Nutfa M. Diakses pada 2025. The Trap of Toxic Relationships in Dating: The Case of Five Female Students in Palu City.
FAQ
1. Hubungan toxic itu seperti apa?
Hubungan toxic adalah hubungan yang penuh dengan pola interaksi negatif yang merusak kesehatan mental, emosional, atau fisik salah satu atau kedua pihak.
Dalam hubungan ini, seseorang mungkin merasa terkuras, cemas, atau tidak dihargai.
Ciri-ciri hubungan toxic meliputi:
- Pasangan terlalu mengatur hidup atau keputusanmu.
- Membuatmu merasa bersalah atau mempertanyakan diri sendiri.
- Selalu curiga atau mengawasi secara berlebihan.
- Sering merendahkan, mengkritik, atau bertengkar tanpa solusi.
- Menjauhkanmu dari keluarga atau teman.
2. Contoh orang toxic seperti apa?
Orang toxic biasanya memiliki pola perilaku yang berdampak negatif pada orang di sekitarnya. Contohnya:
- Tidak pernah mengakui kesalahan dan malah mengarahkan kesalahan ke orang lain.
- Sering mengeluh, pesimis, atau melihat sisi buruk dari segala hal.
- Mengutamakan kebutuhan dan keinginan sendiri tanpa memikirkan orang lain.
- Membesar-besarkan masalah dan terus memicu konflik.
- Tidak senang melihat kesuksesan atau kebahagiaan orang lain.
3. Apa yang dimaksud cowok toxic?
Cowok toxic adalah pria yang memiliki sikap atau perilaku yang merusak hubungan dan pasangan emosionalnya.
Beberapa tanda cowok toxic meliputi:
- Selalu curiga dan marah saat pasangannya berinteraksi dengan orang lain.
- Gaslighting, membuat pasangannya meragukan diri sendiri atau merasa bersalah tanpa alasan jelas.
- Mengontrol hidup pasangan, dari cara berpakaian, berteman, hingga mengatur pilihan hidup.
- Merendahkan pasangan, seperti menghina, mengejek, atau mengkritik terus-menerus.
- Playing victim atau berpura-pura jadi korban untuk menghindari tanggung jawab.
4. Apa dampak hubungan toxic?
Hubungan toxic bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik seseorang, misalnya:
- Stres dan kecemasan berkepanjangan.
- Kehilangan rasa percaya diri dan harga diri.
- Depresi atau perasaan putus asa.
- Kehilangan koneksi sosial karena isolasi dari orang-orang terdekat.
- Gangguan fisik akibat stres, seperti gangguan tidur, sakit kepala, atau gangguan pencernaan.


