Jangan Sepelekan 2 Komplikasi Akibat Altitude Sickness

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 Desember 2022

“Altitude sickness atau penyakit ketinggian ditandai dengan pusing, lelah berlebihan, sesak napas dan gangguan tidur. Adapun komplikasi yang mungkin saja dialami, yakni sesak napas hingga pingsan.”

Jangan Sepelekan 2 Komplikasi Akibat Altitude SicknessJangan Sepelekan 2 Komplikasi Akibat Altitude Sickness

Halodoc, Jakarta – Altitude sickness atau penyakit gunung terjadi pada orang yang datang ke wilayah dataran tinggi. Gejalanya muncul ketika tubuh terpapar tekanan udara dan oksigen dalam kadar rendah.

Gejalanya akan tergantung pada tingkat ketinggian. Di antaranya, pusing, lelah berlebihan, sesak napas dan gangguan tidur. Selain itu, pengidap juga mungkin mengalami kebingungan dan disorientasi.

Namun, komplikasi bisa saja muncul sebagai dampak dari perburukan gejala. Adapun beberapa kondisi yang perlu diwaspadai, yakni kesulitan bernapas, dada terasa kencang dan kehilangan kesadaran atau pingsan.

Komplikasi Altitude Sickness 

Komplikasi altitude sickness berasal dari perburukan gejala. Gangguan berkembang menjadi edema paru ketinggian tinggi (HAPE) atau edema serebral ketinggian tinggi (HACE).

1. Edema Serebral Ketinggian (HACE)

High-altitude Cerebral Edema (HACE) dipicu oleh penurunan kadar oksigen di ketinggian dan dikombinasikan dengan perubahan tekanan udara. Kondisi tersebut menyebabkan kebocoran cairan di dalam pembuluh darah ke otak. Dampaknya, akan terjadi pembengkakan di dalam organ otak. 

Biasanya, HACE terjadi ketika seseorang berada di ketinggian dalam waktu satu minggu. Jika kondisi ini dibiarkan dan tidak segera ditangani, pengidap berpotensi mengalami kematian. Adapun gejala yang membutuhkan penanganan, yakni:

  • Sakit kepala.
  • Kehilangan kemampuan gerak tubuh.
  • Kelemahan.
  • Disorientasi, hilang ingatan dan halusinasi.
  • Perilaku psikotik, yakni tidak dapat membedakan khayalan dan kenyataan.
  • Koma.

2. Edema Paru Ketinggian (HAPE)

High-altitude Pulmonary Edema (HAPE)menyebabkan penumpukan cairan di dalam organ paru-paru. Kondisi ini dapat mencegah oksigen masuk ke aliran darah. Saat kadar oksigen di darah menurun, gejala ini dapat berkembang:

  • Munculnya urat biru pada kulit.
  • Kesulitan bernapas.
  • Dada terasa kencang.
  • Batuk terus-menerus dengan dahak berwarna merah muda.
  • Merasa kelelahan dan kelemahan.
  • Kebingungan dan disorientasi.

Komplikasi di atas bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Langkah penanganannya hanya bisa dilakukan di fasilitas kesehatan dengan suplementasi atau pemberian oksigen.

Gejala yang Berpotensi Menjadi Komplikasi

Gejala yang muncul akan tergantung dari jenisnya, yakni:

  • Altitude sickness ringan. Gejala berupa sakit kepala ringan dan kelelahan, tapi tidak mengganggu aktivitas normal sehari-hari. Kondisi tersebut akan membaik dalam beberapa hari setelah tubuh bisa menyesuaikan diri.
  • Altitude sickness sedang. Gejala berupa sakit kepala parah, mual dan kesulitan mengatur gerak tubuh. Langkah mengatasinya adalah dengan turun dari ketinggian ke wilayah yang lebih rendah.
  • Altitude sickness parah. Gejala berupa sesak napas, bahkan saat beristirahat. Pengidap juga cenderung kesulitan untuk berjalan. Di tahap ini, pengidap perlu mendapatkan perawatan darurat medis segera.

Altitude sickness memiliki dua jenis yang lebih parah dan bisa mengancam jiwa. Jenisnya meliputi:

  • HAPE. Gejala dipicu oleh produksi cairan berlebihan di paru-paru yang menyebabkan sesak napas, bahkan saat istirahat. Pengidap juga terlihat sangat lelah dan lemah serta merasa seperti tercekik.
  • HACE. Gejala dipicu oleh produksi cairan berlebihan di otak yang menyebabkan pembengkakan. Pengidap juga akan mengalami kebingungan, kurangnya kemampuan gerak tubuh dan lebih agresif.

Disarankan untuk segera membuat janji medis saat mengalami gejalanya guna mendapatkan langkah perawatan yang diperlukan. Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan dan pola hidup sehat lainnya dengan mendownload Halodoc sekarang juga.

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Altitude sickness.

WebMD. Diakses pada 2022. Altitude Sickness: What to Know.

Medical News Today. Diakses pada 2022. Altitude sickness: Causes, symptoms, and treatment.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan