Ini Bedanya Edema Paru dan Pneumonia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Januari 2019
Ini Bedanya Edema Paru dan PneumoniaIni Bedanya Edema Paru dan Pneumonia

Halodoc, Jakarta - Meski sama-sama menyerang paru-paru, mungkin masih ada yang keliru membedakan antara edema paru dan pneumonia. Kedua gangguan paru-paru ini sesungguhnya memiliki perbedaan.

Edema paru merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan gejala sulit bernapas akibat terjadinya penumpukan cairan di dalam kantong paru-paru (alveoli). Kondisi ini dapat terjadi tiba-tiba maupun berkembang dalam jangka waktu lama.

Saat kondisi normal, udara akan masuk ke dalam paru-paru ketika bernapas. Sementara itu, ketika kondisi edema paru, paru-paru justru terisi oleh cairan. Akibatnya, oksigen yang dihirup pun tidak mampu masuk ke paru-paru dan aliran darah.

Edema Paru, Pengidap Lebih Cepat Lelah

Pada kondisi edema paru kronis yang bersifat jangka panjang, biasanya pengidap akan merasa lebih cepat lelah yang ditandai dengan lebih sering merasa sesak dibanding dengan biasanya. Sesak napas akan lebih terasa ketika pengidap sedang melakukan aktivitas fisik dan berbaring. Gejala edema paru kronis juga dapat disertai dengan suara napas tersumbat yang khas saat menghembuskan napas (mengi), terbangun pada malam hari saat tidur, peningkatan berat badan yang cepat, serta bengkak pada kedua tungkai.

Sementara itu pada edema paru akut, pengidap akan mengalami gejala sesak napas yang menyerang secara tiba-tiba hingga menyebabkan pengidapnya seakan-akan merasa tercekik atau tenggelam. Mereka akan terlihat cemas atau ketakutan dengan mulut megap-megap karena berusaha keras mendapatkan oksigen. Selain itu, pengidapnya akan mengalami palpitasi atau peningkatan detak jantung secara cepat dan tidak teratur, disertai batuk berdahak yang berbusa dan bercampur darah. Apabila edema paru akut ini terjadi akibat penyakit jantung, gejala nyeri dada juga dapat dirasakan.

Terdapat beberapa macam penyebab edema paru, biasanya berhubungan dengan gangguan jantung. Namun, edema paru juga dapat terjadi tanpa gangguan jantung. Fungsi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh dari bagian rongga jantung yang disebut ventrikel kiri. Ventrikel kiri mendapat darah dari paru-paru, yang merupakan tempat pengisian oksigen ke dalam darah untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Darah dari paru-paru, sebelum mencapai ventrikel kiri, akan melewati bagian rongga jantung lainnya, yaitu atrium kiri.

Edema paru yang disebabkan gangguan jantung terjadi akibat ventrikel kiri tidak mampu memompa masuk darah dalam jumlah yang cukup, sehingga tekanan di dalam atrium kiri, serta pembuluh darah di paru-paru meningkat. Peningkatan tekanan in kemudian menyebabkan terdorongnya cairan melalui dinding pembuluh darah ke dalam alveoli.

Pneumonia atau Paru-paru Basah

Pneumonia dikenal juga dengan istilah paru-paru basah merupakan infeksi yang mengakibatkan peradangan pada kantung-kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. Pada pengidap pneumonia, sekumpulan kantung-kantung udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan atau nanah. Akibatnya, pengidap mengalami sesak napas, batuk berdahak, demam, atau menggigil.

Penyebab utama pneumonia adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus. Itulah sebabnya penyakit pneumonia sangat mudah ditularkan melalui udara. Biasanya, penularannya terjadi ketika seseorang yang terkena kondisi ini bersin atau batuk.

Virus dan bakteri penyebab pneumonia dapat dengan mudah keluar melalui hidung atau mulut saat bersin dan kemudian menginfeksi tubuh lain. Pasalnya, bakteri dan virus dapat dikeluarkan dengan mudah saat seseorang bernapas.

Peluang kamu pun semakin besar untuk terkena penyakit pneumonia ini, jika kamu memiliki beberapa faktor risiko tertentu. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit pneumonia di antaranya adalah:

  • Bayi yang berusia 0-2 tahun.

  • Lansia yang berusia di atas 65 tahun.

  • Pernah memiliki riwayat penyakit stroke sebelumnya.

  • Cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, akibat penyakit atau penggunaan obat-obatan tertentu seperti steroid.

  • Memiliki kebiasaan merokok. Merokok dapat menyebabkan penumpukan lendir cairan di dalam paru, sehingga menyebabkan paru-paru basah.

  • Mempunyai riwayat penyakit kronis tertentu, seperti asma, diabetes, gagal jantung, cystic fibrosis, HIV, dan AIDS.

  • Sedang menjalani pengobatan kanker. Pengobatan kanker seperti kemoterapi dapat menurunkan kekebalan tubuh, sehingga bakteri atau virus penyebab paru-paru basah ini dapat masuk.

  • Sedang dirawat di rumah sakit. Jika kamu sedang dirawat di rumah sakit, meski bukan dirawat akibat infeksi paru, kamu berisiko tinggi untuk terkena pneumonia. Pasalnya, virus dan bakteri penyakit ini cukup banyak ditemukan di area rumah sakit.

Selain kamu harus terus waspada akan kedua penyakit ini, sebaiknya selalu tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai gejala penyakit yang tidak kamu kenali. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan