Ini 7 Penyakit yang Mengintai Kesehatan Reproduksi Pria
Kesehatan reproduksi pria dapat terancam oleh beberapa penyakit seperti infeksi menular seksual, kanker testis, dan disfungsi ereksi.

Daftar Isi:
- Beragam Penyakit Kesehatan Reproduksi Pria
- Penyakit pada Sistem Reproduksi yang Disebabkan Virus
- Langkah-Langkah Pencegahan
- Kapan Harus Konsultasi Dokter?
Kesehatan reproduksi pria sering kali kurang mendapat perhatian, padahal kondisi ini berperan penting dalam kesuburan dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Ada berbagai penyakit yang bisa menyerang organ reproduksi pria, mulai dari gangguan ringan hingga masalah serius yang berpotensi memengaruhi kesuburan, hormon, bahkan fungsi seksual.
Memahami apa saja penyakit yang bisa mengintai kesehatan reproduksi pria akan membantu kamu lebih waspada dan segera melakukan pencegahan maupun pemeriksaan medis sejak dini.
Beragam Penyakit Kesehatan Reproduksi Pria
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang umum terjadi dan dapat memengaruhi kesehatan reproduksi pria:
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon testosteron. Kondisi ini dapat disebabkan oleh masalah pada testis atau kelenjar pituitari.
Gejala hipogonadisme meliputi penurunan libido, disfungsi ereksi, kelelahan, kehilangan massa otot, dan depresi.
Kamu alami disfungsi ereksi? Jangan panik dulu, berikut Ini Obat Disfungsi Ereksi yang Biasa Dokter Resepkan.
2. Varikokel
Varikokel adalah pembengkakan pembuluh darah vena di dalam skrotum, mirip dengan varises pada kaki.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada sisi kiri skrotum dan dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan infertilitas.
3. Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukan cairan di sekitar testis yang menyebabkan pembengkakan pada skrotum.
Kondisi ini umumnya tidak nyeri dan seringkali tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman.
4. Torsio Testis
Torsio testis adalah kondisi medis darurat yang terjadi ketika testis terpuntir, memotong aliran darah ke testis.
Kondisi ini menyebabkan nyeri hebat dan pembengkakan pada skrotum dan memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah kerusakan permanen pada testis.
Kenali lebih lanjut Dampak Torsio Testis yang Tidak Mendapat Pengobatan.
5. Epididimitis
Epididimitis adalah peradangan pada epididimis, yaitu saluran yang menyimpan dan membawa sperma.
Kondisi ini sering disebabkan oleh infeksi bakteri, termasuk infeksi menular seksual (IMS). Gejala epididimitis meliputi nyeri, kemerahan, dan pembengkakan pada skrotum.
6. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada salah satu atau kedua testis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, seperti gondongan. Gejala orkitis meliputi nyeri, pembengkakan, demam, dan mual.
7. Kanker Testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali pada testis. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria berusia 15-45 tahun.
Gejala kanker testis meliputi benjolan pada testis, nyeri tumpul pada perut atau selangkangan, dan perasaan berat pada skrotum.
Penyakit pada Sistem Reproduksi yang Disebabkan Virus
Selain penyakit-penyakit di atas, ada juga beberapa penyakit pada sistem reproduksi yang disebabkan oleh infeksi virus.
Virus dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan reproduksi pada pria, mulai dari infeksi ringan hingga kondisi yang lebih serius.
1. Herpes Genital
Herpes genital adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV). Virus ini menyebabkan luka atau lepuhan yang nyeri di area genital, bokong, atau paha.
Herpes genital dapat kambuh secara periodik dan tidak ada obat untuk menyembuhkan infeksi ini, tetapi pengobatan dapat membantu mengendalikan gejala dan mengurangi risiko penularan.
2. Human Papillomavirus (HPV)
Human papillomavirus (HPV) adalah kelompok virus yang sangat umum yang dapat menyebabkan kutil di berbagai bagian tubuh, termasuk area genital.
Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil kelamin, sementara jenis lain dapat meningkatkan risiko kanker penis, anus, dan orofaringeal. Vaksin HPV tersedia untuk mencegah infeksi HPV dan kanker terkait HPV.
3. HIV/AIDS
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika tidak diobati, infeksi HIV dapat berkembang menjadi acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
HIV dapat menular melalui hubungan seksual tanpa kondom, berbagi jarum suntik, atau dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.
HIV/AIDS dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan reproduksi pada pria, termasuk hipogonadisme, disfungsi ereksi, dan penurunan kualitas sperma.
Langkah-Langkah Pencegahan
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu menjaga kesehatan reproduksi pria, termasuk:
- Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk pemeriksaan organ reproduksi.
- Mempraktikkan seks yang aman dengan menggunakan kondom untuk mengurangi risiko infeksi menular seksual (IMS).
- Menjaga berat badan yang sehat.
- Berolahraga secara teratur.
- Tidak merokok dan menghindari penggunaan narkoba.
- Mendapatkan vaksinasi HPV untuk mencegah infeksi HPV dan kanker terkait HPV.
Kapan Harus Konsultasi Dokter?
Penting untuk mencari pertolongan medis jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan pada sistem reproduksi, seperti:
- Nyeri atau pembengkakan pada testis atau skrotum.
- Benjolan pada testis.
- Kesulitan buang air kecil.
- Disfungsi ereksi.
- Penurunan libido.
- Infertilitas.
Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi yang serius dan meningkatkan peluang pemulihan.
Konsultasi dengan dokter kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!



