Ini Bahaya Obat Penggugur Kandungan yang Perlu Kamu Ketahui
Obat penggugur kandungan bisa menyebabkan pendarahan hebat jika digunakan tanpa pengawasan oleh dokter kandungan.

DAFTAR ISI
- Bahaya Aborsi
- Bahaya Konsumsi Obat Penggugur Kandungan
- Studi Terkait Aborsi Medis
- Langkah Mengatasi Keguguran
Obat penggugur kandungan sering kali menjadi pilihan seseorang yang hamil tanpa direncanakan. Namun, sebelum mengambil keputusan ini, penting untuk memahami risiko dan bahaya yang dapat ditimbulkan.
Di Indonesia sendiri, penggunaan obat penggugur kandungan diatur dengan ketat dan hanya diperbolehkan dalam kondisi tertentu sesuai dengan undang-undang.
Simak bahaya penggunaan obat penggugur kandungan berikut ini!
Bahaya Aborsi
Aborsi adalah tindakan medis yang bertujuan untuk menghentikan kehamilan. Di Indonesia, aborsi hanya diperbolehkan dalam kondisi tertentu seperti:
- Kehamilan akibat pemerkosaan yang membahayakan kondisi psikologis ibu. Tindakan aborsi diperbolehkan jika usia kehamilan maksimal 40 hari terhitung sejak hari pertama haid terakhir.
- Kondisi medis yang mengancam nyawa ibu atau janin.
Tindakan ini diatur dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan peraturan turunannya.
Di luar situasi tersebut, aborsi dianggap ilegal dan dapat dikenakan sanksi hukum.
Melakukan aborsi tanpa pengawasan medis dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:
- Perdarahan berat yang berpotensi mengancam nyawa.
- Infeksi akibat prosedur yang tidak steril.
- Kerusakan pada rahim yang dapat menyebabkan infertilitas.
- Trauma psikologis seperti rasa bersalah atau depresi.
Ketahui Fakta Mengenai Aborsi yang Perlu Dipahami berikut ini.
Bahaya Konsumsi Obat Penggugur Kandungan
Obat penggugur kandungan, seperti mifepristone dan misoprostol, sering digunakan dalam prosedur aborsi medis.
Meskipun efektif jika digunakan dengan benar, obat ini juga memiliki risiko yang signifikan jika digunakan tanpa pengawasan medis.
Berikut adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi:
1. Perdarahan berat
Obat penggugur kandungan dapat menyebabkan perdarahan hebat yang sulit dikendalikan. Jika tidak ditangani segera, kondisi ini bisa mengakibatkan anemia atau bahkan kematian.
2. Infeksi
Penggunaan obat tanpa protokol medis yang benar dapat meningkatkan risiko infeksi pada rahim atau organ reproduksi lainnya.
Infeksi yang tidak segera diobati dapat menyebar ke organ lain dan mengancam nyawa.
3. Nyeri dan kram berlebihan
Meskipun nyeri adalah efek samping umum, penggunaan obat penggugur kandungan dapat menyebabkan kram yang sangat hebat, mengganggu aktivitas harian, dan memerlukan perawatan medis.
4. Kerusakan rahim
Penggunaan obat yang tidak sesuai dosis atau prosedur dapat menyebabkan kerusakan pada dinding rahim. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan untuk hamil di masa depan.
5. Kehamilan yang tidak sepenuhnya berhenti
Dalam beberapa kasus, kehamilan tidak sepenuhnya terhenti, yang disebut sebagai aborsi tidak lengkap.
Kondisi ini memerlukan intervensi medis tambahan untuk mengangkat sisa jaringan dari rahim.
6. Efek psikologis
Selain dampak fisik, konsumsi obat penggugur kandungan dapat menyebabkan trauma emosional, seperti rasa bersalah, kecemasan, atau depresi. Ketahui Dampak Aborsi Terhadap Kesehatan Wanita lainnya.
Fakta Tentang Obat Misoprostol
Misoprostol awalnya dikembangkan untuk mencegah dan mengobati tukak lambung yang disebabkan oleh obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Obat ini bekerja dengan cara melindungi lapisan lambung dan mengurangi produksi asam lambung.
Selain untuk pengobatan tukak lambung, misoprostol juga memiliki peran penting dalam bidang kebidanan. Obat ini bisa membantu memicu kontraksi rahim untuk memulai atau mempercepat proses persalinan.
Ketika digunakan dalam kombinasi dengan obat lain seperti mifepristone, misoprostol dapat digunakan untuk mengakhiri kehamilan pada tahap awal.
Studi Terkait Aborsi Medis
Penelitian yang dipublikasikan dalam Science Direct, bertujuan untuk mengetahui seberapa sering terjadi infeksi setelah dilakukan aborsi medis.
Aborsi medis adalah prosedur mengakhiri kehamilan dengan menggunakan obat-obatan.
Para peneliti mengumpulkan data dari berbagai studi yang membandingkan berbagai jenis obat-obatan yang digunakan untuk aborsi medis.
Hasilnya, risiko infeksi setelah prosedur ini sangat rendah, hanya sekitar 0,92 persen.
Selain itu, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam risiko infeksi antara satu jenis obat dengan jenis obat lainnya.
Ini menunjukkan bahwa aborsi medis merupakan metode yang aman dan efektif untuk mengakhiri kehamilan pada trimester pertama dan kedua, dengan risiko infeksi yang sangat rendah.
Meski demikian, para peneliti menyarankan perlunya standarisasi dalam mendiagnosis dan mengobati infeksi pasca aborsi untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan dapat diperbandingkan.
Kesimpulannya, berdasarkan bukti yang ada, aborsi medis dapat menjadi pilihan yang aman bagi wanita yang ingin mengakhiri kehamilan.
Langkah Mengatasi Keguguran
Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami keguguran, penting untuk segera mengambil langkah yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Berikut adalah panduan yang dapat diikuti:
1. Cari bantuan medis
Segera temui dokter atau fasilitas kesehatan untuk memastikan kondisi rahim setelah keguguran.
Dokter mungkin akan melakukan prosedur seperti kuretase untuk membersihkan sisa jaringan di dalam rahim dan mencegah infeksi.
2. Perhatikan tanda bahaya
Selalu waspadai tanda-tanda komplikasi seperti pendarahan berat, demam tinggi, atau nyeri hebat di perut.
Gejala-gejala ini bisa menandakan adanya infeksi atau masalah serius lainnya yang memerlukan penanganan medis segera.
3. Istirahat dan pemulihan
Berikan waktu bagi tubuh untuk pulih setelah keguguran.
Istirahat yang cukup dan asupan makanan bergizi seperti makanan kaya zat besi, protein, dan vitamin sangat penting untuk membantu proses penyembuhan tubuh.
Nah, Ini Pilihan Dokter Kandungan di Halodoc yang Bisa Dihubungi seputar penanganan keguguran.
4. Hindari aktivitas berat
Selama masa pemulihan, hindari aktivitas fisik yang berat seperti mengangkat beban atau olahraga intensif.
Berikan tubuh waktu untuk sepenuhnya pulih sebelum kembali ke rutinitas normal.
5. Konsultasi untuk kehamilan berikutnya
Jika kamu berencana untuk hamil lagi di masa depan, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Mereka akan membantu memastikan bahwa tubuhmu sudah siap dan memberikan panduan untuk mengurangi risiko keguguran berulang.
6. Bangun sistem dukungan
Selain perawatan fisik dan mental, membangun sistem dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas juga sangat membantu dalam proses pemulihan.
Dukungan dari orang-orang terdekat dapat meringankan beban emosional dan memberikan kekuatan untuk menghadapi masa sulit ini.
7. Konsultasi psikolog
Keguguran dapat menjadi pengalaman emosional yang sangat sulit. Rasa kehilangan, sedih, atau trauma sering kali dirasakan oleh banyak perempuan dan pasangannya.
Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor untuk mendapatkan dukungan emosional dan mental. Kamu bisa menghubungi psikolog di Halodoc terkait hal ini.
Mereka bisa memberikan dukungan dan saran yang tepat. Psikolog di Halodoc juga tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan saja.
Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!