Ini 9 Alasan SIDS Lebih Sering Menyerang Bayi Berusia di Bawah 6 Bulan

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 Oktober 2022

“Penyebab Sudden infant death syndrome (SIDS) masih belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang dipercaya berpengaruh terhadap kematian mendadak pada bayi di bawah usia 6 bulan tersebut, mulai dari faktor kehamilan hingga kardiovaskular.”

Ini 9 Alasan SIDS Lebih Sering Menyerang Bayi Berusia di Bawah 6 BulanIni 9 Alasan SIDS Lebih Sering Menyerang Bayi Berusia di Bawah 6 Bulan

Halodoc, Jakarta – Sekitar 3.500 bayi meninggal secara tiba-tiba dan tidak terduga setiap tahun di Amerika Serikat. Kematian bayi secara mendadak tersebut dikenal dengan sudden infant death syndrome

SIDS merupakan penyebab utama kematian di antara bayi di bawah usia satu tahun, tapi risikonya menurun seiring dengan sebagian besar kematian SIDS terjadi sebelum 6 bulan dan mayoritas jatuh antara 1 dan 4 bulan. 

Hal ini tentu menjadi ancaman yang menakutkan bagi para orang tua, apalagi penyebab SIDS masih belum diketahui. Meski begitu, ada beberapa faktor yang diduga menjadi alasan mengapa sindrom tersebut lebih sering terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan. 

Mengenal SIDS dan Faktor yang Berperan

SIDS adalah kematian mendadak dan tidak terduga pada bayi yang berusia kurang dari satu tahun. Jika kematian anak tetap tidak dapat dijelaskan setelah penyelidikan formal terhadap keadaan kematian (termasuk, kinerja otopsi lengkap, pemeriksaan adegan kematian, dan tinjauan riwayat klinis), kematian tersebut kemudian dikaitkan dengan SIDS.

SIDS biasanya terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga saat bayi sedang tidur dalam boksnya. Itulah mengapa sindrom ini disebut juga kematian boks. Pada kebanyakan kasus, bayi tampak sehat sebelum meninggal, bahkan mungkin menyusu seperti biasa sebelum tidur. Namun, beberapa saat berikutnya bayi meninggal secara tiba-tiba.

SIDS jarang terjadi selama bulan pertama kehidupan. Risiko memuncak pada bayi usia 2–4 bulan dan kemudian menurun. Sekitar 90 persen kematian SIDS terjadi pada bayi yang berusia kurang dari enam bulan.

Sampai saat ini masih belum diketahui apa penyebab kematian mendadak pada bayi tersebut. Namun, SIDS diduga merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling berinteraksi, yaitu:

1. Faktor kehamilan

Meskipun SIDS bisa terjadi pada keluarga mana saja, tapi sindrom tersebut lebih sering menyerang bayi yang ibunya:

  • Berusia 20 tahun ketika melahirkan.
  • Merokok atau mengonsumsi alkohol selama kehamilan.
  • Menerima sedikit atau tidak sama sekali perawatan prenatal.

2. Perkembangan bayi

Hipotesis utama adalah bahwa SIDS mungkin mencerminkan keterlambatan atau kelainan dalam perkembangan sel-sel saraf dalam otak, yang sangat penting untuk fungsi jantung dan paru-paru yang normal.

Pemeriksaan penelitian terhadap batang otak bayi yang meninggal dengan diagnosis SIDS, telah mengungkapkan keterlambatan perkembangan dalam pembentukan dan fungsi beberapa jalur sel saraf pengikat serotonin di dalam otak. Jalur ini sangat penting untuk mengatur respons pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah selama bangun dari tidur.

Hipotesisnya adalah bahwa bayi-bayi tertentu, karena alasan yang belum ditentukan dapat mengalami perkembangan abnormal atau tertunda pada area-area kritis tertentu dari otak mereka. Ini bisa berdampak negatif pada fungsi dan konektivitas ke daerah yang mengatur gairah selama tidur.

3. Belum memiliki kemampuan untuk bangun atau merespons berbagai rangsangan fisiologis

Misalnya, seorang anak yang tidur dalam posisi telungkup dapat memindahkan wajahnya ke posisi sedemikian rupa, sehingga hidung dan mulutnya benar-benar terhalang. Ini dapat mengubah kadar oksigen atau karbon dioksida dalam darah bayi. 

Biasanya, perubahan ini akan memicu respons rangsangan mendorong bayi untuk menggerakkan kepalanya ke samping untuk meredakan obstruksi ini. Namun, bayi yang masih di bawah usia 6 bulan mungkin belum memiliki kemampuan untuk merespons rangsangan tersebut.

4. Respons perlindungan lain terhadap rangsangan stres yang rusak

Salah satu refleks semacam itu adalah chemoreflex laring, yang muncul dari jalur sel saraf yang terletak di belakang tenggorokan (faring) dan di dalam kotak suara (laring) dan saluran napas bagian atas.

Refleks ini mengatur perubahan pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah saat cairan, seperti air liur atau isi perut yang dimuntahkan merangsang bagian jalan napas. Memiliki air liur di jalan napas dapat mengaktifkan refleks ini memicu respons menelan yang membantu menjaga jalan napas menjadi jernih.

Ketika seorang bayi dalam posisi telungkup, maka laju menelan menurun. Respons gairah pelindung terhadap refleks laring ini juga berkurang pada tidur aktif ketika bayi berada dalam posisi tidur telungkup.

5. Lingkungan tidur

Ketika bayi telungkup, gerakan udara di sekitar mulut mungkin terganggu. Ini dapat menyebabkan bayi menghirup kembali karbon dioksida yang baru saja dihembuskan bayi. 

Tempat tidur empuk dan benda-benda yang memerangkap gas, seperti selimut, selimut, kasur air, sofa, kursi, dan kasur empuk, serta boneka adalah jenis permukaan tidur lainnya yang dapat mengganggu pergerakan udara normal di sekitar mulut dan hidung bayi saat menghadap ke bawah.

6. Hipertermia (peningkatan suhu)

Overdressing, menggunakan penutup (pakaian, selimut) yang berlebihan pada bayi atau meningkatkan suhu udara ruangan dapat menyebabkan peningkatan tingkat metabolisme pada bayi yang akhirnya kehilangan kontrol pernapasan. 

Namun, tidak jelas apakah peningkatan suhu merupakan faktor independen atau apakah itu hanya cerminan dari penggunaan lebih banyak pakaian, atau selimut yang dapat bertindak sebagai benda yang menghalangi jalan napas.

7. Faktor genetik

SIDS diduga bisa terjadi akibat gen yang diwariskan dari orang tua. Pasalnya, gen transporter serotonin polimorfisme (5-HTT) ditemukan pada bayi yang mengalami kematian mendadak. Gen ini dipengaruhi oleh fungsi sistem saraf otonom.

8. Infeksi 

Infeksi virus pernapasan juga bisa menjadi faktor yang bertanggung jawab atas terjadinya SIDS. Penyakit tersebut dalam tingkat ringan ditemukan oleh para peneliti dalam kasus kematian bayi mendadak hingga 80 persen. 

Racun yang dihasilkan dari bakteri seperti s.aureus dan e.coli bisa menjadi ancaman bagi kehidupan bayi. Racun bakteri tersebut bisa diserap oleh permukaan mukosa, atau menjadi pertanda bakteremia, yang terutama memengaruhi sistem kardiovaskular dan pernapasan. 

9. Faktor kardiovaskular

Kelainan yang ditunjukkan pada saluran jantung juga bisa berpengaruh terhadap terjadinya kematian mendadak pada bayi di bawah usia 6 bulan. Karena kelainan jantung tersebut, bayi berisiko mengalami aritmia yang berpotensi fatal. 

Itulah beberapa alasan mengapa bayi di bawah usia 6 bulan rentan mengalami SIDS. Bila ibu ingin mengetahui lebih banyak mengenai sindrom serius ini, coba tanyakan langsung saja pada ahlinya melalui aplikasi Halodoc

Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk orang tua. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, ibu bisa memilih tanya dokter  Video/Voice Call atau Chat.

Referensi:
Hippokratia Quarterly Medical Journal. Diakses pada 2022. The factors contributing to the risk of sudden infant death syndrome.
Boston Children’s Hospital. Diakses pada 2022. Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Sudden Unexpected Infant Death and Sudden Infant Death Syndrome