Halodoc, Jakarta – Fraktur penis atau patah penis adalah kondisi ketika pria mengalami trauma saat ereksi. Gangguan ini berbeda dengan patah tulang biasanya. Sebab, penis sendiri tidak memiliki tulang.

Ketika ereksi, ukuran penis jadi membesar. Jika ditekuk secara paksa dan tiba-tiba, maka trauma berisiko merusak lapisan luar salah satu dari dua silinder penis (tunica albuginea). Ini yang menyebabkan patah penis.

Tunica albuginea adalah jaringan yang biasanya terisi darah ketika pria tengah terangsang secara seksual. Ketika patah, kondisi tersebut juga bisa melukai uretra, yakni saluran penis tempat urine mengalir.

Fakta Mengenai Fraktur Penis

1. Kondisi gawat darurat medis

Fraktur penis adalah robekan yang terjadi pada tunica albuginea. Ini adalah kondisi gawat darurat medis yang berisiko memicu perubahan bentuk penis menjadi bengkok atau melengkung. Pengidap kondisi tersebut juga dapat mengalami disfungsi ereksi dan ereksi yang terasa sangat menyakitkan.

2. Dipicu oleh masturbasi yang terlalu energik

Salah satu faktor pemicu fraktur penis adalah masturbasi yang terlalu energik. Tak hanya itu, gangguan juga dipicu oleh aktivitas seksual dengan pasangan. Ketika penis terlepas dari vagina dan terantuk bagian tulang panggul. Selain itu, mengubah ukuran penis juga berisiko menimbulkan gangguan.

3. Terkadang membutuhkan operasi

Kondisi ini termasuk keadaan gawat darurat medis yang membutuhkan prosedur operasi sebagai pengobatan fraktur penis. Hasilnya dapat dirasakan dalam jangka panjang dan lebih baik ketimbang terapi konservatif. Operasi juga dibutuhkan ketika:

• Pengidap mengalami kesulitan buang air kecil.
• Terdapat kandungan darah dalam urine.
• Penis mengalami perubahan warna, bengkak atau nyeri.
• Pengidap memiliki gejala lain yang mengganggu.

Operasi juga diperlukan jika pengidap pernah menjalani operasi fraktur penis sebelumnya dan memiliki tanda-tanda infeksi. Gejalanya berupa demam, nyeri, dan perdarahan berlebihan di area penis. 

Prosedur efektif menyembuhkan fraktur penis. Persentase keberhasilannya lebih dari 90 persen. Pasca operasi, pengidap berisiko mengalami efek samping berupa disfungsi ereksi, bentuk penis jadi melengkung, dan ereksi yang menyakitkan.

4. Membatasi aktivitas seksual selama satu bulan

Kecepatan proses pemulihan setelah operasi fraktur penis akan tergantung pada tingkat keparahan cedera. Sebagian besar pria diperbolehkan langsung pulang setelah melakukan prosedur.

Namun, ada syarat yang wajib dilakukan. Dokter biasanya akan menyarankan mereka untuk menahan diri atau menghindari aktivitas seksual, setidaknya selama satu bulan. Tujuannya agar luka bedah cepat mengering.

Dalam kasus yang jarang terjadi, terkadang pria mengalami kesulitan menghindari ereksi selama masa pemulihan. Di tahap ini, dokter akan meresepkan obat untuk mengurangi kemungkinan ereksi, seperti obat penenang atau hormon.

Pengidap membutuhkan perawatan yang tepat pasca operasi. Tujuannya adalah memastikan bahwa fungsi seksualnya dapat kembali sepenuhnya. Selain itu, perawatan bertujuan agar penis bisa mengalirkan urine.

5. Muncul suara retakan pada penis

Salah satu gejala utama dari fraktur penis adalah munculnya suara retakan ketika terjadi patahan. Di fase ini, pengidap juga akan mengalami rasa sakit yang luar biasa, kehilangan ereksi, memar, dan adanya darah dalam urine.

Jika mengalami kondisi tersebut, silakan melakukan pemeriksaan dan konsultasikan pada dokter. Kalau dibiarkan, gangguan berpotensi memicu masalah seksual berkelanjutan, sehingga penis terasa menyakitkan ketika ereksi.

Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga.

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Penile Fracture.

Healthline. Diakses pada 2023. Everything You Should Know About Penile Fracture.

Medical News Today. Diakses pada 2023. Everything you need to know about penile fracture.