Ini 4 Komplikasi Kwashiorkor pada Anak yang Perlu Diwaspadai
“Kwashiorkor pada anak yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan munculnya komplikasi. Contohnya sirosis hati, gangguan pencernaan, dan gangguan pertumbuhan.”

Halodoc, Jakarta – Kwashiorkor adalah salah satu jenis malnutrisi yang ditandai dengan kekurangan protein yang parah yang rentan dialami oleh anak-anak. Kondisi ini dapat menyebabkan retensi cairan dan perut tampak bengkak atau buncit. Hal yang perlu diwaspadai, bila tak ditangani penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi yang serius.
Kekurangan protein pada pengidap penyakit ini bisa menyebabkan terjadinya retensi cairan di jaringan (edema). Hal tersebut juga menjadi pembeda antara kwashiorkor dan bentuk malnutrisi lainnya.
Waspadai Komplikasi Kwashiorkor pada Anak
Berikut ini komplikasi kwashiorkor pada anak jika kondisi tidak segera ditangani:
1. Sirosis hati
Kekurangan protein yang dialami kwashiorkor dapat mengakibatkan sirosis hati pada anak. Sirosis merupakan penyakit hati yang menyebabkan munculnya jaringan parut, sehingga hati tidak berfungsi dengan baik.
Jaringan parut dapat menghalangi aliran darah melalui hati dan memperlambat kemampuannya untuk memproses nutrisi, hormon, dan obat-obatan, dan toksin alami (racun). Akibatnya hati tidak mampu memproduksi protein dan zat lain yang dibuat secara alami. Pada akhirnya hati tidak berfungsi secara optimal, yang dapat mengancam jiwa.
2. Infeksi saluran kemih
Komplikasi kwashiorkor berikutnya yaitu infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi ini dapat menyerang ureter, ginjal, kandung kemih, dan uretra. Gangguan ini dapat menyebabkan lapisan saluran kemih menjadi merah dan mengalami peradangan (iritasi).
3. Gangguan pencernaan
Anak yang mengalami kwashiorkor rentan mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Sebab, sistem pencernaan tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik bila tubuh kekurangan asupan protein.
4. Pertumbuhan anak terganggu
Anak dengan kwashiorkor mungkin akan sulit tumbuh dengan tinggi badan yang ideal. Hal tersebut disebabkan kekurangan gizi pada usia dini. Kondisi tersebut membuatnya lebih rentan terhadap infeksi, melemahnya sistem kekebalan tubuh lemah, dan komplikasi lainnya.
Bagaimana Penanganan Kwashiorkor pada Anak?
Kekurangan gizi dapat mengakibatkan banyak perubahan pada tubuh anak, karena mempengaruhi fungsi setiap sistem organnya. Ada beberapa gejala kwashiorkor yang perlu diwaspadai, yaitu:
- Edema atau pembengkakan pada tubuh.
- Rambut tampak kering dan mudah rontok, bahkan berubah warna.
- Kulit tampak kering dan mengelupas disertai bercak bersisik.
- Dermatitis atau lesi kulit.
- Perut bengkak.
- Massa otot berkurang.
- Wajah tampak bulat.
- Pembesaran hati.
- Anak gagal tumbuh.
Meskipun kondisi ini berhubungan dengan malnutrisi, tapi penanganannya tidak cukup hanya dengan memberi makan. Apalagi jika anak sudah terlalu lama kekurangan asupan protein dan nutrisi yang cukup, karena ia akan kesulitan untuk makan.
Maka itu penting untuk memperkenalkan kembali makanan secara hati-hati untuk mencegah sindrom refeeding. Sindrom refeeding berkaitan dengan elektrolit dan pergeseran cairan, yang terjadi dengan pemberian makan dengan cepat pada anak yang kekurangan gizi.
Sementara itu, beberapa anak dengan kwashiorkor juga mengalami intoleransi laktosa, sehingga mereka harus menghindari produk susu. Biasanya dokter merekomendasikan perawatan dengan memberikan karbohidrat, kemudian menambahkan protein, vitamin, dan mineral secara bertahap. Demi keamanan, pengenalan makanan kembali ini membutuhkan waktu seminggu atau lebih.
Itulah yang perlu diketahui tentang komplikasi kwashiorkor pada anak yang perlu diwaspadai. Jika anak atau anggota keluarga lain menunjukkan gejala kwashiorkor, sebaiknya segera tanyakan pada dokter di Halodoc tentang rekomendasi perawatan yang sesuai. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!