Ini Mitos dan Fakta tentang Paru-Paru Basah yang Perlu Diketahui

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 September 2023

“Paru-paru basah merupakan salah satu penyakit yang sering menimbulkan keraguan, terutama karena banyaknya mitos yang beredar. Salah satu mitos yang tidak sesuai dengan fakta sebenarnya adalah mengenai mandi malam yang bisa menyebabkan paru-paru basah.”

Ini Mitos dan Fakta tentang Paru-Paru Basah yang Perlu DiketahuiIni Mitos dan Fakta tentang Paru-Paru Basah yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – Paru-paru basah merupakan penyakit infeksi pada paru-paru yang seringkali menimbulkan banyak pertanyaan dan kebingungan di kalangan masyarakat.

Banyak mitos yang beredar seputar kondisi ini, sehingga penting bagi setiap orang untuk memahami fakta yang sebenarnya. Mengetahui fakta tentang paru-paru basah membuat kamu dapat mengenali gejala, pencegahan, dan pengobatan yang tepat.

Mitos dan Fakta Seputar Paru-Paru Basah

Berikut ini mitos tentang paru-paru basah dan fakta yang perlu diluruskan:

1. Mitos: Mandi malam bisa menyebabkan paru-paru basah.

Faktanya, penyebab utama paru-paru basah adalah peradangan yang menyerang bagian kantung udara pada paru-paru.

Kondisi tersebut mengakibatkan kantung terisi cairan atau nanah, sehingga seseorang kesulitan bernapas.

Perlu kamu pahami juga, peradangan paru-paru ini tidak terjadi akibat mandi pada malam hari, melainkan infeksi yang penyebabnya adalah bakteri, virus, atau jamur.

Justru, mandi malam hari baik untuk pengidap paru-paru basah atau pneumonia, karena bisa melancarkan jalan napas. Alhasil, tidur pun jadi lebih nyenyak. 

2. Mitos: Hanya anak-anak yang rentan terkena paru-paru basah.

Faktanya, meskipun anak-anak dan lansia memang termasuk kelompok yang rentan terkena paru-paru basah, tapi semua usia dapat terinfeksi.

Individu dengan kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung, diabetes, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah juga berisiko mengalami kondisi ini. 

3. Mitos: Penyebab paru-paru basah hanya cuaca dingin.

Faktanya, meskipun paru-paru basah seringkali lebih umum terjadi pada musim dingin atau cuaca dingin, bukan berarti penyebabnya hanya itu saja. 

Penyebab infeksi paru-paru bisa juga karena akibat mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur.

Penyebaran droplet dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi merupakan cara umum penularannya.

4. Mitos: Tidak ada cara untuk mencegah paru-paru basah.

Faktanya, ada beberapa langkah yang dapat kamu ambil untuk mencegah infeksi paru-paru ini.

Vaksinasi merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah beberapa jenis infeksi paru-paru, seperti pneumonia dan influenza.

Selain itu, menjaga kebersihan tangan, menghindari merokok, dan menjaga sistem kekebalan tubuh yang baik juga dapat membantu dalam pencegahan.

5. Mitos: Tidur dengan kipas angin bisa sebabkan paru-paru basah.

Faktanya, cairan dalam rongga pleura (selaput tipis yang melapisi paru-paru dan dinding dada) penyebabnya bisa berbagai hal.

Contohnya, infeksi tuberkulosis (TBC), kanker paru-paru, atau penyakit gagal jantung, dan tidak berhubungan dengan kipas angin.

Meskipun tidur di depan kipas angin tidak menyebabkan paru-paru basah, tapi kebiasaan ini tetap harus kamu batasi.

Setidaknya, hindari menggunakan kipas angin dengan arah yang langsung ke badan. 

6. Mitos: Tidur di lantai bisa sebabkan paru-paru basah.

Faktanya, tidur di lantai justru menyebabkan nyeri sendi atau nyeri pada tulang. Hal yang dikhawatirkan bukan soal tidur di lantai.

Namun yang membuat efek pada paru-paru adalah apakah lantai bersih atau justru banyak debu, yang akhirnya akan sering terhirup. 

Jika kamu memang suka tidur di lantai, pastikan semuanya telah bersih dan terhindar dari partikel yang dapat memengaruhi paru dan saluran nafas. Akibatnya, imunitas tidak menurun.

Itulah beberapa mitos dan fakta tentang paru-paru basah yang sering beredar di kalangan masyarakat. Selain itu, ketahui juga 7 Gejala Paru-Paru Basah yang Perlu Ditangani Dokter.

Berikut ini fakta penting lainnya mengenai paru-paru basah:

  • Paru-paru basah terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup dari paru-paru. 
  • Gejala kondisi ini berupa sesak napas yang parah dan bibir atau kuku yang membiru.
  • Kondisi ini dapat menyebabkan paru-paru kolaps.
  • Beberapa penyebab paru-paru basah adalah infeksi paru-paru, pembekuan darah paru, menghirup bahan kimia, dan melahirkan.
  • Kebanyakan pengidap paru-paru basah perlu mendapatkan perawatan di unit perawatan intensif (ICU).
  • Sebanyak 30 hingga 40 persen kasus paru-paru basah berakibat fatal. Pada pengidap yang bertahan hidup, fungsi paru-paru dapat kembali normal setelah 6 hingga 12 bulan menjalani pengobatan.

Jika kamu atau anggota keluarga mengalami gejala yang berkaitan dengan infeksi paru-paru, jangan ragu untuk segera bertanya pada dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2023. What to know about acute respiratory distress syndrome.
Johns Hopkin Medicine. Diakses pada 2022. Pneumonia.
Healthline. Diakses pada 2022. Everything You Need to Know About Pneumonia.