Indonesia Berpotensi Alami Resesi Seks, Ini Penyebabnya

2 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   12 Desember 2022

“Resesi seks adalah keengganan seseorang atau pasangan untuk memiliki keturunan. Di Indonesia sendiri, penyebabnya yakni sejumlah kota atau kabupaten yang mencatat zero growth atau nol kelahiran baru.”

Indonesia Berpotensi Alami Resesi Seks, Ini PenyebabnyaIndonesia Berpotensi Alami Resesi Seks, Ini Penyebabnya

Halodoc, Jakarta – Resesi seks merupakan fenomena keengganan pasangan untuk memiliki anak. Adapun pemicunya yakni biaya perawatan dan pendidikan anak yang semakin melonjak.

Salah satu daerah di Indonesia yang berpotensi mengalami reseksi seks yakni Yogyakarta. Di provinsi ini, angka kelahiran keseluruhan hanya mencapai 2.2 dan 1.9 di beberapa kabupaten atau kota. Sederhananya, sebagian besar wanita hanya melahirkan satu anak saja. 

Penyebab Resesi Seks di Indonesia

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasno Wardoyo, mengatakan Indonesia memiliki kemungkinan mengalami ‘resesi seks’.

Kondisi tersebut, kata Hasno dikutip dari Kompas, disebabkan oleh sejumlah kota atau kabupaten di Indonesia yang tidak mengalami kelahiran batu atau zero growth. Gaya hidup dinilai menjadi salah satu pemicu dari peristiwa resesi seks. Tak hanya itu, banyak wanita atau pria yang menunda pernikahan karena menempuh studi atau karir.

“Potensi itu (resesi seks Indonesia) ada. Ada, ya, tapi sangat panjang. Karena kan gini, usia pernikahan semakin lama kan semakin meningkat. Pernikahan, loh, bukan seks,” kata dia.

Meski Indonesia berpotensi mengalami resesi seks, tapi hal tersebut masih lama terjadi. Perkiraannya yakni pada generasi anak muda yang hidup di 2045 dan memutuskan untuk tidak menikah atau child free.

Faktor Pemicu Resesi Seks secara Garis Besar

1. Menemukan Kesenangan Selain Seks

Saat ini, sangat mudah untuk mendapatkan kesenangan, selain melakukan hubungan seks dengan lawan jenis. Salah satunya dengan masturbasi atau merangsang diri sendiri tanpa adanya partner seks.

Terhitung sejak 1992 hingga 1994 terjadi kenaikan tindakan masturbasi sebanyak dua kali lipat pada pria Amerika dalam dua tahun tersebut. Sementara wanita, jumlahnya meningkatkan tiga kali lipat. 

Tak hanya warga Amerika, anak muda di Jepang juga memiliki pandangannya sendiri tentang seks. Mereka menilai bahwa seks adalah kegiatan yang melelahkan. Karena itu, sebagian besar orang kerap melakukan masturbasi.

2. Masalah Ekonomi

Permasalahan ekonomi turut menjadi salah satu pemicu resesi seks. Pria dengan pendapatan lebih rendah atau pengangguran cenderung tidak melakukan aktivitas seksual. Sebab, mereka merasa khawatir akan kehamilan dan tidak mampu membiayai kebutuhan.

3. Fokus Kerja dan Kelelahan

Kelelahan menjadi pemicu stres yang paling umum. Jika seseorang sudah merasa lelah ditambah stres dan suasana hati yang buruk, ini akan sangat berpengaruh pada gairah seksnya.

Guna mencegah kondisi tersebut, disarankan untuk mengonsumsi suplemen yang dibutuhkan tubuh. Caranya, download Halodoc segera dan cek kebutuhan suplemen di Toko Kesehatan pada aplikasi tersebut.

Dampak Negatif dari Resesi Seks

Dampak yang jelas terlihat yakni rendahnya angka kelahiran dan menyebabkan penyusutan populasi manusia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan populasi lansia di masa depan dan berkurangnya usia produktif. Kondisi ini berdampak pada aspek sosial dan ekonomi negara. 

Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Kompas. Diakses pada 2022. Indonesia Berpotensi Alami Resesi Seks, Ini Dampaknya Menurut Sosiolog.
The Atlantic. Diakses pada 2022. What’s Causing the Sex Recession?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan