Advertisement

Ini Perbedaan Jaring-Jaring Makanan dengan Rantai Makanan

7 menit
Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Oktober 2025

Jaring-jaring makanan merupakan kumpulan dari berbagai rantai makanan.

Ini Perbedaan Jaring-Jaring Makanan dengan Rantai MakananIni Perbedaan Jaring-Jaring Makanan dengan Rantai Makanan

DAFTAR ISI


Dalam sebuah ekosistem akan selalu ada yang namanya jaring-jaring makanan  (food web) dan rantai makanan (food chain)

Sebab, makhluk hidup yang menghuni sebuah ekosistem memiliki perannya masing-masing. Baik menjadi produsen makanan, konsumen, hingga dekomposer (pengurai). 

Namun, meski begitu, baik antara jaring-jaring makanan dan rantai makanan kerap dianggap sebagai hal yang sama. Padahal, keduanya merupakan sebuah istilah dengan pengertian yang berbeda. 

Lantas, kira-kira apa perbedaan jaring-jaring makanan dan rantai makanan? Yuk, ketahui penjelasannya berikut ini!

Pengertian dari Jaring dan Rantai Makanan 

Sebelum membahas perbedaan di antara jaring-jaring makanan dan rantai makanan, ada baiknya untuk mengetahui pengertian keduanya. Berikut adalah penjelasannya: 

1. Jaring-jaring makanan

Jaring-jaring makanan merupakan kumpulan dari berbagai rantai makanan. Artinya, di dalam sebuah ekosistem, rantai makanan yang terjadi tidaklah hanya sekali. 

Namun, rantai makanan dapat sering terjadi dengan urutan konsumen yang berbeda. 

Perlu diketahui bahwa, food web sebagai kumpulan rantai makanan, dapat terjadi karena konsumen tak selalu mengonsumsi makanan yang sama tiap saat.

Sebagai contoh, rumput tidak akan selalu dikonsumsi oleh belalang, tetapi juga oleh hewan herbivora lain. Misalnya seperti kambing, sapi, atau kerbau. 

Mau tahu rantai makanan di laut? Baca ini: Rantai Makanan di Laut: Contoh dan Dampaknya

2. Pengertian rantai makanan

Sementara itu, rantai makanan dalam ekologi merupakan urutan perpindahan materi dan energi berupa makanan dari organisme ke organisme.

Rantai makanan terjalin secara lokal menjadi jaring makanan, karena sebagian besar organisme mengonsumsi lebih dari satu jenis hewan atau tumbuhan.

Dalam rantai makanan akan selalu ada konsumen, dekomposer, dan diawali dengan organisme pembuat makanan atau produsen. 

Secara garis besarnya, pada rantai makanan, tumbuhan yang mengubah energi matahari menjadi makanan melalui fotosintesis, merupakan sumber makanan utama pada ekosistem.

Sedangkan dalam rantai predator, hewan pemakan tumbuhan akan dimakan oleh hewan pemakan daging.

Dalam rantai parasit, organisme yang lebih kecil akan mengonsumsi bagian dari inang yang lebih besar, dan mungkin juga diparasitkan oleh organisme yang lebih kecil. 

Contoh Jaring-Jaring Makanan dan Rantai Makanan 

Setelah mengetahui pengertian dari jaring-jaring makanan dan rantai makanan, berikut ini contoh keduanya: 

1. Contoh jaring-jaring makanan

Jaring-jaring makanan menggambarkan interaksi antara berbagai rantai makanan dalam suatu ekosistem. 

Dalam jaring-jaring makanan, satu organisme dapat menjadi bagian dari lebih dari satu rantai makanan, sehingga menciptakan hubungan yang kompleks antar makhluk hidup. 

Berikut ini contoh jaring-jaring makanan di ekosistem hutan tropis:

  • Produsen. Tumbuhan hijau seperti pohon pisang, rumput, dan pohon mangga yang memanfaatkan energi matahari untuk fotosintesis.
  • Konsumen primer. Hewan herbivora seperti belalang, ulat, tikus, dan rusa yang memakan daun, buah, atau biji-bijian dari tumbuhan.
  • Konsumen sekunder. Hewan karnivora kecil atau omnivora seperti burung pemakan serangga, katak, dan tikus hutan. Mereka memangsa konsumen primer seperti belalang atau ulat.
  • Konsumen tersier. Hewan karnivora besar seperti ular, harimau, atau elang yang memangsa konsumen sekunder seperti katak atau burung kecil.
  • Pengurai. Jamur, bakteri, dan cacing tanah yang menguraikan sisa-sisa organisme yang mati, mengembalikan nutrisi ke dalam tanah untuk dimanfaatkan kembali oleh produsen.

Mau tahu hewan eksotis yang bisa dipelihara? Cara tahu di sini: Hewan Eksotis yang Bisa Dipelihara di Rumah

Contoh interaksi jaring-jaring makanan:

  • Daun pohon mangga dimakan ulat → Ulat dimakan burung kecil → Burung dimakan elang.
  • Rumput dimakan rusa → Rusa dimakan harimau.
  • Buah mangga dimakan tikus → Tikus dimakan ular → Ular dimakan elang.

Interaksi ini menunjukkan bagaimana aliran energi bergerak dari satu organisme ke organisme lain, menciptakan ekosistem yang saling terkait.

2. Contoh rantai makanan

Rantai makanan menggambarkan aliran energi secara linier dari satu organisme ke organisme lainnya. 

Berikut ini adalah beberapa contoh rantai makanan dalam berbagai ekosistem:

Rantai makanan di sawah

  • Produsen: Padi.
  • Konsumen primer: Tikus memakan padi.
  • Konsumen sekunder: Ular memakan tikus.
  • Konsumen tersier: Elang memangsa ular.

Rantai makanan di laut:

  • Produsen: Fitoplankton.
  • Konsumen primer: Zooplankton memakan fitoplankton.
  • Konsumen sekunder: Ikan kecil memakan zooplankton.
  • Konsumen tersier: Ikan besar seperti tuna memakan ikan kecil.
  • Konsumen puncak: Hiu memakan ikan besar.

Rantai makanan di padang rumput:

  • Produsen: Rumput.
  • Konsumen primer: Kelinci memakan rumput.
  • Konsumen sekunder: Serigala memakan kelinci.

Rantai makanan ini menunjukkan hubungan langsung antar makhluk hidup dalam satu jalur tertentu. 

Dalam rantai makanan, energi berpindah dari produsen ke konsumen melalui proses makan dan dimakan, tetapi alirannya lebih sederhana dibandingkan jaring-jaring makanan.

Perbedaan Jaring-Jaring Makanan dan Rantai Makanan

Meski memiliki keterkaitan, baik antara jaring-jaring makanan dengan rantai makanan memiliki perbedaan.

Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaannya: 

1. Urutan dan bentuknya 

Rantai makanan akan mengikuti alur dan hampir selalu berurutan. Sementara itu, jaring-jaring makanan lebih kompleks karena menyangkut seluruh rantai makanan.

2. Jumlah rantai makanannya

Rantai makanan hanya memiliki satu jenis rantai makanan, sedangkan food web dapat terdiri dari beberapa rantai makanan, yang saling terhubung satu sama lain.

3. Organisme 

Dalam jaring-jaring makanan, organisme yang berperan sebagai konsumen dapat memilih apa yang akan dimakan (lebih dari satu jenis makanan).

Sementara itu, pada rantai makanan, konsumen hanya dapat memilih satu jenis makanan saja. 

4. Hal yang terjadi jika ada gangguan

Gangguan seperti hilangnya atau berkurangnya salah satu organisme populasi pada ekosistem rentan terjadi.

Nah, jika muncul gangguan seperti itu, baik antara jaring-jaring makanan dan rantai makanan akan memiliki dampak yang berbeda.

Sebagai contoh, proses jaring-jaring makanan tidak akan terganggu, karena konsumen dapat memilih makanan lainnya. 

Namun, hilang atau berkurangnya satu organisme pada populasi dapat menimbulkan gangguan pada rantai makanan.

Lantaran konsumen pada rantai makanan hanya dapat memilih satu makanan saja. 

5. Jumlah organisme 

Jumlah organisme (konsumen, produsen, dekomposer) pada rantai makanan lebih sedikit.

Sedangkan pada jaring-jaring makanan, jumlah organismenya jauh lebih banyak dan beragam.

Apa pentingnya vaksin pada hewan? Cari tahu di sini: Hewan Kesayangan Tidak Divaksin, Waspada Bahayanya

Apa Kata Studi Mengenai Food Web dan Food Chain?

Jurnal berjudul Food Chains and Food Webs in Aquatic Ecosystems yang diterbitkan dalam Applied Sciences (2020), membahas mengenai dinamika rantai makanan dan jejaring makanan dalam ekosistem perairan, serta perannya dalam membentuk komunitas akuatik dan mengatur aliran energi. 

Menurut studi di atas, perubahan lingkungan, seperti perubahan suhu dan salinitas (konsentrasi garam) memiliki dampak negatif terhadap organisme akuatik. Kondisi ini bisa memicu respon stres, termasuk stres oksidatif terhadap rantai makanan dan jejaring makanan, yang pada gilirannya dapat mengacaukan ekosistem perairan. 

Kesimpulan

Rantai makanan dan jaring-jaring makanan adalah konsep penting dalam ekologi yang membantu kita memahami bagaimana energi mengalir dalam ekosistem dan bagaimana makhluk hidup saling berinteraksi.

Memahami konsep pengetahuan umum ini penting untuk menjaga keseimbangan alam dan keanekaragaman hayati. Mari kita terus belajar dan menjaga lingkungan agar rantai makanan dan jaring-jaring makanan tetap berfungsi dengan baik

Referensi:
Britannica. Diakses pada 2025. Food chain; Food web. 
BBC. Diakses pada 2025. Food chains and webs. 
National Geographic. Diakses pada 2025. Food web. 
Nature.com. Diakses pada 2025. Food Web: Concept and Applications. 

FAQ

1. Apa yang terjadi jika satu spesies hilang dari jaring-jaring makanan?

Kehilangan satu spesies dapat memiliki efek berantai pada seluruh jaring-jaring makanan.

Spesies lain yang bergantung pada spesies yang hilang untuk makanan dapat menurun populasinya.

Sementara itu, spesies yang dimangsa oleh spesies yang hilang dapat meningkat populasinya. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

2. Bagaimana perubahan iklim memengaruhi jaring-jaring makanan?

Perubahan iklim dapat memengaruhi jaring-jaring makanan dengan mengubah suhu, curah hujan, dan kondisi lingkungan lainnya.

Perubahan ini dapat memengaruhi distribusi dan kelimpahan spesies, serta interaksi antara spesies.

Misalnya, peningkatan suhu laut dapat menyebabkan karang mengalami pemutihan, yang dapat merusak seluruh ekosistem terumbu karang.

3. Apa perbedaan utama antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan?

Rantai makanan adalah urutan linier yang menunjukkan aliran energi dari satu organisme ke organisme lain, sedangkan jaring-jaring makanan adalah representasi kompleks dari banyak rantai makanan yang saling terhubung dalam suatu ekosistem.

4. Mengapa jaring-jaring makanan penting bagi ekosistem?

Jaring-jaring makanan penting karena membantu menjaga keseimbangan ekosistem, memastikan aliran energi dan nutrisi yang efisien, dan meningkatkan stabilitas ekosistem.

5. Apa saja ancaman utama terhadap jaring-jaring makanan?

Ancaman utama terhadap jaring-jaring makanan meliputi hilangnya habitat, polusi, perubahan iklim, spesies invasif, dan eksploitasi berlebihan.

6. Bagaimana cara menjaga jaring-jaring makanan tetap sehat?

Menjaga jaring-jaring makanan tetap sehat melibatkan upaya untuk melindungi habitat alami, mengurangi polusi, mengatasi perubahan iklim, mencegah penyebaran spesies invasif, dan mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.