Ini Perbedaan Menopause dan Andropause yang Wajib Diketahui
“Meskipun sama-sama terjadi pada usia paruh baya, nyatanya andropause tidak sama dengan menopause pada wanita. Andropause tidak terjadi pada semua pria, dan penurunan kadar hormonnya pun terjadi secara bertahap.”

Halodoc, Jakarta – Andropause sering dianggap sebagai menopause pada pria. Padahal, faktanya tidaklah demikian. Andropause merupakan sejumlah gejala yang muncul pada pria di usia sekitar 40-60 tahun, akibat kadar hormon testosteron yang rendah. Gejala tersebut bisa memengaruhi fisik atau psikis, seperti depresi, kehilangan gairah seksual, disfungsi ereksi.
Nah, jika menopause akan terjadi pada semua wanita, maka adropause tak demikian. Sebab masalah kesehatan ini tidak akan terjadi oleh semua pria. Lantas, apa saja perbedaan di antara keduanya?
Perbedaan Menopause dan Andropause
Berikut beberapa perbedaan menopause dan andropause yang perlu kamu ketahui:
1. Perbedaan penurunan kadar hormonnya
Andropause dijuluki sebagai menopause pada pria, karena gejalanya muncul akibat dari penurunan hormon testosteron secara tiba-tiba pada pria paruh baya. Ini mirip dengan yang terjadi pada menopause wanita. Namun, hal ini tidak benar.
Menopause pada wanita akan menyebabkan penurunan tajam estrogen dan progesteron, hormon reproduksi utama wanita. Hormon tersebut menurun secara drastis dalam waktu yang relatif singkat.
Sedangkan penurunan kadar hormon pria, atau testosteron, tidak sedrastis penurunan kadar hormon wanita selama menopause. Kadar testosteron menurun seiring bertambahnya usia, dan penurunannya stabil sekitar satu persen per tahun dari sekitar usia 30- 40 tahun.
2. Perbedaan gejalanya
Gejala-gejala kondisi yang sering orang sebut sebagai menopause pria juga muncul lebih lambat, dan tidak terlalu parah dibandingkan dengan menopause. Beberapa gejala andropause yang agak mirip dengan menopause pada wanita, antarala lain:
- Hot flashes.
- Kemurungan dan lekas marah.
- Penumpukan lemak di sekitar perut dan dada.
- Hilangnya massa otot.
- Kulit kering dan tipis.
- Keringat berlebih.
Namun, sebuah studi di New England Journal of Medicine (NEJM) mengidentifikasi gejala andropause yang paling umum adalah penurunan libido, berkurangnya frekuensi ereksi di pagi hari, dan disfungsi ereksi.
Studi tersebut juga mencantumkan gejala lain yang meliputi:
- Kehilangan energi.
- Tidak mampu berjalan lebih dari satu kilometer.
- Kesulitan melakukan aktivitas fisik yang berat, seperti berlari atau mengangkat benda berat.
- Pengidap mungkin juga sulit untuk membungkuk atau berlutut.
- Depresi dan kelelahan.
3. Andropause tidak dialami semua pria
Selain itu, menstruasi merupakan bagian alami dari perkembangan seksual wanita. Sedangkan andropause hanya terjadi pada 2,1 persen pria. Prevalensi tersebut bisa meningkat seiring bertambahnya usia, tapi masih belum menjadi standar dalam perkembangan pria.
Ketahui Penyebabnya
Pada kebanyakan pria, penurunan hormon testosteron sebenarnya tidak menimbulkan masalah apa pun, termasuk pada performa seksual. Namun, pada beberapa pria, hal itu bisa menyebabkan penurunan drastis pada gairah seks atau libido.
Ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan penurunan kadar testosteron lebih awal atau lebih drastis. Contohnya obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Selain itu, gaya hidup tidak sehat juga bisa memicunya. Seperti kurang olahraga, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, stres, dan kecemasan.
Selain perubahan hormon, andropause juga dikaitkan dengan penurunan androgen pada pria yang menua (ADAM), atau hipogonadisme onset lambat. Ini terjadi secara alami ketika gonad, atau organ yang memproduksi sel kelamin, mulai menua dan kehilangan fungsinya.
Itulah mengapa banyak ahli lebih suka menyebut kondisi andropause sebagai late-onset hypogonadism (LOH), atau defisiensi androgen pada pria lanjut usia (ADAM) daripada menopause pada pria.
Itulah perbedaan menopause dan andropause yang perlu kamu ketahui. Bila kamu mengalami tanda atau gejala andropause seperti di atas, coba hubungi saja dokter melalui aplikasi Halodoc.
Tidak perlu malu, kamu bisa membicarakan masalahmu tersebut dan tanya dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.



