Jerawat Muncul Setelah Makan Kacang, Alergi atau Efek Hormon?
Faktanya, jerawat terbentuk saat pori-pori kulit tersumbat oleh penumpukan minyak alami (sebum) dan sel kulit mati.

Daftar Isi:
- Jerawat dan Alergi Kacang, Apa Hubungannya?
- Penyebab Jerawat yang Perlu Diketahui
- Jerawat Hormonal, Apa Itu?
- Ciri-ciri Jerawat Hormonal
- Cara Mengatasi Jerawat Hormonal
- Perawatan Kulit untuk Jerawat Hormonal
- Kapan Harus ke Dokter?
- Kesimpulan
Jerawat adalah masalah kulit umum yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Pertanyaannya, apakah jerawat terkait dengan alergi kacang atau hormon?
Jawabannya tidak sesederhana itu. Jerawat bukanlah reaksi alergi terhadap kacang, meskipun pada beberapa orang, makanan tertentu bisa memicu atau memperparah kondisi jerawat.
Sementara itu, hormon memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan jerawat, terutama yang dikenal sebagai jerawat hormonal.
Lantas, jika jerawat muncul setelah makan kacang, apakah hal tersebut merupakan alergi atau efek hormon? Cari tahu jawaban selengkapnya pada artikel berikut ini!
Jerawat dan Alergi Kacang, Apa Hubungannya?
Alergi kacang adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam kacang.
Gejala alergi kacang bisa bervariasi, mulai dari gatal-gatal, ruam, hingga kesulitan bernapas.
Meskipun alergi makanan tertentu dapat memicu peradangan dalam tubuh dan berpotensi memperburuk kondisi kulit seperti eksim, namun secara langsung, alergi kacang tidak menyebabkan jerawat.
Penyebab Jerawat yang Perlu Diketahui
Jerawat muncul ketika pori-pori kulit tersumbat oleh minyak (sebum) dan sel-sel kulit mati.
Bakteri Cutibacterium acnes yang secara alami ada di kulit juga dapat berperan dalam peradangan jerawat.
Beberapa faktor lain yang dapat memicu jerawat meliputi:
- Produksi minyak berlebih.
- Peradangan.
- Penyumbatan pori-pori.
- Faktor genetik.
- Penggunaan produk perawatan kulit yang tidak cocok.
Penasaran, mengapa jerawat sering muncul berulang? Simak informasinya pada artikel berikut: Alasan Jerawat di Wajah Sering Muncul secara Berulang.
Jerawat Hormonal, Apa Itu?
Jerawat hormonal adalah jenis jerawat yang terkait erat dengan fluktuasi hormon dalam tubuh. Kondisi ini umum terjadi pada masa pubertas, saat menstruasi, kehamilan, dan menopause.
Perubahan hormon, terutama peningkatan hormon androgen seperti testosteron, dapat meningkatkan produksi sebum. Sebum berlebih ini dapat menyumbat pori-pori dan memicu timbulnya jerawat.
Menurut American Academy of Dermatology, jerawat hormonal sering muncul di area dagu, rahang, dan leher. Pada wanita, jerawat hormonal cenderung muncul menjelang menstruasi.
Ciri-ciri Jerawat Hormonal
Jerawat hormonal memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis jerawat lainnya:
- Muncul di area dagu, rahang, dan leher.
- Cenderung meradang dan terasa nyeri.
- Sering muncul menjelang menstruasi pada wanita.
- Tidak merespon dengan baik terhadap pengobatan jerawat biasa.
Selain itu, jerawat hormonal seringkali berupa kista yang dalam dan menyakitkan. Kondisi ini memerlukan penanganan yang lebih intensif dibandingkan jerawat biasa.
Cara Mengatasi Jerawat Hormonal
Mengatasi jerawat hormonal memerlukan pendekatan yang komprehensif. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Perawatan topikal
Penggunaan krim atau gel yang mengandung retinoid, asam salisilat, atau benzoil peroksida dapat membantu mengurangi peradangan dan membuka pori-pori yang tersumbat.
- Obat oral
Pada kasus yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan obat oral seperti pil kontrasepsi atau antiandrogen untuk menyeimbangkan hormon.
- Perawatan medis
Prosedur seperti chemical peeling atau terapi laser dapat membantu mengurangi jerawat dan memperbaiki tekstur kulit.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi kulit.
Cari tahu selengkapnya, Ini Rekomendasi 5 Obat Jerawat Paling Ampuh di Apotek.
Perawatan Kulit untuk Jerawat Hormonal
Perawatan kulit yang tepat sangat penting dalam mengatasi jerawat hormonal:
- Pembersihan: Cuci wajah dua kali sehari dengan pembersih lembut yang tidak mengandung alkohol.
- Pelembap: Gunakan pelembap ringan yang tidak menyumbat pori-pori (non komedogenik).
- Tabir surya: Lindungi kulit dari paparan sinar matahari dengan menggunakan tabir surya setiap hari.
- Hindari memencet jerawat: Memencet jerawat dapat memperburuk peradangan dan menyebabkan jaringan parut.
Memilih produk perawatan kulit yang tepat dan sesuai dengan jenis kulit sangat penting untuk mencegah iritasi dan mempercepat penyembuhan jerawat.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter kulit jika:
- Jerawat tidak membaik setelah mencoba berbagai perawatan rumahan.
- Jerawat sangat meradang dan nyeri.
- Jerawat menyebabkan masalah psikologis seperti depresi atau kecemasan.
- Muncul jaringan parut akibat jerawat.
Dokter kulit dapat memberikan diagnosis yang tepat dan merekomendasikan perawatan yang sesuai dengan kondisi kulit.
Kesimpulan
Jerawat hormonal adalah masalah kulit yang umum terjadi akibat fluktuasi hormon. Meskipun bukan disebabkan oleh alergi kacang, faktor-faktor seperti pubertas, menstruasi, kehamilan, dan stres dapat memicu timbulnya jerawat hormonal.
Mengatasi kondisi ini memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk perawatan topikal, obat oral, dan perawatan medis.
Selain itu, menjaga kebersihan kulit, mengelola stres, dan menerapkan pola hidup sehat juga sangat penting dalam mencegah dan mengatasi jerawat hormonal.
Jika jerawat tidak membaik, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!


