Ini 6 Gejala Skizofrenia Paranoid yang Perlu Diwaspadai

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 April 2023

“Skizofrenia paranoid adalah gangguan psikosis ketika seseorang kesulitan membedakan pikiran dengan kenyataan. Gejala kondisi ini antara lain delusi, halusinasi, dan ucapan yang tidak teratur.”

Ini 6 Gejala Skizofrenia Paranoid yang Perlu DiwaspadaiIni 6 Gejala Skizofrenia Paranoid yang Perlu Diwaspadai

Halodoc, Jakarta – Skizofrenia adalah gangguan psikologis serius yang menyerang pikiran, sehingga pengidapnya sulit membedakan antara kenyataan dengan imajinasi. Salah satu subtipe dari skizofrenia adalah skizofrenia paranoid. 

Sebenarnya, istilah skizofrenia paranoid sudah dihapus oleh The American Psychiatric Association dari tahun 2013. Kini, dipersingkat menjadi skizofrenia saja. 

Namun, karena istilah skizofrenia paranoid telah digunakan selama bertahun-tahun. Jadi, banyak masyarakat yang lebih akrab dengan sebutan ini. Nah, hal yang perlu ditegaskan, penyakit mental ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Maka dari itu, yuk ketahui gejala-gejala skizofrenia paranoid?

Kenali Gejala Skizofrenia Paranoid

Istilah skizofrenia paranoid dulunya digunakan untuk kondisi skizofrenia yang disertai dengan paranoid yang mencolok. Paranoid adalah gangguan kepribadian ketika seseorang merasa curiga, atau ketakutan pada orang lain secara berlebihan.

Selain paranoid adapun gejala skizofrenia yang lain di antaranya sebagai berikut:

1. Delusi

Delusi menjadi suatu gejala yang paling umum pada pengidap skizofrenia. Kondisi ini terjadi ketika seseorang meyakini sesuatu dengan sangat kuat, padahal hal tersebut tidak benar. Ini mengakibatkan pengidapnya sulit membedakan antara peristiwa nyata dan khayalan.

Ada beberapa tipe delusi yaitu:

  • Delusi kontrol, terjadi ketika seseorang merasa bahwa ia dikendalikan oleh sesuatu.
  • Delusi keagungan (grandiose delusions), ketika seseorang menganggap bahwa ia memiliki suatu kekuatan yang luar biasa.
  • Delusi penganiayaan, yaitu keyakinan bahwa setiap orang berusaha untuk menganiaya dirinya.
  • Delusi referensi, suatu keyakinan bahwa ada sesuatu yang diciptakan khusus untuk dirinya sendiri.

2. Halusinasi

Hampir mirip dengan gejala delusi, halusinasi terjadi ketika seseorang melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang sebetulnya tidak nyata. Mendengar suara merupakan halusinasi yang sering terjadi pada pengidap skizofrenia. 

Suara-suara ini bisa menjadi suara orang yang dikenal oleh pengidap skizofrenia. Gejala halusinasi bisa menjadi semakin buruk jika pengidapnya mengisolasi diri dari orang lain.

3. Bicara yang tidak teratur

Bicara tidak teratur juga menjadi salah satu gejala skizofrenia. Gejala ini terjadi karena, pengidap skizofrenia paranoid cenderung kesulitan untuk berkonsentrasi. 

Orang dengan kondisi ini dapat mengulangi suatu kata atau frasa, atau mulai berbicara di tengah kalimat. Bahkan, terkadang ada yang membuat kata-katanya sendiri. Hal ini mengakibatkan sulit untuk berkomunikasi atau memahami apa yang pengidap skizofrenia bicarakan.

Selain gejalanya ketahui juga faktor risiko skizofrenia paranoid di laman berikut, “5 Faktor Risiko Skizofrenia Paranoid.

4. Perilaku yang tidak teratur

Perilaku ini mengacu pada ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol perilakunya secara keseluruhan di semua konteks, seperti di rumah atau di tempat kerja. Pengidap skizofrenia paranoid mungkin akan mengalami masalah berikut:

  • Kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Kesulitan mengontrol emosi.
  • Melakukan sesuatu yang aneh atau tidak pantas.
  • Kecenderungan bersikap impulsif.

Jika tidak segera mendapatkan penanganan, maka perilaku ini dapat berdampak buruk bagi kehidupan kerja, sosial, dan kehidupan rumah tangga.

5. Gejala negatif

Gejala negatif merupakan gejala ketika seseorang tampak menarik diri dari dunia luar dan sudah tidak tertarik lagi pada apa pun, termasuk interaksi sosial. Beberapa gejala negatif meliputi:

  • Anhedonia atau kurangnya antusiasme pada aktivitas yang umumnya menyenangkan.
  • Kurangnya emosi.
  • Ekspresi datar.
  • Penurunan minat secara keseluruhan.

6.  Pikiran mengakhiri hidup

Pikiran untuk mengakhiri hidup juga merupakan gejala umum skizofrenia paranoid. Meskipun begitu, gejala ini lebih sering terjadi dalam kasus yang sudah akut dan tidak terobati. 

Salah satu tandanya terjadi ketika pengidap mulai menyakiti dirinya sendiri atau self harm. Nah, jika kamu atau orang terdekat memiliki tanda ini, segera hubungi layanan konseling khusus untuk pencegahan bunuh diri.

Bagaimana Cara Menolong Seseorang dengan Skizofrenia Paranoid?

Hal terburuk dari skizofrenia adalah kemungkinan pengidap melakukan upaya bunuh diri. Jika kamu memiliki teman atau keluarga dengan penyakit skizofrenia, tentunya kamu tidak ingin ini terjadi bukan. Nah, kamu bisa melakukan cara ini untuk membantu mereka yang mengalami skizofrenia paranoid:

  • Pelajari mengenai gejala awal dan kondisi skizofrenia.
  • Jika kamu memiliki orang terdekat dengan kondisi ini, ajak dan motivasi mereka untuk mendapatkan bantuan professional.
  • Dengarkan dan yakinkan bahwa perasaan mereka valid.
  • Tanyakan, bagaimana cara kamu bisa membantu mereka dengan benar. Atau tanyakan apa yang mereka butuhkan.
  • Pastikan untuk tetap terhubung dengan teman atau keluarga yang memiliki skizofrenia.
  • Buatlah rencana darurat. Pengidap skizofrenia bisa melakukan sesuatu di luar dugaan, kamu bisa membuat rencana darurat dengan menyimpan nomor  telepon fasilitas kesehatan mental, psikiater, atau nomor telepon keluarga dan teman terdekat yang dapat membantu.

Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala skizofrenia, jangan ragu untuk segera lakukan pemeriksaan dan tanyakan ke psikolog atau psikiater melalui aplikasi Halodoc. Selain masalah mental, dengan Halodoc kamu juga bisa berkonsultasi mengenai gangguan kesehatan lainnya. Yuk download Halodoc sekarang. 

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2023. What Is Paranoid Schizophrenia?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Paranoid Schizophrenia.
Medical News Today. Diakses pada 2023. Helping someone with schizophrenia: What to know.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan