Ini Fakta Menarik Tentang Minyak Esensial sebagai Imunomodulator

Halodoc, Jakarta - Hingga kini tampaknya belum dapat dipastikan kapan pandemi COVID-19 akan berakhir. Namun, sebagai penyakit yang terbilang baru, para ahli terus mengembangkan obat, vaksin, bahkan pengobatan alternatif untuk mengobati dan mencegah penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 ini.
Hal ini juga dilakukan di Indonesia, upaya penelitian dan pengembangan untuk mempercepat pengadaan obat alternatif terkait COVID-19 terus didorong. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga terlibat aktif dalam riset ini. Belakangan pun, mereka tengah mendampingi uji klinis sejumlah produk imunomodulator atau senyawa peningkat daya tahan tubuh untuk pasien COVID-19. Salah satunya produk minyak esensial dari Rhea Health Tone yang diduga memiliki sifat imunomodulator.
Baca juga: Ini Alasan Imun Tubuh tetap Penting di Masa Vaksinasi
Mengenal Sifat Imunomoulator dalam Minyak Esensial
Mengutip salah satu jurnal yang dipublikasikan di U.S. National Library of Medicine, obat imunomodulator adalah obat yang mampu memodifikasi respon sistem kekebalan dengan meningkatkan (imunostimulator) atau menurunkan (imunosupresif) produksi antibodi serum. Singkatnya, fungsi utama imunomodulator adalah memperbaiki sistem imun dengan cara stimulasi (imunostimulan) atau menormalkan reaksi imun yang abnormal (imunosupresan). Namun, berbeda dengan immune booster yang tidak dapat dipakai dalam jangka panjang setiap harinya, imunomodulator tergolong aman untuk dikonsumsi setiap hari dalam jangka panjang.
Rhea Health Tone saat ini sedang melakukan uji klinis untuk penanganan pada pasien COVID-19 dan pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan. Uji klinis ini dilakukan di tiga rumah sakit, yakni Rumah Sakit Hasan Sadikin, RSD Wisma Atlet, dan RSUP Persahabatan.
Manajemen Rhea Pharmaceutical selaku pengembang Rhea Health Tone juga mengatakan bahwa pihaknya hanya menjadi sponsor dari studi ini. Selain itu, mereka juga mengatakan tidak ikut campur dalam metodologi, kriteria inklusi untuk pasien, dan lain-lain. Dengan kata lain, desain studi uji klinis RHT untuk penanganan COVID-19 itu murni dari tim riset rumah sakit agar riset berjalan dengan independen.
Baca juga: Ini Penjelasan Sistem Imun yang Kuat Bisa Lawan Virus Corona
Perkembangan Uji Klinis untuk Rhea Health Tone
Perihal perkembangan uji klinis RHT untuk penanganan COVID-19, Prof. Keri Lestari, Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran (Unpad), mengatakan bahwa persiapan uji klinis sebenarnya telah dilakukan pada April 2020. Ini termasuk mempersiapkan protokol uji klinis, izin etik dari Komite etik, kemudian pengecekan, review, serta izin dari BPOM.
Jika izin etik keluar, kemudian BPOM akan mengeluarkan izin uji klinis. Saat ini, pelaksanaan uji klinis RHT di RS Hasan Sadikin masih terus berjalan dan di RSD Wisma Atlet sudah selesai pada Februari-Maret 2021.
Tercatat ada sekitar 120 relawan yang dilibatkan dalam uji klinis di RS Hasan Sadikin, dengan metode randomize control trial. Ini berarti RHT diberikan kepada pasien COVID-19 secara acak. Dalam penelitian tersebut, pasien dibagi menjadi dua grup. Kelompok pertama diberikan RHT, sedangkan satu grup lainnya tidak. Setiap grup dipantau dan dilihat perkembangannya.
Mereka yang diberikan RHT adalah pasien COVID-19 bergejala ringan hingga sedang. Hasil sementara uji klinis ini, diketahui bahwa pada hari ke-7 dan ke-10, ternyata grup yang menggunakan RHT mempunyai jumlah pasien yang menjadi negatif (COVID-19) lebih banyak daripada grup yang tidak menggunakan RHT.
Selain itu, Prof. Keri Lestari juga menyebutkan bahwa hasil interim menunjukkan adanya satu performa yang menarik dari RHT. Salah satu performa tersebut adalah RHT dapat mempersingkat waktu perawatan di rumah sakit. Dengan kata lain, grup yang menggunakan RHT waktu perawatannya lebih cepat dibandingkan yang tidak menggunakan Rhea. Meski demikian, Prof. Keri Lestari menekankan bahwa penemuan ini baru uji interim dan harus menunggu hasil akhir uji klinis.
Sementara pada uji klinis yang dilakukan di Rumah Sakit Persahabatan menurut dr. Erlina Burhan, Sp.P(K), sejauh ini kondisi para relawan yang diberikan RHT dalam keadaan baik. Kelak, setelah target subjek penelitian telah terpenuhi, tim akan mulai melakukan analisis ihwal seberapa besar pengaruh RHT dalam memberikan perlindungan pada individu agar tidak terserang COVID-19.
Kini Rhea Health Tone Sudah Bisa Dikonsumsi Masyarakat
RHT kini sudah bisa dikonsumsi masyarakat karena terjamin keamanannya dan sudah mendapatkan izin BPOM dengan nama produk Rhea Health Tone pada 2 April 2020 dengan nomor registrasi TI204633151.
Cara penggunaan produk ini juga cukup mudah. Untuk mereka yang sedang sakit atau kondisi tubuhnya sedang kurang fit, RHT baik diminum sehari dua kali 1 mililiter secara reguler setiap 12 jam sekali. Sementara untuk orang sehat yang ingin menjaga imun tubuh, RHT bisa diminum sehari sekali 1 mililiter (1 pipet) secara reguler setiap 24 jam.
Baca juga: 5 Jenis Essential Oil yang Ampuh Tingkatkan Imunitas Tubuh
Kamu pun kini juga bisa mendapatkan produk Rhea Health Tone melalui toko kesehatan di Halodoc. Dengan layanan pesan antar, kamu bisa mendapatkan produk ini tanpa keluar rumah karena produk akan dikirimkan langsung ke rumahmu. Praktis bukan? Tunggu apa lagi, yuk beli Rhea Health Tone untuk perkuat sistem imun hanya di Halodoc!
Referensi:
Journal of International Immunopharmacology. Diakses pada 2021. Immunomodulatory-Based Therapy as a Potential Promising Treatment Strategy Against Severe Covid-19 Patients: a Systematic Review.
Kumparan. Diakses pada 2021. BPOM Dampingi Uji Klinis Minyak Esensial Sebagai Imunomodulator Pasien COVID-19.
U.S. National Library of Medicine. Diakses pada 2021. Immunomodulatory Drugs: Oral and Systemic Adverse Effects.