Ibu, Ketahui 5 Ciri Anak Mengalami Stunting dan Dampaknya

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   06 Januari 2023

“Stunting adalah masalah tumbuh kembang anak yang masih menjadi isu hangat sampai saat ini. Oleh karena itu, orang tua harus tahu apa saja ciri anak yang mengalami stunting dan dampaknya jika tidak mendapatkan penanganan.”

Ibu, Ketahui 5 Ciri Anak Mengalami Stunting dan DampaknyaIbu, Ketahui 5 Ciri Anak Mengalami Stunting dan Dampaknya

Halodoc, Jakarta – Stunting adalah isu kesehatan pada anak yang masih menjadi perhatian pakar kesehatan hingga saat ini. Sebab, angka stunting di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, terbilang masih cukup tinggi. Oleh karenanya, orang tua perlu memastikan bahwa anak mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan usianya.

Stunting terjadi ketika tinggi tubuh anak tidak sesuai dengan tinggi normal anak yang memiliki usia yang sama. Kondisi ini umum terjadi akibat kebutuhan nutrisi anak yang tidak terpenuhi. Alhasil, anak yang mengidap stunting akan memiliki tinggi tubuh lebih pendek daripada anak sebayanya.

Badan Kesehatan WHO menyebutkan, suatu negara terbilang mengalami kondisi stunting apabila tingkat kasusnya lebih dari 20 persen. Sayangnya, hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021 menyebutkan, angka prevalensi stunting masih berada pada 24,4 persen. Meski, angka ini sudah menunjukkan penurunan sejak 2019 lalu yaitu 27,7 persen.

Jika menyasar pada standar dari WHO, Provinsi Bali menjadi satu-satunya wilayah di Indonesia yang memiliki status gizi baik dengan tingkat stunting kurang dari 20 persen, yaitu 10,9 persen dengan angka wasting (berat badan menurut tinggi badan) kurang dari 5 persen, yaitu sebesar 3 persen.

Ciri Anak Mengalami Stunting

Stunting menjadi masalah tumbuh kembang anak karena infeksi yang berulang, gizi buruk, serta stimulasi psikososial. Kondisi ini sudah pasti tidak boleh ibu abaikan, karena bisa memicu munculnya efek negatif pada kesehatan anak nantinya. 

Tak hanya karena kurangnya asupan nutrisi ketika periode tumbuh kembangnya, stunting juga dapat terjadi karena kekurangan gizi pada janin ketika masih berada dalam kandungan. Risiko ini lebih tinggi pada ibu hamil yang menetap pada kawasan yang minim air bersih, sanitasi lingkungan yang buruk, dan mengalami kesulitan mengakses makanan sehat.

Selain mengakibatkan terganggunya tinggi badan anak, stunting adalah masalah yang turut berperan dalam memicu banyak gangguan kesehatan. Terutama pada kekebalan tubuh dan perkembangan otak anak. 

Berikut tanda stunting pada anak yang perlu ibu dan ayah perhatikan:

  • Berat dan tinggi badan anak lebih rendah daripada anak lain dengan usia yang sama.
  • Anak lebih berisiko mengalami masalah kesehatan pada tulang.
  • Terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
  • Anak rentan terserang berbagai penyakit, misalnya infeksi yang berulang.
  • Terlihat lemas dan kurang aktif. 

Inilah yang menjadi alasan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan dan tumbuh kembang anak secara berkala, setidaknya setiap satu sampai dua bulan sekali selama 1000 hari usia emas anak. Dengan begitu, ibu dan tenaga kesehatan bisa memantau tinggi dan berat badan anak serta memberikan penanganan yang tepat untuk setiap kondisi yang mengarah pada stunting.

Apa Saja Dampak Stunting?

Stunting adalah masalah kesehatan yang sebaiknya tidak ibu anggap sepele. Pasalnya, hal ini dapat mengakibatkan anak mengalami masalah tumbuh kembang, risiko peningkatan penyakit kronis, dan penurunan fungsi perkembangan saraf ketika anak dewasa nantinya. 

Tidak hanya itu, stunting juga memiliki hubungan dengan risiko infeksi berulang yang meningkat, seperti diare, flu, atau pneumonia. Ini sangat mungkin terjadi karena stunting menyebabkan pemenuhan nutrisi anak mengalami penurunan. 

Dampak lain yang mungkin terjadi saat anak mengalami stunting adalah pengucilan sosial. Anak akan rentan mendapatkan cemoohan karena tubuhnya yang pendek dan tidak sesuai dengan usianya.

Cegah Mulai Sekarang

Menilik angka prevalensi stunting yang masih tinggi, Kementerian Kesehatan lantas menggalakkan cara pencegahannya sejak dini terutama untuk orang tua dan anak yang hidup pada lingkungan yang tidak mendukung. Berikut langkahnya:

  • Memperbaiki pola makan. Penerapannya melalui pengenalan “Isi Piringku” dengan meningkatkan asupan protein, buah, dan sayur. Proporsi protein lebih banyak daripada karbohidrat.
  • Perbaikan pola asuh. Implementasinya melalui edukasi kepada calon ibu terkait pentingnya pemenuhan gizi ketika hamil dan memberikan stimulasi bagi janin. Selain itu, periksa kandungan setidaknya setiap bulan, bersalin di klinik, dan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta memantau tumbuh kembang bayi dengan membawa ke Posyandu setiap bulan.
  • Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan. Ini termasuk memastikan anak mendapatkan akses air bersih, tidak buang sampah sembarangan, mencuci tangan sebelum makan, dan menjaga lingkungan tetap sehat. 

Jadi, mulai sekarang jadwalkan pemeriksaan kesehatan rutin pada anak. Ibu bisa booking Home Lab di Halodoc untuk memudahkan mendapatkan layanan kesehatan. Cek dan download Halodoc sekarang juga, gratis dari Play Store atau App Store.

Homelab Halodoc
Referensi:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2023. Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi.
Our World in Data. Diakses pada 2023. What Is Childhood Stunting?
WHO. Diakses pada 2023. Stunting in Nutshell.
Maternal Child and Nutrition. Diakses pada 2023. Childhood Stunting: a Global Perspective.
Cegahstunting.id. Diakses pada 2022.Mengenal Studi Status Gizi Indonesia 2021.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan