Ini Tindakan Medis yang Dilakukan untuk Atasi Badai Sitokin

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   17 Oktober 2022

“Badai sitokin dapat menyebabkan serangkaian gejala. Jika tidak dilakukan tindakan medis segera, pasien berisiko mengalami komplikasi serius.”

Ini Tindakan Medis yang Dilakukan untuk Atasi Badai SitokinIni Tindakan Medis yang Dilakukan untuk Atasi Badai Sitokin

Halodoc, Jakarta – Badai sitokin terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespon peradangan secara berlebihan. Akibat respon ini tubuh mengeluarkan sitokin, sejenis protein yang bertugas mengantarkan sinyal ke sel-sel kekebalan supaya berkumpul ke area peradangan. 

Sitokin adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh untuk mengontrol pertumbuhan sel darah, aktivitas sel darah dan sel kekebalan tubuh. Tugas utamanya adalah memberitahu sistem kekebalan untuk melakukan tugasnya, yakni melawan infeksi dan peradangan. 

Ketika terjadi badai sitokin, tubuh dapat mengalami serangkaian gejala. Itu sebabnya, pasien yang mengalami kondisi ini perlu segera mendapatkan penanganan untuk mencegah komplikasi serius. 

Tindakan Medis untuk Mengatasi Badai Sitokin

Tindakan medis yang dilakukan tergantung pada penyakit yang dialami pasien. Sejumlah perawatan medis yang bisa diberikan, yaitu:

1. Terapi oksigen

Perawatan ini ditujukan untuk orang-orang yang mengalami kesulitan bernapas atau memiliki kadar oksigen rendah dalam darah. Terapi ini membantu orang bernapas dan mendapatkan asupan oksigen cukup. 

2. Cairan intravena (IV)

Terapi cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke pembuluh vena. Tujuannya untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

3. Dialisis ginjal

Jika pengidap badai sitokin mengalami komplikasi berupa gagal ginjal, mereka mungkin perlu melakukan dialisis. Pasalnya, kondisi tersebut membuat ginjal tidak mampu menyaring darah seperti semula. Jika terus dibiarkan, limbah dan racun dapat menumpuk di aliran darah. Melalui mesin dialisis, produk limbah dan kelebihan cairan dari darah mampu dikeluarkan.

4. Pemasangan ventilator

Ventilator akan diberikan jika pasien sudah tidak mampu bernapas sendiri. Mesin ini membantu tubuh untuk mendapatkan cukup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Pasien akan terus menggunakan ventilator sampai kondisinya membaik dan mampu bernapas sendiri.

5. Transfusi darah

Transfusi dilakukan apabila badai sitokin disebabkan oleh cedera, operasi atau kondisi lain yang menyebabkan kehilangan darah. 

Selain perawatan di atas, dokter umumnya menggunakan obat penghambat sitokin, seperti tocilizumab, anakinra, atau baricitinib untuk mengurangi kadar sitokin. Kortikosteroid juga digunakan untuk mengurangi peradangan. Obat antivirus, elektrolit dan obat jantung juga dapat diberikan. 

Tanda Tubuh sedang Mengalami Badai Sitokin

Gejala yang ditimbulkan badai sitokin dapat beragam, mulai dari ringan hingga mengancam jiwa. Tanda-tandanya, yaitu:

  • Demam
  • Panas dingin
  • Diare
  • Kelelahan
  • Pegal-pegal
  • Sakit kepala
  • Kehilangan selera makan
  • Mual
  • Ruam
  • Kelemahan
  • Muntah
  • Rasa sakit atau tekanan di bagian dada secara terus menerus
  • Kebingungan
  • Kesulitan bernapas.
  • Sulit untuk tersadar.
  • Kulit, bibir dan kuku mengalami perubahan warna menjadi pucat, abu-abu atau biru. 

Dalam kasus yang parah, badai sitokin dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ. 

Komplikasi yang Disebabkan Badai Sitokin

Banyaknya sitokin yang dilepaskan akan mengaktifkan sel-sel kekebalan lain secara berlebihan, seperti sel-T, makrofag, dan sel-sel pembunuh alami. Ketika sel tersebut tidak terkendali, tubuh dapat mengalami kerusakan jaringan, kegagalan fungsi organ, sampai kematian. 

Oleh sebab itu, seseorang yang mengalami badai sitokin perlu mendapatkan penanganan segera sebelum komplikasi terjadi. Jika kamu punya pertanyaan lain seputar badai sitokin, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc saja. Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik. Jangan tunda sebelum kondisinya memburuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. Cytokine Storm and COVID-19: How Are They Connected?
The New England Journal of Medicine. Diakses pada 2022. Cytokine Storm.
Frontiers. Diakses pada 2022. The COVID-19 Cytokine Storm; What We Know So Far.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Cytokine Release Syndrome (CRS)