Ini Karakteristik Sub Varian Omicron BA.3 yang Perlu Diketahui

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   08 Maret 2022

“Studi terbaru menyebutkan bahwa tidak ada mutasi spesifik untuk garis keturunan BA.3 pada protein spike-nya. Sebaliknya, sub varian Omicron BA.3 merupakan kombinasi mutasi antara protein spike BA.1 dan BA.2 sebagai karakteristik utamanya. Studi lebih lanjut pun menunjukkan bahwa mutasi pada BA.3 lebih sedikit bilamana dibandingkan dengan BA.1.”

Ini Karakteristik Sub Varian Omicron BA.3 yang Perlu DiketahuiIni Karakteristik Sub Varian Omicron BA.3 yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – Bicara soal coronavirus varian Omicron, setelah kehadiran subvarian Omicron BA.2, baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengumumkan kemunculan BA.3. Artinya, hingga saat ini sudah ada beberapa subvarian Omicron yang telah diidentifikasi, di antaranya termasuk BA.1, BA.1.1, BA.2, dan BA.3. 

Lantas, bagaimana karakteristik sub varian Omicron BA.3? Akankah subvarian tersebut memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi? Yuk, simak penjelasannya di sini!

Penjelasan Mengenai Karakteristik Omicron BA.3

Sub varian Omicron BA.3 sendiri terungkap ketika Pimpinan Teknis WHO untuk COVID-19 Maria van Kerkhove, memaparkan adanya kesamaan dalam keparahan antara subvarian BA.2. dan BA.1. Dirinya juga menambahkan bahwa di antara semua silsilah Omicron, ada juga silsilah BA.3. 

“Yang paling menonjol, yang telah terdeteksi di seluruh dunia adalah BA.1.1 dan BA.2. Ada juga BA.3 dan sub silsilah lainnya,” ujar Van Kerkhove, seperti yang dikutip dari salah satu media daring internasional, pada Minggu (6/3/2022).

Hal ini juga dikonfirmasi oleh sebuah studi yang dipublikasikan pada 18 Januari 2022 lalu di Journal of Medical Virology berjudul Emergence of Omicron third lineage BA.3 and its importance. Studi tersebut menjelaskan bahwa tidak ada mutasi spesifik untuk garis keturunan BA.3 pada protein spike-nya. Sebaliknya, sub varian Omicron BA.3 merupakan kombinasi mutasi antara protein spike BA.1 dan BA.2 sebagai karakteristik utamanya.

Para peneliti mengungkapkan subvarian BA.3 pertama kali terdeteksi di barat laut Afrika Selatan. Merujuk pada penelitian tersebut, hanya 0,013 persen dari total genome sequence yang diunggah ke database The Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), merupakan subvarian BA.3 dari Omicron. Sementara itu, subvarian yang paling banyak terdeteksi adalah BA.1. Studi lebih lanjut pun menunjukkan bahwa mutasi pada BA.3 lebih sedikit bilamana dibandingkan dengan BA.1. 

Tim peneliti juga menyatakan bahwa penyebaran subvarian BA.3 yang lebih rendah dan menyebabkan sedikit kasus infeksi subvarian tersebut. Hal ini kemungkinan diakibatkan oleh hilangnya enam mutasi virus dari BA.1 atau virus mendapatkan dua mutasi dari BA.2.

Bagaimana dengan Tingkat Keparahannya?

Pada dasarnya tingkat keparahan yang dimiliki varian virus corona ketika menginfeksi seseorang bergantung pada kondisi tubuhnya. Namun, berdasarkan hasil studi eksperimental terhadap hamster, WHO menemukan bahwa subvarian Omicron BA.3 dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah dari varian aslinya. 

Kendati demikian, hingga saat ini  belum banyak studi yang mempelajari perbedaan antara tingkat keparahan yang disebabkan oleh tiga subvarian Omicron tersebut. Lantaran ketiganya berasal dari varian yang sama. Maka dari itu, penelitian lebih mendalam terhadap tingkat keparahannya pada manusia tentu masih diperlukan.

Untuk gejalanya, secara umum gejala subvarian Omicron BA.3 tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan subvarian terdahulunya. Beberapa gejala yang dikeluhkan pasien umumnya berupa sakit tenggorokan, sakit kepala, bersin, pilek, badan terasa pegal, hingga demam.

Nah, itulah penjelasan mengenai karakteristik sub varian Omicron BA.3 yang baru-baru ini telah teridentifikasi. Studi terbaru menyebutkan bahwa tidak ada mutasi spesifik untuk garis keturunan BA.3 pada protein spike-nya. Sebaliknya, sub varian Omicron BA.3 merupakan kombinasi mutasi antara protein spike BA.1 dan BA.2 sebagai karakteristik utamanya. Studi lebih lanjut pun menunjukkan bahwa mutasi pada BA.3 lebih sedikit bilamana dibandingkan dengan BA.1.

Nah, mengingat pandemi COVID-19 masih berlangsung, maka penerapan protokol kesehatan serta menjaga sistem kekebalan tubuh harus senantiasa dilakukan. Salah satu cara untuk menjaganya adalah melalui konsumsi makanan bergizi seimbang dan suplemen kesehatan.

Jika kamu membutuhkan suplemen kesehatan, kamu bisa cek kebutuhan vitamin dan suplemen melalui aplikasi Halodoc, lo. Tentunya tanpa perlu keluar rumah atau mengantri lama di apotek. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang!

Referensi:

CNBC. Diakses pada 2022. Saat Varian Omicron Beranak: Kini Sudah Punya ‘Cucu’
Kompas. Diakses pada 2022. WHO Telah Mengidentifikasi Subvarian BA.3 Omicron, Seperti Apa Karakteristiknya?
Detik Health. Diakses pada 2022. WHO Selidiki Subvarian Omicron BA.3, Apa Saja Gejalanya?
Journal of Medical Virology. Diakses pada 2022. Emergence of Omicron third lineage BA.3 and its importance. 
Forbes. Diakses pada 2022. Birth Of The Omicron Family: BA.1, BA.2, BA.3. Each As Different As Alpha Is From Delta.
Times of India. Diakses pada 2022. Coronavirus: There’s A Third Variant Of Omicron ‘BA.3’; All About The Variants And Their Symptoms.