Halodoc, Jakarta – Glioblastoma adalah jenis kanker berbahaya yang terbentuk di otak dan sumsum tulang belakang. Pertumbuhan sel abnormal ini berasal dari astrosit, yakni sel utama pendukung kinerja sistem saraf pusat.

Glioblastoma bisa terjadi pada siapa saja, tapi lebih rentan dialami oleh orang dewasa menuju lansia. Gejala awalnya ditandai dengan sakit kepala yang semakin parah seiring waktu, kejang, mual dan muntah-muntah.

Jenis kanker ini sangat sulit diobati dan tidak dapat disembuhkan. Perawatan dan pengobatan hanya dapat memperlambat perkembangan kanker. Tujuan lainnya, yakni mengurangi intensitas keparahan gejala yang dialami oleh pengidap.

Gejala Awal Glioblastoma pada Pengidap 

1. Sakit Kepala Dikombinasikan Dengan Mual dan Muntah 

Sakit kepala yang menjadi gejala awal glioblastoma mirip dengan vertigo. Tandanya yakni sensasi rasa pusing berputar yang muncul tiba-tiba, berlangsung dalam jangka waktu lama dan memburuk seiring waktu.

Gejala di atas muncul di pagi hari saat bangun tidur. Terkadang, vertigo disertai dengan mual dan muntah. Penyebabnya yakni penurunan tekanan darah secara signifikan akibat jantung tidak mampu memompa darah dengan baik.

2. Kejang-kejang

Jenis kejang yang muncul akan tergantung pada lokasi tumor di dalam otak. Sifatnya parsial, yakni terbatas pada satu bagian otak dan tubuh. Selain itu, kompleks parsial, yakni kejang pendek yang terkadang tidak dirasakan oleh pengidap. Terakhir, kejang umum yang memengaruhi kedua sisi otak dan menyebabkan kehilangan kesadaran atau pingsan.

3. Defisit Neurologis Fokal 

Defisit neurologis fokal adalah masalah pada fungsi serebral yang terjadi secara mendadak. Gangguan ini bisa bermanifestasi sebagai disfungsi saraf, otak atau sumsum tulang belakang. 

Penyakit dapat memengaruhi banyak fungsi tubuh, termasuk:

• Kesulitan bergerak, seperti kelumpuhan, kelemahan, kehilangan kontrol otot dan gerakan tak sadar, seperti tremor.
• Kehilangan keseimbangan.
• Perubahan sensasi, termasuk mati rasa atau kebas.
• Kelainan penglihatan, seperti penglihatan ganda dan pandangan kabur.
• Kehilangan kontrol motorik tubuh.
• Gangguan bicara atau bahasa, seperti afasia atau tidak memahami atau menghasilkan kata-kata. Juga, disartria atau kesulitan mengucapkan kata-kata. Lainnya, pengucapan yang buruk, tidak mampu berkomunikasi dan kesulitan menulis atau membaca.
• Kesulitan berjalan akibat kelemahan pada otot kaki.
• Penurunan atau kehilangan selera makan

Pengobatan Guna Mengatasi Gejala Glioblastoma

Langkah pengobatan yang dilakukan akan tergantung pada jenis, ukuran, tingkat keparahan dan lokasi munculnya tumor. Juga, usia pengidap dan kondisi kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Ketika gejala awal glioblastoma muncul, dokter akan meninjau lebih jauh terkait dengan kondisi dan riwayat kesehatan. Kemudian, akan dilakukan pemeriksaan penunjang, termasuk pemeriksaan saraf, CT scan, MRI dan biopsi.

Selanjutnya, prosedur penanganan dilakukan dengan cara:

• Operasi. Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat seluruh sel abnormal yang muncul di area tumor.
• Radioterapi. Prosedur ini bertujuan untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa.
• Kemoterapi. Prosedur ini biasanya dilakukan bersamaan dengan radioterapi atau setelahnya.
• Imunoterapi. Prosedur ini bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar lebih efektif melawan sel kanker.

Adapun jenis obat-obatan yang diberikan, di antaranya:

• Antikonvulsan. Obat ini berfungsi untuk meredakan rasa sakit dan menurunkan potensi risiko kejang.
• Kortikosteroid. Obat ini berfungsi untuk mengurangi pembengkakan pada otak.

Proses pengobatan juga dapat dibantu dengan menggunakan suplemen kesehatan guna meningkatkan kekebalan tubuh. Caranya, download Halodoc segera dan cek kebutuhan suplemen di Toko Kesehatan pada aplikasi tersebut, ya.

Referensi:

Everyday Health. Diakses pada 2022. Glioblastoma Signs and Symptoms.

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Glioblastoma (GBM).