Ini 6 Fakta Binge Eating Disorder yang Wajib Diketahui

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 September 2022

“Binge eating disorder (BED) merupakan penyakit mental, bukan sebuah pilihan yang dibuat seseorang. Episode BED sering kali muncul jika pengidap mengalami emosi yang tidak stabil.”

Ini 6 Fakta Binge Eating Disorder yang Wajib DiketahuiIni 6 Fakta Binge Eating Disorder yang Wajib Diketahui

Halodoc, Jakarta – Binge eating disorder (BED) merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang mempengaruhi pola makan seseorang. Seseorang yang memiliki BED tidak dapat mengontrol makannya atau makan dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat. Namun, orang dengan BED merasa bersalah dan malu akan gangguan makan yang dimilikinya, sehingga merahasiakan kebiasaan tersebut. 

Penyebab BED pada setiap orang bisa berbeda. Umumnya kondisi ini dipicu oleh faktor genetik, lingkungan, sosial, dan budaya. Gangguan makan ini dapat terjadi pada siapa pun, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status sosial. Untuk lebih mengetahui tentang binge eating disorder, simak fakta selengkapnya!

Fakta Binge Eating Disorder yang Perlu Diketahui

Orang dengan binge eating disorder (BED) mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan dalam sekali makan. Selama periode makan berlebihan, ia akan mengalami hilang kendali atas makanan yang dikonsumsi. Berikut ini fakta tentang BED:

  1. “Pesta Makan” terjadi berulang kali

Seseorang dengan BED akan mengalami episode “pesta makan” atau makan dalam jumlah banyak dalam waktu singkat, biasanya kurang dari dua jam. Pesta makan terjadi setidaknya sekali seminggu selama tiga bulan. Selama episode ini, pengidap akan kehilangan kendali atas waktu makannya. 

Sering kali pengidap tidak berhenti meskipun ia ingin berhenti. Cara makannya pun sangat cepat, bahkan ia tetap makan meski sedang tidak lapar secara fisik, dan terus makan saat kenyang atau merasa tidak nyaman.

  1. Episode BED muncul saat suasana hati tidak stabil

Orang dengan BED sering merasa bersalah atau malu dengan jumlah dan cara mereka makan selama episode “pesta makan”. “Pesta makan” sering kali dipicu oleh stres, marah, bosan, kesepian, atau tertekan. Pada saat seperti itu, makan berlebihan digunakan sebagai cara mengatasi atau mengalihkan emosi yang tidak stabil. Episode BED juga dapat muncul setelah mendapat penilaian orang lain tentang tubuh, berat, dan bentuk tubuh pengidap.

  1. Menutup diri

Pengidap BED sering kali sangat tertutup tentang kebiasaan makannya. Ia akan memilih untuk makan sendiri. Sebab ia merasa malu dan merasa bersalah tentang kebiasaan yang dimilikinya.

  1. BED merupakan kondisi kesehatan mental

Unsur-unsur yang berkontribusi pada pengembangan BED cukup kompleks. Penyebabnya melibatkan berbagai faktor, seperti biologis, psikologis, dan sosiokultural. Setiap orang berpotensi mengalami gangguan makan di tahap kehidupannya. Gangguan makan ini merupakan penyakit mental, bukan sebuah pilihan yang dibuat seseorang. 

  1. Memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan

Jika seseorang memiliki gangguan makan, sebaiknya segera cari bantuan profesional. Tujuannya untuk mencegah komplikasi kesehatan yang serius di kemudian hari. Dampak BED pada seseorang dapat mengganggu kesehatan fisik dan emosional.

Gangguan makan berlebihan dapat mengakibatkan banyak risiko kesehatan yang umum berkaitan dengan obesitas. Gangguan kesehatan tersebut seperti:

  • Diabetes.
  • Kolesterol tinggi.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Penyakit jantung.
  • Osteoartritis.
  • Sleep apnea atau gangguan tidur.

Orang dengan BED juga dapat mengalami kecemasan, depresi, merasa harga dirinya rendah, atau masalah lain yang dapat mempengaruhi kualitas hidup.

  1. Perlu mendapatkan penanganan segera

Perawatan untuk mengatasi BED perlu dilakukan untuk mengurangi tingkat keparahan, durasi, dan dampak kesehatan lainnya. Tujuan pengobatan BED adalah untuk mengurangi kebiasaan makan berlebihan dan mendukung orang tersebut untuk makan secara teratur. Selain itu, penting juga mengatasi faktor emosional terkait kecemasan, depresi, dan harga diri.

Penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa terapi psikologis yang efektif dalam pengobatan BED. Jenis-jenis terapinya yaitu:

  • Terapi perilaku kognitif.
  • Psikoterapi interpersonal.
  • Terapi perilaku dialektik.
  • Terapi penurunan berat badan.

Kebanyakan pengidap dapat pulih dari gangguan makan dengan pengobatan. Rawat inap mungkin diperlukan jika seseorang membutuhkan stabilisasi medis atau psikiatri, rehabilitasi nutrisi, atau perawatan serta dukungan yang lebih intensif.

Itulah yang perlu diketahui tentang binge eating disorder. Jika kamu memiliki menyadari punya gangguan BED, sebaiknya tidak perlu malu untuk menjalani pengobatan. Kamu bisa bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc sebagai langkah awal. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. Binge Eating Disorder Statistics: Know the Facts
National Eating Disorder. Diakses pada 2022. Binge eating disorder (BED)
The Recovery Village. Diakses pada 2022. Binge Eating Disorder Facts and Statistics

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan