Kecanduan Seks Bisa Menjadi Gangguan Kontrol Impuls

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   06 Januari 2021
Kecanduan Seks Bisa Menjadi Gangguan Kontrol ImpulsKecanduan Seks Bisa Menjadi Gangguan Kontrol Impuls

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar istilah gangguan kontrol impuls? Kondisi ini terjadi ketika kamu tidak mampu mengontrol perilaku yang sifatnya negatif dan agresif atau disebut antisosial. Mengapa? Ini karena masalah mental tersebut kerap kali memberikan dampak yang berbahaya, tidak hanya bagi pengidap, tetapi juga orang lain. 

 

Salah satunya adalah perilaku seksual kompulsif. Perilaku ini dapat melibatkan berbagai pengalaman seksual yang menyenangkan, termasuk berganti pasangan atau menyaksikan tayangan berbau pornografi. Sederhananya, pengidap akan merasa ketagihan atau kecanduan untuk melakukan hubungan seksual karena hal tersebut dirasa sangat menyenangkan. 

 

Baca juga: 5 Hal yang Memicu Seseorang Mengidap Sadomasokis

 

Kecanduan Seks Bisa Berujung pada Gangguan Kontrol Impuls


Sebagian orang beranggapan bahwa kecanduan seks termasuk dalam perilaku seksual kompulsif. Data dari International Classification of Diseases (ICD) milik WHO mencatat beberapa gangguan seksual, termasuk dorongan seksual yang berlebihan dan perilaku seksual kompulsif. Namun, ada perbedaan antara aktif secara seksual dengan kelainan seksual.

 

Misalnya, seseorang melakukan banyak hubungan intim tanpa memengaruhi pekerjaan atau hubungan mereka, maka perilaku ini tidak masuk dalam kategori disfungsi seksual. Perilaku seksual kompulsif bisa sangat berbahaya jika menimbulkan dampak yang merugikan diri sendiri dan orang lain. 

 

Jika tidak segera ditangani, masalah ini akan berujung pada gangguan kontrol impuls. Adapun gejala dari perilaku seksual kompulsif, seperti dilansir dalam laman Mayo Clinic, termasuk memikirkan seks tanpa henti, terlibat dalam perilaku seksual yang berisiko, terlibat dalam perilaku seksual di tempat kerja, tidak tertarik pada hobi yang lain kecuali berhubungan intim, hingga rela menghabiskan uang hanya demi memuaskan keinginannya.


Faktanya, dalam studi berjudul Personality Disorder Comorbidity in Treatment-Seeking Men with Hypersexual Disorder yang diterbitkan dalam Journal Sexual Addiction & Compulsivity, didapat bahwa lebih dari 90 persen pengidap kecanduan seks memiliki kelainan kesehatan mental lain yang mendasarinya. Ini termasuk gangguan kepribadian ambang, depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan obsesif-kompulsif. 

 

Baca juga: 5 Hal Ini Masuk Kategori Pelecehan Seksual, Apa Alasannya?

 

Kapan Kecanduan Seks Bisa Berbahaya?

 

Bagi sebagian orang, kecanduan seks bisa sangat berbahaya dan mengakibatkan kesulitan dalam menjalin hubungan. Seperti ketergantungan obat atau alkohol, kecanduan seks berpotensi berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, hubungan pribadi, kualitas hidup, dan keamanan seseorang. Perlu diwaspadai bahwa seringkali kondisi ini tidak terdiagnosis.

 

Diyakini bahwa seseorang dengan kecanduan seks akan mencari banyak pasangan seks, meskipun ia sendiri belum mengetahui bahwa itu adalah tanda kelainan. Beberapa pengidap menjadikan alasan sebagai kebutuhan kompulsif untuk bermasturbasi, melihat pornografi, atau berada dalam situasi yang merangsang secara seksual. 

 

Seseorang dengan kecanduan seks bisa mengubah kehidupan dan aktivitasnya secara signifikan untuk melakukan tindakan seksual beberapa kali sehari dan ia tidak mampu mengontrol perilakunya, meskipun terdapat konsekuensi negatif.

 

Baca juga: Jangan Anggap Sepele, 5 Gurauan Ini Termasuk Pelecehan Seksual

 

Seseorang dengan kecanduan seks dapat mengubah kehidupan dan aktivitasnya secara signifikan untuk melakukan tindakan seksual beberapa kali sehari dan tidak mampu mengontrol perilakunya, meskipun ada konsekuensi negatif yang parah.

 

Oleh karena itulah, kalau kamu merasakan adanya gejala yang mengarah pada kecanduan seks atau perilaku seksual kompulsif, jangan ragu untuk segera melakukan tindakan penanganan. Kamu bisa langsung bertanya pada psikolog di aplikasi Halodoc, cukup dengan download aplikasi Halodoc di ponselmu. Aplikasi ini pun bisa kamu pakai untuk membuat janji di rumah sakit terdekat atau beli obat tanpa harus ke apotek. 



Sumber: 
Carpenter, Bruce N., et al. 2013. Diakses pada 2020. Personality Disorder Comorbidity in Treatment-Seeking Men with Hypersexual Disorder. Journal Sexual Addiction & Compulsivity 20 (1-2): 79-90.
ICD WHO-10 Version: 2019. Diakses pada 2020. International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems 10th Revision.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Compulsive Sexual Behavior
Healthline. Diakses pada 2020. Sex Addiction
Medical News Today. Diakses pada 2020. What to know about compulsive sexual behavior



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan