Ini Pilihan Dongeng Anak yang Bisa Dibacakan sebelum Tidur

16 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 Januari 2025

Membacakan dongeng pada anak bisa asah kemampuan bahasa & imajinasi.

Ini Pilihan Dongeng Anak yang Bisa Dibacakan sebelum TidurIni Pilihan Dongeng Anak yang Bisa Dibacakan sebelum Tidur

DAFTAR ISI

  1. Pilihan Dongeng Anak untuk Dibacakan Sebelum Tidur
    1. Bawang Merah Bawang Putih
    2. Timun Mas
    3. Batu Menangis
    4. Rusa dan Tanduk Barunya
    5. Tiga Babi Kecil
    6. Pinokio si Boneka Kayu
    7. Angsa dan Telur Emas
  2. Manfaat Membacakan Dongeng pada Anak Sebelum Tidur
  3. Tips Membacakan Dongeng
  4. Apa Kata Studi Terkait Dongeng Anak?

Membacakan dongeng sebelum tidur adalah tradisi yang telah dilakukan turun-temurun. Selain menghibur, kegiatan ini juga memiliki banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak. 

Dalam dunia dongeng, anak-anak diajak menjelajahi berbagai imajinasi, bertemu dengan karakter-karakter menarik, dan belajar nilai-nilai kehidupan.

Nah, dongeng yang baik adalah dongeng yang mampu menggugah rasa ingin tahu anak, merangsang imajinasinya, dan memberikan pesan moral yang positif. 

Melalui dongeng, anak-anak dapat belajar tentang kebaikan, keberanian, persahabatan, dan nilai-nilai lainnya yang akan membentuk karakter mereka di masa depan.

Pilihan Dongeng Anak untuk Dibacakan Sebelum Tidur

Berikut berbagai pilihan dongeng anak yang bisa orang tua bacakan sebelum tidur:

1. Bawang Merah Bawang Putih

Pada zaman dahulu, hiduplah dua saudari tiri bernama Bawang Merah dan Bawang Putih. Sejak kecil, Bawang Putih sudah kehilangan ibunya.

Setelah itu, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang sudah memiliki anak bernama Bawang Merah. 

Sayangnya, tak lama kemudian, ayah Bawang Putih pun meninggal, meninggalkan Bawang Putih hidup bersama ibu tiri dan saudari tirinya. Sejak saat itu, kehidupan Bawang Putih berubah drastis. 

Setiap hari, dia dipaksa mengerjakan semua pekerjaan rumah, dari membersihkan rumah hingga mencuci pakaian, sementara Bawang Merah hanya duduk santai.

Suatu hari, ketika sedang mencuci di sungai, salah satu baju milik ibu tirinya terbawa arus dan hanyut. 

Bawang Putih sangat panik, tak tahu harus berbuat apa. Dalam kebingungannya, dia bertemu dengan seorang nenek tua yang baik hati.  

Nenek itu mengatakan bahwa dia telah menemukan baju yang hanyut, dan akan mengembalikannya.

Akan tetapi nenek punya satu permintaan, yakni Bawang Putih harus membantunya menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah.

Dengan senang hati, Bawang Putih pun membantu nenek tersebut.

Setelah semua pekerjaan selesai, nenek itu menepati janjinya dan mengembalikan baju ibu tirinya.

Tak hanya itu, nenek itu juga memberinya hadiah, sebuah labu, dengan pilihan antara labu besar dan labu kecil.  Dengan rendah hati, Bawang Putih memilih labu yang kecil.

Setibanya di rumah, betapa terkejutnya Bawang Putih, ibu tiri, dan Bawang Merah ketika mereka membuka labu tersebut dan menemukan bahwa labu itu berisi perhiasan yang sangat banyak.

Tergiur dengan nasib baik Bawang Putih, keesokan harinya Bawang Merah meniru apa yang dilakukan oleh Bawang Putih.

Dia sengaja menghanyutkan bajunya dan mencari nenek yang sama. 

Ketika diberi pilihan, Bawang Merah dengan rakus memilih labu yang besar, berharap mendapatkan lebih banyak harta.

Namun, saat labu itu dibuka, isinya adalah ular-ular berbisa yang mengerikan.

Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi Bawang Merah dan ibunya.

Mereka menyadari bahwa keserakahan dan perilaku buruk mereka terhadap Bawang Putih adalah sebuah kesalahan besar. 

Dengan hati yang penuh penyesalan, mereka meminta maaf kepada Bawang Putih atas semua yang telah mereka lakukan.

Pesan moral dari kisah ini yang bisa diajarkan ke anak adalah, jangan pernah bersikap buruk terhadap orang lain dan hindarilah sifat serakah.

2. Timun Mas

Dahulu kala, hiduplah seorang wanita tua bernama Mbok Sirni yang tinggal seorang diri. 

Suaminya telah lama meninggal, dan meskipun setiap hari ia bekerja keras menanam sayur-mayur dan menjualnya di pasar, ia tetap merasa kesepian karena tak memiliki seorang anak pun. 

Setiap hari, Mbok Sirni memanjatkan doa kepada Tuhan, berharap agar diberikan seorang anak yang bisa menemani hari-harinya.

Suatu hari, ketika sedang berdoa dengan sungguh-sungguh, muncul raksasa bertubuh besar dan berwajah hijau, yang dikenal dengan nama Buto Ijo. 

Raksasa itu menawarkan bantuan kepada Mbok Sirni. “Aku bisa memberimu seorang anak, tetapi ada syaratnya. Ketika anak itu berusia enam tahun, kamu harus menyerahkannya kembali padaku,” ucap Buto Ijo dengan suara menggelegar.

Mbok Sirni, yang sangat merindukan seorang anak, langsung menyetujui permintaan itu tanpa berpikir panjang.

Buto Ijo kemudian memberikan benih mentimun kepada Mbok Sirni dan menyuruhnya menanamnya di ladang. 

Ia mengatakan bahwa di antara semua timun yang tumbuh, akan ada satu timun berwarna emas yang berisi bayi. Dua minggu kemudian, tanaman-tanaman timun mulai berbuah. 

Di antara semua buah, ada satu timun yang ukurannya paling besar dan berwarna emas. Dengan penuh kegembiraan, Mbok Sirni membelah timun itu dan di dalamnya terdapat seorang bayi perempuan yang cantik. 

Bayi itu kemudian diberi nama Timun Mas oleh Mbok Sirni. Waktu berlalu, Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan baik hati. 

Mbok Sirni sangat menyayanginya. Namun, tibalah saat yang dinantikan Buto Ijo. Ia kembali untuk menagih janji dan mengambil Timun Mas.

Mbok Sirni yang tidak ingin kehilangan putri kesayangannya, berdoa dengan tulus agar Timun Mas bisa selamat.

Doanya dijawab oleh seorang petapa yang datang membawa empat benda: biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.

Petapa itu memberikan benda-benda tersebut kepada Timun Maas, dengan pesan bahwa barang-barang itu bisa digunakan untuk melindungi dirinya.

Ketika Buto Ijo mulai mengejar Timun Maas, gadis itu melemparkan biji mentimun yang seketika tumbuh menjadi hutan mentimun yang lebat, menghalangi jalan Buto Ijo. 

Namun, Buto Ijo berhasil menerobos hutan itu dan terus mengejar. Lalu Timun Mas menaburkan jarum, yang berubah menjadi hutan bambu runcing yang menghadang Buto Ijo. 

Meski terluka, raksasa itu tetap tidak menyerah. Timun Mas kemudian menaburkan garam yang seketika berubah menjadi lautan luas. Namun, Buto Ijo tetap bisa menyeberang. 

Akhirnya, Timun Mas menaburkan terasi yang berubah menjadi lumpur panas. Buto Ijo terperangkap dan akhirnya tenggelam di dalam lumpur tersebut.

Dengan kematian Buto Ijo, Timun Maas akhirnya bebas dan kembali ke rumah. Ia hidup bahagia bersama Mbok Sirni tanpa lagi dihantui oleh ancaman raksasa yang jahat.

Pesan moral dari cerita ini adalah jangan pernah berniat jahat terhadap orang lain, karena pada akhirnya, kejahatan itu akan berbalik pada diri sendiri.

3. Batu Menangis

Pada suatu waktu di sebuah desa yang terpencil, hiduplah seorang janda tua bersama putri semata wayangnya yang bernama Darmi.

Meski Darmi memiliki wajah yang luar biasa cantik, sayangnya, perilakunya jauh dari indah. 

Ia dikenal sebagai gadis yang sangat egois dan tidak memiliki kepedulian terhadap orang lain, termasuk ibunya sendiri.

Darmi sangat terobsesi dengan penampilannya. Bahkan, setiap hari ia hanya sibuk mempercantik diri di dalam kamarnya, tanpa pernah mengurus atau membantu pekerjaan rumah. 

Kamarnya selalu berantakan, tapi Darmi tidak peduli. Baginya yang terpenting adalah wajahnya harus selalu tampil sempurna.

Sementara itu, ibunya yang sudah tua harus bekerja keras setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Tidak peduli seberapa berat pekerjaannya, sang ibu selalu melakukannya dengan tulus demi memastikan Darmi bisa hidup nyaman.

Namun, meskipun begitu, Darmi seringkali memperlakukan ibunya dengan buruk. 

Ketika orang-orang bertanya siapa yang selalu berjalan di belakangnya, Darmi dengan kejam menyebut ibunya sebagai “budaknya.” Perlakuan kasar Darmi membuat hati ibunya hancur. 

Sang ibu yang tidak lagi sanggup menahan rasa sakit di hatinya, akhirnya berdoa dengan penuh kesedihan.

Tanpa disangka, doa itu membawa kutukan. Perlahan-lahan, tubuh Darmi mulai berubah menjadi batu. 

Saat proses itu terjadi, Darmi menangis dan memohon ampun kepada ibunya, tetapi semuanya sudah terlambat.

Akhirnya, Darmi berubah menjadi batu yang terus-menerus mengeluarkan air mata.

Cerita ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menghormati dan berbakti kepada orang tua.

Pesan moralnya adalah bahwa perilaku buruk dan ketidakpedulian terhadap orang tua bisa mendatangkan penyesalan yang tidak bisa diperbaiki.

4. Rusa dan Tanduk Barunya

Di sebuah hutan, sekelompok rusa sedang bermain dengan gembira. Mereka bernyanyi, menari, berlari-lari, dan meloncat dengan penuh kegembiraan. Namun, ada seekor rusa jantan bernama Nala yang terlihat sedih.

“Nala, ada apa? Mengapa kau bersedih?” tanya saudaranya, Nana.

Nala hanya menggeleng, lalu berbalik dan pergi ke dalam hutan sambil menangis. Nana bingung melihat sikap saudaranya yang murung itu.

Di dalam hutan, Nala terus menangis, meratapi nasibnya. Beberapa hari yang lalu, saat bermain dengan teman-temannya, tanduknya patah.

Kini ia hanya memiliki satu tanduk, membuatnya merasa tidak percaya diri.

Saat berjalan, Nala bertemu dengan burung Gelatik, sahabatnya. “Kenapa kau bersedih, Nala?” tanya Gelatik.

Nala bercerita, “Tandukku patah saat aku bermain. Aku ingin seperti kakekku, yang memiliki tanduk kuat untuk melindungi saudara-saudaraku.”

Gelatik menenangkan Nala, “Jangan khawatir, tandukmu akan tumbuh kembali, lebih kuat dan gagah. Tanduk seperti kuku, jika patah, akan tumbuh lagi.”

Mendengar hal itu, Nala merasa lebih baik. Ia tersenyum dan berterima kasih kepada Gelatik.

“Ayo, kembali ke keluargamu. Mereka pasti mengerti dan tidak akan mengejekmu,” kata Gelatik.

Nala pulang dengan hati gembira. Ia bernyanyi sepanjang perjalanan. Ketika tiba, saudaranya, Nana, bertanya, “Nala, dari mana kau?”

Nala hanya tersenyum dan kembali bergabung dengan teman-temannya.

Ia menyadari bahwa kehilangan sesuatu tidak perlu membuatnya bersedih, karena akan selalu ada yang baru dan lebih baik datang.

Pesan moral dari cerita ini adalah jika kita kehilangan sesuatu yang berharga, jangan bersedih. Yakinlah bahwa sesuatu yang lebih baik akan datang sebagai pengganti.

5. Tiga Babi Kecil

Suatu hari, seekor induk babi memutuskan untuk mengirim ketiga anaknya keluar untuk mencari peruntungan sendiri karena ia tidak lagi bisa memberi mereka makan.

Ketiga babi itu kemudian membangun rumah mereka masing-masing.

Babi pertama, yang malas, memilih untuk membangun rumah dari jerami. Ia bertemu dengan seorang pria yang menjual jerami, lalu membelinya dan membangun rumahnya dengan cepat.

Babi kedua juga malas, namun ia memilih kayu untuk rumahnya. Ia bertemu dengan penjual kayu dan segera membuat rumahnya.

Babi ketiga, yang paling cerdas dan rajin, memutuskan untuk membangun rumah dari batu bata. 

Ia bertemu dengan penjual batu bata, membeli beberapa, dan mulai membangun rumah yang kuat dan kokoh.

Beberapa hari kemudian, seekor serigala datang. Pertama, ia menghampiri rumah jerami babi pertama. “Babi kecil! Babi kecil! Biarkan aku masuk!” serigala memohon.

Tapi babi pertama menolak, dan serigala itu menghembuskan napasnya keras-keras hingga rumah jerami itu hancur. Babi pertama melarikan diri ke rumah babi kedua.

Serigala kemudian datang ke rumah kayu babi kedua dan melakukan hal yang sama.

Ia meniup rumah itu hingga roboh, tapi kedua babi berhasil melarikan diri ke rumah babi ketiga yang terbuat dari bata.

Serigala, yang sangat lapar, mencoba meruntuhkan rumah bata, tapi gagal. Ia kemudian mencoba masuk lewat cerobong asap.

Namun, babi ketiga dengan cerdas menyalakan api di perapian, sehingga ketika serigala turun melalui cerobong, ekornya terbakar. Serigala lari ke hutan dan tidak pernah kembali.

Akhirnya, ketiga babi kecil hidup bahagia bersama di rumah bata yang kuat dan aman.

Pesan moral dari cerita ini adalah usaha keras dan cerdas akan memberikan hasil yang baik, meski memerlukan waktu dan tenaga lebih.

Jangan mudah menyerah, dan tetap sopan serta berhati-hati saat mengejar sesuatu.

6. Pinokio si Boneka Kayu

Pada suatu waktu, hiduplah seorang pria tua bernama Kakek Gepeto yang tinggal sendirian dan bekerja sebagai pengukir kayu.

Suatu hari, ia memutuskan untuk membuat sebuah boneka kayu yang ia beri nama Pinokio. 

Dalam hatinya, ia berangan-angan seandainya boneka itu bisa hidup dan menjadi anak laki-lakinya.

“Aku berharap boneka ini bisa hidup dan menjadi putraku,” ucapnya.

Namun tanpa disadari, kayu yang digunakan Gepeto ternyata kayu ajaib, dan perkataannya didengar oleh seorang peri.

Setelah selesai mengukir boneka itu, ia menaruhnya di tempat tidur. Saat itulah, peri menggunakan sihirnya untuk menghidupkan Pinokio.

“Boneka ini, ketika pagi datang, kamu akan bisa berjalan dan berbicara seperti anak-anak lain. Suatu hari nanti, jika kamu bisa membuktikan bahwa kamu baik, kamu akan menjadi anak laki-laki sungguhan,” kata sang peri.

Ketika Pinokio membuka matanya, peri memberi tahu bahwa untuk menjadi anak sungguhan, ia harus berbicara dengan seekor jangkrik yang akan menemaninya membuat keputusan bijak.

Keesokan paginya, Gepeto terkejut melihat Pinokio yang bisa bergerak dan berbicara. Pinokio memanggilnya “Ayah.”

Namun, tanpa menunggu lama, Pinokio berlari keluar rumah, membuat Gepeto mengejarnya. Orang-orang di jalanan hanya bisa tertawa melihat boneka kayu yang hidup itu.

Gepeto memintanya untuk pulang, tetapi Pinokio bersikeras ingin bermain dan tidak mau tinggal di rumah. Setelah berkeliling kota, Pinokio akhirnya pulang karena lapar.

Suatu hari, Pinokio meminta untuk sekolah. Meskipun Gepeto tidak punya uang, ia menjual jaketnya yang usang untuk membelikan buku sekolah bagi Pinokio.

Namun, di perjalanan ke sekolah, Pinokio melihat pertunjukan boneka dan tergoda untuk menonton.

Ia menjual bukunya untuk membeli tiket, meski sudah diperingatkan oleh jangkrik untuk tidak melakukannya.

Pinokio membuat penonton takjub karena ia adalah boneka hidup, tetapi ia ditangkap oleh pemilik pertunjukan.

Saat terkurung, Pinokio bertemu dengan peri dan diminta untuk jujur.

Namun, Pinokio berbohong, dan hidungnya memanjang. Ketika akhirnya ia berkata jujur, peri membebaskannya.

Dalam petualangannya, Pinokio ditelan seekor hiu besar di mana ia bertemu kembali dengan Kakek Gepeto.

Mereka berhasil keluar dari perut hiu dan pulang ke rumah. Pinokio merawat kakeknya hingga pulih.

Dalam mimpinya, peri memuji keberanian Pinokio dan mengubahnya menjadi anak laki-laki sungguhan.

Ketika terbangun, Pinokio mendapati dirinya sudah menjadi manusia dan memeluk Kakek Gepeto dengan gembira. Mereka pun hidup bahagia bersama, dan Pinokio tidak pernah nakal lagi.

7. Angsa dan Telur Emas

Suatu hari, seorang petani membawa pulang seekor angsa. Keesokan paginya, angsa tersebut bertelur, dan ternyata telur itu terbuat dari emas.

“Angsa ini ajaib!” seru petani.

Petani segera membawa telur itu ke pedagang emas di pasar untuk memastikan kebenarannya, dan pedagang mengatakan bahwa telur itu emas murni.

Setiap hari, angsa tersebut terus mengeluarkan telur emas. Petani pun menjadi kaya raya dengan belasan telur emas yang ia miliki. Namun, ia masih merasa kurang puas.

“Aku ingin cepat kaya, angsa ini harus mengeluarkan lebih banyak telur setiap hari,” pikirnya.

Tak sabar menunggu, petani memutuskan untuk menyembelih angsa, berharap menemukan lebih banyak emas di dalam tubuhnya.

Namun, setelah membunuh angsa itu, ia tidak menemukan apa-apa.

Dengan menyesal, petani menyadari bahwa keserakahannya telah menghancurkan sumber kekayaannya.

Jika saja ia tidak terburu-buru, angsa itu akan terus menghasilkan telur emas. Kini, petani hanya bisa menyesali perbuatannya.

Cerita ini mengajarkan bahwa keserakahan hanya akan membawa kerugian, dan untuk mencapai kesuksesan, diperlukan kesabaran serta kerja keras.

Itulah pilihan dongeng yang bisa ayah dan ibu bacakan sebelum tidur.

Jika ingin variasi dongeng lainnya, berikut 6 Cara Membuat Cerita Dongeng untuk Tugas Sekolah Anak yang bisa dilakukan. 

Manfaat Membacakan Dongeng pada Anak Sebelum Tidur

Membacakan dongeng pada anak sebelum tidur memiliki banyak manfaat untuk perkembangan anak, baik bahasa maupun imajinasinya.

Berikut manfaat membacakan dongeng sebelum tidur pada Si Kecil:

  • Meningkatkan perkembangan bahasa. Mendengarkan cerita membantu anak-anak memperkaya kosakata dan memahami struktur kalimat.
  • Merangsang imajinasi. Cerita dalam dongeng mengajak anak-anak untuk berimajinasi dan menciptakan dunia sendiri.
  • Memperdalam emosi. Dongeng juga membantu anak-anak memahami emosi mereka sendiri dan emosi orang lain.
  • Membentuk karakter. Menceritakan dongeng bisa mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai moral seperti kebaikan, kejujuran, dan keberanian.
  • Mempererat hubungan. Membaca dongeng bersama adalah waktu yang berkualitas untuk mempererat hubungan antara orang tua dan anak.
  • Membantu anak tidur nyenyak. Mendengarkan suara lembut orang tua saat membaca dongeng dapat membuat anak merasa tenang dan nyaman sehingga mudah tertidur.

Lantas, Sejak Usia Berapa Baiknya Anak Dibacakan Dongeng? Ketahui informasi selengkapnya!

Tips Membacakan Dongeng

Supaya lebih menarik, berikut tips membacakan dongeng untuk Si Kecil:

  • Pilih waktu yang tenang dan nyaman untuk membaca dongeng.
  • Ciptakan suasana yang menyenangkan dengan lampu yang redup dan posisi duduk yang nyaman.
  • Variasikan intonasi suara Anda agar cerita menjadi lebih hidup.
  • Ajak anak Anda untuk ikut berpartisipasi dalam cerita, misalnya dengan menebak akhir cerita atau membuat suara karakter.
  • Buat membaca dongeng menjadi rutinitas sebelum tidur agar anak-anak menanti-nantikan momen tersebut.

Apa Kata Studi terkait Dongeng Anak?

Pada tahun 2016 lalu, University of Hawai’i at Hilo menerbitkan jurnal berjudul The Positive Impacts of Fairy Tales for Children. Dalam studi ini dipaparkan bahwa dongeng bisa memberikan anak pengalaman dalam membangun sudut pandang, dan belajar berbagai pesan dari cerita dongeng. 

Meskipun beberapa cerita dongeng adalah cerita fiksi, tetapi dongeng tetap bisa memberikan dampak positif dan dijadikan sarana untuk meningkatkan perkembangan anak. 

Studi ini juga menyebutkan bahwa dongeng anak sebelum tidur dapat membantu perkembangan anak karena menguji inisiatif anak-anak. Dongeng tidak hanya membuat anak belajar membaca, tapi juga memerankan cerita secara langsung yang dapat mengembangkan kesadaran anak dan perkembangan moralnya. 

Selain itu, dongeng bisa menjadi sarana untuk mengeksplorasi dan membangun imajinasi anak-anak. Permasalahan yang mungkin terdapat dalam cerita dongeng juga mampu membuat anak belajar cara mengidentifikasi masalah dan mengatasi konflik secara langsung.

Itulah pilihan dongeng dan manfaatnya. Jika ayah dan ibu punya pertanyaan lain seputar perkembangan anak, hubungi dokter spesialis anak di Halodoc.

Mereka bisa memberikan saran untuk memaksimalkan tumbuh kembang Si Kecil. Tunggu apa lagi, pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Psych Central. Diakses pada 2024. How Do Fairytales Affect Child Development?
Learning Through Literature. Diakses pada 2024. 5 Reasons Fairy Tales are Good for Children.