Ibu, Begini Cara Merawat Anak yang Mengidap Kurang Darah
“Perawatan kurang darah atau anemia pada anak-anak akan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi yang dialami. Biasanya termasuk pemberian suplemen zat besi.”

Halodoc, Jakarta – Kurang darah atau anemia adalah kondisi umum pada anak-anak. Ini biasanya terjadi ketika anak kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Hemoglobin adalah sejenis protein yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen ke sel-sel di seluruh tubuh.





Sebagian besar jenis anemia dapat diobati. Mungkin perlu beberapa saat agar gejalanya hilang. Ingin tahu bagaimana perawatan yang bisa dilakukan? Berikut ini pembahasannya.
Mengobati Kurang Darah pada Anak
Pengobatan kurang darah akan tergantung pada gejala, usia, kesehatan, dan tingkat keparahan anemia anak. Beberapa jenis kurang darah tidak memerlukan pengobatan.
Namun, jenis lainnya mungkin memerlukan obat-obatan, transfusi darah, pembedahan, atau transplantasi sel induk. Dalam beberapa kasus, dokter anak mungkin merujuk ke ahli hematologi, yaitu dokter spesialis dalam mengobati kelainan darah.
Pilihan pengobatan yang paling umum untuk mengatasi kurang darah pada anak-anak meliputi:
- Tetes atau pil vitamin dan mineral.
- Suplemen zat besi.
- Menghentikan obat yang menyebabkan anemia.
- Obat-obatan.
- Operasi untuk mengangkat limpa.
- Transfusi darah.
- Transplantasi sel induk.
Pada kebanyakan kasus, kurang darah yang ringan atau yang terjadi karena kekurangan zat besi biasanya cukup diatasi dengan pemberian suplemen zat besi. Selain pemberian suplemen, biasanya dokter juga akan mengatasi penyebab kekurangan zat besi.
Bicaralah dengan dokter anak tentang suplemen zat besi terbaik, dosis, dan berapa lama anak perlu mengonsumsi suplemen tersebut.
Perbaikan Pola Makan Juga Perlu
Selain mengonsumsi suplemen zat besi sebagai pengobatan kurang darah, untuk membantu mencegah anak mengalami kekurangan zat besi lagi, penting untuk makan banyak makanan dengan zat besi. Ini juga dapat membantu mencegah anemia defisiensi besi sejak awal.
Makanan dengan kandungan zat besi termasuk yang mengandung zat besi heme seperti daging merah tanpa lemak (daging sapi, babi, domba), unggas, telur, dan makanan laut.
Jenis zat besi ini diserap dua hingga tiga kali lebih baik daripada zat besi yang ada pada tumbuhan dan sumber nabati lain, yaitu zat besi non-heme. Berikut ini beberapa contoh sumber zat besi non heme:
- Bayam.
- Kacang-kacangan.
- Biji labu.
- Kacang hijau.
- Tahu.
Sereal dan oatmeal yang diperkaya zat besi juga cara yang baik untuk memastikan anak mendapat cukup zat besi, agar terhindar dari kurang darah.
Satu porsi sereal yang diperkaya zat besi biasanya mengandung 100 persen nilai harian zat besi. Jumlah pastinya akan bervariasi, jadi pastikan untuk memeriksa labelnya.
Kamu dapat menambahkan sereal sarapan yang diperkaya zat besi atau oatmeal dengan beberapa blueberry atau stroberi untuk tambahan vitamin C. Perhatikan bahwa meskipun sereal dan jus yang diperkaya dapat memberikan zat besi ekstra, sering kali juga mengandung gula yang tinggi.
Upaya Pencegahan Lainnya
Sebagai pencegahan kurang darah pada anak, hindari memberikan susu sapi kepada bayi. Tunggu hingga bayi berusia minimal 12 bulan sebelum memberinya susu sapi.
Memberikan susu sapi sebelum anak siap dapat mengurangi jumlah zat besi yang diserap di usus dan dapat menyebabkan kehilangan darah dalam tinja.
Jika sedang menyusui, bayi akan memiliki suplai zat besi yang cukup sampai setidaknya usia 4 bulan. Pada usia 4 bulan, bayi yang disusui dapat diberikan suplemen zat besi sampai mereka cukup makan makanan kaya zat besi. Namun, sebaiknya konsultasikan hal ini terlebih dahulu pada dokter anak.
Itulah pembahasan mengenai perawatan kurang darah pada anak dan tips pencegahannya. Pada kebanyakan kasus, kurang darah pada anak dapat diatasi dengan baik, selama mengikuti arahan dokter.
Jika dokter memberi resep obat, ibu bisa download Halodoc untuk cek kebutuhan medis anak dengan mudah. Jika ibu memerlukan kebutuhan vitamin anak juga bisa segera mengunjungi aplikasi Halodoc, ya!
