Ini Ciri-Ciri Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai dan Penanganannya
Demam berdarah diawali dengan gejala demam tinggi.

DAFTAR ISI
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini sering terjadi di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia, dan bisa menjadi sangat serius jika tidak ditangani dengan cepat.
Gejala demam berdarah sering mirip dengan penyakit umum lain, seperti flu, sehingga kadang sulit dikenali pada awalnya.
Namun, ada beberapa ciri khas yang perlu diwaspadai agar penyakit ini tidak berkembang menjadi lebih parah.
Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mewaspadai tanda-tanda demam berdarah agar kita bisa segera mengambil langkah penanganan yang tepat.
Apa Saja Ciri-Ciri Demam Berdarah?
Sebagian besar infeksi demam berdarah tidak menunjukkan gejala.
Namun, jika gejalanya muncul, biasanya akan ditandai dengan demam tinggi sekitar 40 derajat Celsius, disertai dengan beberapa gejala berikut:
- Ruam kulit.
- Nyeri hebat di belakang mata.
- Mual atau muntah.
- Nyeri pada otot, tulang, dan persendian.
Gejala-gejala demam berdarah ini umumnya mulai muncul sekitar 4 hingga 10 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi, dan dapat berlangsung antara 3 hingga 7 hari.
Selain itu, demam berdarah berdarah dapat semakin memburuk apabila tanda-tanda bahaya lainnya muncul 1 hingga 2 hari setelah demam awal mereda.
Ini adalah keadaan darurat medis yang bisa berakibat fatal, sehingga sangat penting untuk segera mendapat pertolongan medis jika mengalami tanda-tanda seperti:
- Nyeri perut hebat.
- Muntah berulang.
- Mimisan atau gusi berdarah.
- Muntah darah atau buang air besar berdarah.
- Lemas berlebihan, gelisah, atau mudah marah.
Fakta tentang Demam Berdarah
1. DBD, bentuk parah dari demam dengue, dapat menyebabkan kebocoran plasma yang mengarah pada kerusakan organ jika tidak segera ditangani dengan cairan dan pemantauan yang hati-hati.
2. Setiap tahunnya, lebih dari 100 juta kasus dilaporkan di seluruh dunia, dengan 20-25 ribu kematian yang terutama terjadi di wilayah tropis dan subtropis.
3. Perubahan iklim dapat meningkatkan kasus DBD karena suhu dan curah hujan tinggi, yang memperpanjang musim perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD.
4. Prosedur 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) tempat penampungan air serta penggunaan losion anti nyamuk dapat mencegah risiko demam berdarah.
Apa Kata Ahli?
Sebuah riset yang dipublikasikan di National Library of Medicine telah memaparkan tentang penyebaran, gejala, dan pengobatan demam berdarah, serta memberikan panduan klinis untuk menangani komplikasi parah dari penyakit ini.
Para peneliti mengamati peningkatan pesat kasus demam berdarah selama beberapa dekade terakhir dan bagaimana beberapa wilayah telah menjadi endemik.
Metodologi penelitian ini melibatkan analisis data epidemiologi serta pendekatan klinis untuk mengenali gejala dan merespon kasus berat seperti demam berdarah berdarah (DHF).
Penelitian menemukan bahwa demam berdarah dapat berakibat fatal, terutama pada anak-anak dan orang yang mengalami infeksi ulang oleh serotipe virus dengue yang berbeda.
Oleh karena itu, pengobatannya harus berfokus pada perawatan suportif seperti rehidrasi dan transfusi darah pada kasus pendarahan.
Langkah Pengobatan Demam Berdarah
Meskipun belum ditemukan obat yang mampu menyembuhkan infeksi demam berdarah secara permanen, langkah-langkah tertentu dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih berbahaya.
Berikut langkah-langkah yang bisa diambil, sesuai dengan kondisi pasien dan fase penyakit yang dialaminya:
1. Pengobatan untuk Pasien Tanpa Gejala Bahaya
Pengidap demam berdarah yang tidak menunjukkan tanda-tanda bahaya umumnya bisa dirawat di rumah.
Kamu bisa gunakan obat penurun panas seperti parasetamol, namun perlu diingat untuk menghindari aspirin dan obat anti-inflamasi seperti ibuprofen.
Pastikan untuk selalu terhidrasi serta mendapat cukup cairan dalam tubuh, seperti air putih atau cairan elektrolit.
2. Pengobatan untuk Pasien dengan Tanda Bahaya atau Faktor Risiko
Pasien yang menunjukan tanda bahaya atau gejala berkelanjutan, seperti sakit perut hebat, muntah berulang, atau perdarahan, sebaiknya dirawat secara intensif di rumah sakit.
Selain itu, pasien dengan faktor risiko seperti usia lanjut, kehamilan, diabetes, atau mereka yang tinggal sendiri perlu dipertimbangkan untuk rawat inap.
Pada kondisi ini, pasien dapat diberikan cairan infus (IV) untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, dengan dosis yang disesuaikan sesuai respons tubuh.
3. Pengobatan untuk Pasien dengan Demam Berdarah Berat
Jika pasien mengalami syok dan tidak membaik dengan pemberian cairan infus awal, biasanya membutuhkan cairan infus jenis lain (koloid).
Apabila terjadi pendarahan parah dan tidak stabil, maka transfusi darah dapat dipertimbangkan untuk menggantikan darah yang hilang dan menstabilkan kondisi.
Transfusi trombosit akan diperlukan jika jumlah trombosit turun drastis di bawah 20.000 sel/mikroliter dengan risiko perdarahan tinggi.
Perlu diingat juga untuk menghindari obat-obatan seperti aspirin dan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) karena bisa memperburuk pendarahan.
Penting juga untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan, seperti rutin membersihkan tempat-tempat yang menampung air, menutup rapat wadah air, dan melakukan 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas).
Selain itu, kamu juga bisa mengoleskan lotion anti nyamuk dan memasang kelambu atau kasa pada ventilasi rumah untuk mencegah gigitan nyamuk.
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala-gejala demam berdarah, sebaiknya segera periksakan pada dokter di Halodoc.
Tak perlu khawatir, dokter di Halodoc telah berpengalaman selama bertahun-tahun, serta memperoleh ulasan yang baik dari pasien sebelumnya yang mereka tangani.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan aplikasi Halodoc sekarang juga!