Ini 5 Mitos dan Fakta Seputar DBD

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 November 2024

“Terdapat berbagai mitos menyesatkan mengenai DBD di masyarakat. Mitos tersebut bisa menimbulkan dampak merugikan bagi yang mempercayainya.”

Ini 5 Mitos dan Fakta Seputar DBDIni 5 Mitos dan Fakta Seputar DBD

DAFTAR ISI

Mitos dan Fakta Seputar DBD


Demam Berdarah Dengue (DBD) jadi salah satu penyakit yang sering menjadi perhatian, terutama saat musim hujan tiba. Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, dan dampaknya bisa sangat serius jika tidak ditangani dengan tepat. 

Namun, di tengah banyaknya informasi seputar DBD, tidak sedikit mitos yang berkembang dan justru menimbulkan kebingungan. Apabila dipercaya tanpa klarifikasi, hal ini bahkan dapat menghalangi langkah pencegahan maupun pengobatan yang tepat. 

Lantas, apa saja mitos dan fakta seputar DBD? Cari tahu selengkapnya pada artikel di bawah ini!

Mitos dan Fakta Seputar DBD

Sama halnya dengan jenis penyakit lain, demam berdarah diselubungi mitos yang belum tentu benar. 

Risiko komplikasi bisa semakin tinggi jika langkah penanganan yang dilakukan hanya berdasarkan pada mitos dan “katanya”. Padahal, pemahaman penyakit berperan penting dalam upaya pemulihan.

Berikut ini beberapa mitos dan fakta seputar DBD yang beredar di masyarakat:

1. Mitos: Gejalanya seperti sakit flu

Dengue menyebabkan spektrum penyakit yang luas. Dalam kasus yang ringan, pengidap hanya mengalami gejala mirip flu parah. Sedangkan dalam intensitas tinggi, pengidap bisa saja mengalami sejumlah komplikasi yang terkait dengan perdarahan parah, kerusakan organ, atau kebocoran plasma. 

Jika telat ditangani, gejala flu berat akan berubah menjadi gejala parah dengan risiko kematian yang tinggi. 

Saat ini, demam berdarah memengaruhi sebagian besar negara Asia dan Amerika Latin. DBD menjadi penyebab utama rawat inap dan kematian pada anak-anak serta orang dewasa di wilayah ini.

DBD bisa diatasi dengan mengonsumsi obat. Rekomendasi obatnya bisa kamu cari tahu pada artikel berikut ini: Ini Daftar Obat DBD Paling Ampuh yang Ada di Apotik

Beli obat bisa dengan mudah melalui Toko Kesehatan Halodoc

2. Mitos: Manusia terinfeksi setelah digigit nyamuk

Memang benar jika penularan virus DBD berasal dari nyamuk, tetapi harus dilihat dulu jenis nyamuknya. 

Virus DBD hanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina. Spesies lain dalam genus Aedes dapat bertindak sebagai vektor, tetapi kontribusinya sekunder terhadap Aedes aegypti.

Nyamuk tersebut akan menularkan virus setelah menggigit manusia yang telah terinfeksi sebelumnya. Manusia tidak dapat menularkan virus secara  langsung pada manusia lain. 

Artinya, perlu “peran” dari nyamuk Aedes aegypti betina untuk memindahkan virus tersebut lewat gigitan.

3. Mitos: DBD hanya terjadi sekali

Pernah dengar informasi yang menyebut bahwa seseorang yang sudah pernah terinfeksi DBD tidak akan mengalaminya lagi? 

Hati-hati, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, terdapat empat serotipe yang berbeda dari virus demam berdarah yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.  

Saat seseorang terinfeksi salah satu virus dan telah diobati, ia memiliki kekebalan seumur hidup terhadap serotipe tersebut. Namun, tidak pada tiga serotipe lainnya. Artinya, ada kemungkinan seseorang akan mengalami sebanyak empat kali DBD seumur hidupnya.

4. Mitos: Demam turun tanda sudah sembuh

Perjalanan penyakit DBD memang memiliki fase mulai dari pra-infeksi, fase demam hingga fase kritis atau penyembuhan. 

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada 4-10 hari setelah digigit nyamuk, seseorang biasanya akan mengalami demam hingga 40 derajat Celsius. 

Beberapa gejala yang menyertai seperti sakit kepala parah dan nyeri otot. Saat demam mengalami penurunan, kondisi tersebut akan masuk dalam fase kritis. Dalam kondisi tersebut bisa saja terjadi gangguan tekanan darah dan tanda vital lain. Jadi, waspadai, ya!

Cari tahu selengkapnya, Ini 6 Gejala DBD yang Perlu Diwaspadai.

5. Mitos: Harus dirawat di rumah sakit

Fakta seputar DBD yang terakhir adalah tidak harus merawat pasien di rumah sakit. Pasalnya, dalam beberapa kasus DBD terjadi dalam intensitas ringan hingga sedang. 

Dalam kondisi tersebut, seseorang dapat dirawat secara mandiri di rumah. Namun, segera lakukan rawat inap di rumah sakit jika:

  • Saat suhu turun dan badan lemas.
  • Nafsu makan menurun.
  • Mual dan muntah terus-menerus.
  • Nyeri perut hebat.
  • Mimisan yang sulit berhenti.
  • Buang air besar berwarna hitam.
  • Muntah darah.
  • Pucat.
  • Telapak kaki dan tangan dingin.

Jangan lagi menunda untuk mendapat bantuan medis jika mengalami sejumlah gejala tersebut. 

Pasalnya, DBD yang tidak segera ditangani dapat berubah menjadi satu kondisi yang membahayakan nyawa seseorang. Pastikan juga melakukan langkah pencegahan saat musim penghujan tiba.

Nah, itulah beberapa fakta seputar DBD yang perlu kamu ketahui. Ingat, segera periksakan diri ke dokter jika terjadi sejumlah gejala yang disebutkan. 

Jika kamu membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya, silahkan download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Times of India. Diakses pada 2024. As dengue cases rise, 7 biggest myths busted.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2024. Dengue.
World Health Organization. Diakses pada 2024. Dengue and severe dengue.