Kenali 3 Penyebab Utama Kanker Ovarium pada Wanita
Kanker ovarium merupakan pertumbuhan sel ganas di indung telur yang sering terlambat terdeteksi karena gejalanya samar.

DAFTAR ISI
- Penyebab Kanker Ovarium yang Perlu Diwaspadai
- Gejala Kanker Ovarium yang Sering Muncul
- Diagnosis Kanker Ovarium
- Opsi Pengobatan Kanker Ovarium
- Pencegahan Kanker Ovarium: Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan
- Kapan Harus ke Dokter?
- Kesimpulan
Kanker ovarium adalah jenis kanker yang bermula di ovarium atau indung telur, organ reproduksi wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur.
Pertumbuhan sel abnormal pada ovarium ini sering kali sulit terdeteksi sejak dini karena gejalanya cenderung tidak spesifik atau samar.
Oleh karena itu, penting untuk memahami apa saja penyebab utama kanker ovarium agar langkah pencegahan dan deteksi dini dapat dilakukan lebih optimal.
Penyebab Kanker Ovarium yang Perlu Diwaspadai
Penyebab pasti kanker ovarium belum sepenuhnya dipahami, tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit ini:
1. Faktor genetik dan mutasi gen
Faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan kanker ovarium.
Wanita dengan riwayat keluarga yang mengidap kanker ovarium, kanker payudara, atau kanker kolorektal memiliki risiko lebih tinggi. Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2, yang juga terkait dengan kanker payudara, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium secara signifikan.
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa, mutasi genetik lain, seperti pada gen RAD51C dan RAD51D, juga dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.
2. Usia
Risiko kanker ovarium meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kasus terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause, yaitu di atas usia 50 tahun.
3. Riwayat kesehatan dan kondisi medis tertentu
Beberapa kondisi medis dan riwayat kesehatan tertentu dapat meningkatkan risiko kanker ovarium:
- Endometriosis: Kondisi ketika jaringan yang melapisi rahim tumbuh di luar rahim.
- Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS): Gangguan hormonal yang umum terjadi pada wanita usia reproduktif.
- Terapi hormon: Penggunaan terapi penggantian hormon (HRT) setelah menopause, terutama dalam jangka panjang.
4. Faktor-faktor lain yang berkontribusi
Selain faktor-faktor di atas, beberapa faktor lain juga dapat berperan dalam meningkatkan risiko kanker ovarium:
- Obesitas: Wanita dengan indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi memiliki risiko lebih besar.
- Belum pernah hamil: Wanita yang belum pernah hamil atau memiliki anak memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang pernah hamil.
- Merokok: Merokok dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker ovarium.
- Paparan asbes: Paparan asbes di lingkungan kerja atau tempat tinggal juga dapat meningkatkan risiko.
Gejala Kanker Ovarium yang Sering Muncul
Gejala kanker ovarium seringkali tidak jelas dan mudah disalahartikan dengan kondisi lain. Beberapa gejala kanker ovarium adalah:
- Perut kembung atau bengkak.
- Nyeri panggul atau perut.
- Sulit makan atau merasa cepat kenyang.
- Sering buang air kecil.
- Perubahan kebiasaan buang air besar.
- Kelelahan yang tidak biasa.
- Nyeri saat berhubungan seksual.
Yuk, simak selengkapnya, Inilah Ciri-Ciri Penyakit Kanker yang Perlu Diperhatikan
Jika mengalami gejala-gejala ini secara terus-menerus dan tanpa alasan yang jelas, segera konsultasikan dengan dokter.
Diagnosis Kanker Ovarium
Diagnosis kanker ovarium melibatkan beberapa langkah, termasuk:
- Pemeriksaan fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda kanker.
- Pemeriksaan panggul: Pemeriksaan organ reproduksi untuk mendeteksi kelainan.
- Tes darah: Pengukuran kadar CA-125, protein yang sering meningkat pada wanita dengan kanker ovarium.
- USG transvaginal: Pemindaian ovarium dengan gelombang suara untuk melihat adanya massa atau tumor.
- Biopsi: Pengambilan sampel jaringan ovarium untuk diperiksa di laboratorium.
Opsi Pengobatan Kanker Ovarium
Pengobatan kanker ovarium tergantung pada stadium kanker, kondisi kesehatan pasien, dan preferensi pribadi. Beberapa pilihan pengobatan kanker ovarium adalah:
- Operasi: Pengangkatan ovarium, tuba falopi, dan jaringan di sekitarnya.
- Kemoterapi: Penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
- Terapi target: Penggunaan obat-obatan yang menargetkan molekul tertentu pada sel kanker.
- Terapi hormon: Penggunaan hormon untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.
- Imunoterapi: Penggunaan sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker.
Kamu bisa cari tahu selengkapnya, Ini 7 Rekomendasi Obat Kanker yang Perlu Diketahui.
Pencegahan Kanker Ovarium: Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker ovarium, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:
- Konsultasi genetik: Jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau payudara, pertimbangkan untuk melakukan tes genetik untuk mengetahui risiko mutasi genetik.
- Pemeriksaan rutin: Lakukan pemeriksaan panggul dan USG transvaginal secara rutin, terutama jika memiliki faktor risiko.
- Pola makan sehat: Konsumsi makanan yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Hindari makanan olahan dan tinggi lemak.
- Olahraga teratur: Lakukan olahraga secara teratur untuk menjaga berat badan yang sehat dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
- Hindari merokok: Berhenti merokok dan hindari paparan asap rokok.
- Kontrasepsi oral: Penggunaan pil kontrasepsi oral dapat menurunkan risiko kanker ovarium. Konsultasikan dengan dokter mengenai manfaat dan risiko penggunaan kontrasepsi oral.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, deteksi dini dan perubahan gaya hidup sehat adalah kunci utama dalam mencegah dan mengatasi kanker ovarium.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan, jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan atau memiliki faktor risiko kanker ovarium.
Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan.
Kesimpulan
Kanker ovarium adalah penyakit serius yang perlu diwaspadai. Dengan memahami penyebab, gejala, dan langkah-langkah pencegahan, diharapkan dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan di Halodoc untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!


