Ini 5 Penyakit yang Bisa Dideteksi dengan Tes Serologi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Maret 2019
Ini 5 Penyakit yang Bisa Dideteksi dengan Tes SerologiIni 5 Penyakit yang Bisa Dideteksi dengan Tes Serologi

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar tes serologi? Serologi sendiri merupakan salah satu cabang imunologi yang mempelajari reaksi antigen-antibodi secara in vitro. Reaksi serologis dilakukan berdasarkan asumsi bahwa agen infeksius memicu host untuk menghasilkan antibodi spesifik yang akan bereaksi dengan agen infeksius tersebut.

Reaksi ini dapat digunakan untuk mengetahui respon tubuh terhadap agen infeksius secara kualitatif maupun kuantitatif. Pemeriksaan serologis ini bertujuan untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit.

Misalnya, reaksi serologis spesifik untuk suatu agen infeksius, waktu yang diperlukan pun lebih singkat daripada pemeriksaan kultur atau identifikasi bakteri dan pengambilan sampel relatif mudah, yaitu darah. Singkat kata, tes serologi merupakan tes yang mendeteksi antibodi dalam darah.

Baca juga: 4 Fakta Tentang Tes Serologi yang Perlu Diketahui

1. Serologi untuk Hepatitis B

Manfaat serologi juga bisa digunakan untuk menelisik penyakit, seperti hepatitis B. Hepatitis B sendiri merupakan penyakit infeksi pada hati yang dapat menimbulkan masalah kronis. Contohnya, sirosis hepatitis dan kanker hati. Diagnosis hepatitis B ditentukan dengan melakukan tes terhadap beberapa marker serologis dari virus hepatitis B, serta dengan menambahkan tes tambahan untuk menyingkirkan penyebab lain, seperti virus hepatitis A dan C.

2. Chikungunya

Manfaat serologi juga bisa digunakan sebagai pemeriksaan antibodi terhadap virus chikungunya IgM. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap seseorang dengan gejala pusing, sakit kepala, nyeri sendi, dan ruam berwarna merah pada kulit. Untuk memastikannya, memerlukan pemeriksaan antibodi terhadap virus chikungunya IgM.

Baca juga: Yang Terjadi Jika Kena Gigitan Nyamuk Chikungunya

3. Amebiasis

Tes serologi bisa mendeteksi penyakit amebiasis, yaitu infeksi usus besar yang disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica. Gejalanya berupa diare, feses bercampur darah, kram perut, perut kembung (gas menumpuk dalam perut), demam, sakit punggung, dan kelelahan.

4. Demam Dengue

Pemeriksaan serologi merupakan pemeriksaan menggunakan serum, seperti pemeriksaan pada dugaan demam dengue. Demam dengue dapat merupakan infeksi pertama kali yang disebut infeksi primer dan dikenal sebagai demam dengue. Selain itu, ada pula infeksi kedua kali yang disebut infeksi sekunder yang dapat menimbulkan penyakit demam berdarah yang dikenal dengan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF).

Penyakit ini dapat berkelanjutan renjatan (kegagalan peredaran darah yang ditandai dengan menurunnya tekanan darah dan gejala umum lainnya), bahkan kematian. Pada demam dengue, pemeriksaan serologi yang tersedia, seperti pemeriksaan antigen NS-1, antibodi dengue IgG, dan IgM.

Baca juga: Yang Perlu Diketahui tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue

5. Salmonella Typhosa

Pemeriksaan serologis juga bisa digunakan untuk mendiagnosa penyakit demam typhoid yang disebabkan oleh Salmonella. Prosedur ini disebut dengan pemeriksaan Widal. Uji Widal sendiri dirancang untuk membantu diagnosis demam typhoid dengan cara mengaglutinasikan basilus typhoid dengan serum pengidap.

Selain itu, pemeriksaan Widal digunakan untuk:

  • Mengetahui diagnosis thypus abdominalis, serta penyakit paratypus A, B, C, dan D.

  • Mengetahui prognosis penyakit.

  • Mengetahui ada tidaknya aglutinin dalam serum pengidap.

Kamu juga bisa lho mendiskusikan pendidikan seks anak dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan