Advertisement

Kenali 6 Ciri Anak Broken Home Ketika di Sekolah

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlin SpA   18 November 2025

Ada beberapa ciri anak yang alami broken home saat berada di sekolah.

Kenali 6 Ciri Anak Broken Home Ketika di SekolahKenali 6 Ciri Anak Broken Home Ketika di Sekolah

DAFTAR ISI


Perceraian dapat memberikan dampak buruk pada anak, terutama secara psikis. Anak yang orang tuanya alami perceraian atau broken home, lebih rentan untuk alami masalah di sekolah.

Salah satu sifat yang umumnya dihubungkan dengan anak yang memiliki satu orang tua, yaitu nakal. Meski pada faktanya, sifat tersebut belum pasti terjadi.

Maka dari itu, perlu diketahui beberapa ciri anak broken home di sekolah.

Berbagai Ciri Anak Broken Home

Berikut ciri-ciri anak broken home di sekolah:

1. Temperamental

Anak-anak yang mengalami broken home umumnya memiliki emosi yang tinggi. Sebab, mereka harus menerima perasaan yang mungkin sulit dikontrol, terutama untuk seseorang seusianya.

Anak yang masih labil harus menerima perasaan sedih, marah, dan lainnya akibat masalah ayah dan ibunya.

2. Bersifat nakal

Tidak banyak orang yang tahu jika anak yang nakal atau bandel, ternyata memang ada hubungannya dengan dampak dari perceraian orang tuanya.

Anak bisa saja berubah secara drastis di sekolah, tetapi menjadi pendiam di rumah. Bisa jadi anak ingin mencari perhatian dan kasih sayang, sehingga mereka lebih nakal.

3. Pendiam

Anak juga bisa menjadi seseorang yang pendiam sebagai dampak dari perceraian orang tuanya. Sebab, mereka harus menerima semua kenyataan tanpa diminta pendapatnya.

Banyak orang tua yang tidak meminta pendapat anaknya, sehingga menyebabkan depresi. Mereka juga malas untuk menimbulkan kerumitan baru pada keluarganya, akhirnya lebih memilih diam.

4. Lebih peka

Anak yang pernah merasakan perceraian orang tuanya bisa jadi lebih peka. Sifat ini lebih terlihat saat ada seseorang yang merasakan kejadian yang sama. Sebab, mereka ingin orang lain dapat melalui rasa sedih dan kehilangan.

5. Sulit untuk percaya

Anak yang pernah alami broken home lebih sulit untuk menaruh rasa percaya pada orang lain. Perasaan dikhianati oleh orang tuanya sangat berbekas dalam, sehingga mereka tidak ingin dikecewakan kembali. Butuh waktu yang lama agar anak-anak tersebut bisa percaya pada orang lain.

6. Mudah takut

Seorang anak yang alami broken home lebih mudah untuk merasa takut. Dirinya pernah merasa tidak pernah dilindungi atau diperhatikan oleh orang tuanya, sehingga lebih mudah untuk takut, khawatir, dan rendah diri di lingkungannya.

Hal ini bisa disebabkan tidak adanya pondasi tentang hidup dari orang tuanya.

ciri ciri anak broken homeciri ciri anak broken home

Bagaimana Cara Menangani Anak Broken Home?

Menghadapi anak yang tumbuh dalam keluarga broken home membutuhkan pendekatan khusus karena kondisi emosional mereka cenderung lebih sensitif.

Anak bisa merasakan kehilangan, marah, cemas, atau bingung terhadap perubahan besar dalam keluarga. Berikut beberapa cara menangani anak broken home agar kebutuhan emosionalnya tetap terpenuhi:

1. Validasi emosi anak

Anak perlu tahu bahwa apa pun yang ia rasakan, sedih, marah, kecewa, atau takut adalah hal yang normal. Beri ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya tanpa dihakimi.

2. Bangun rutinitas yang stabil

Perubahan dalam keluarga dapat membuat anak merasa hidupnya tidak stabil. Ciptakan rutinitas yang konsisten agar anak merasa aman, seperti jadwal tidur, jam makan, atau waktu belajar yang teratur.

3. Hindari membicarakan konfik di depan anak

Konflik antara orang tua dapat memperburuk kondisi emosional anak. Karena itu, simpan perdebatan atau pembicaraan sensitif jauh dari pendengaran mereka.

4. Berikan dukungan fisik dan emosional

Pelukan, perhatian, serta kualitas waktu bersama membuat anak merasa dicintai dan tidak sendirian. Sentuhan hangat bisa membantu menenangkan sistem saraf anak.

5. Jaga komunikasi yang terbuka

Ajak anak berbicara rutin tentang perasaan dan kesehariannya. Tanyakan pendapat mereka, dengarkan dengan empati, dan beri penjelasan jujur sesuai usia anak.

6. Libatkan anak dalam aktivitas positif

Ajak anak melakukan kegiatan menyenangkan seperti olahraga, seni, atau aktivitas sosial. Ini membantu mengalihkan pikiran negatif dan meningkatkan rasa percaya diri.

7. Konsultasi dengan psikolog Jika diperlukan

Jika anak mulai menunjukkan tanda kecemasan berlebih, sulit tidur, perilaku agresif, atau menarik diri, konsultasi dengan psikolog anak sangat dianjurkan. Terapi dapat membantu anak mengolah emosinya dengan cara yang sehat.

Jika kamu butuh saran lebih lanjut, Ini Rekomendasi Psikolog Online Berpengalaman di Halodoc yang bisa dihubungi kapan pun dan di mana pun.

Cara Mencegah Agar Anak Tidak Broken Home

Mencegah anak mengalami dampak emotional neglect dan trauma dari situasi broken home bukan berarti memaksakan hubungan orang tua tetap bersama, tetapi memastikan anak tetap merasa aman, dicintai, dan dibimbing meski keluarga mengalami perubahan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

1. Prioritaskan kesejahteraan anak di atas konflik

Orang tua perlu sepakat bahwa anak adalah prioritas utama. Segala keputusan, baik perceraian, perpisahan, atau pengasuhan, harus mempertimbangkan kesehatan mental dan kenyamanan anak.

2. Hindari menggunakan anak sebagai penengah

Jangan meminta anak memilih pihak atau menyampaikan pesan kepada salah satu orang tua. Ini dapat membuat anak merasa bersalah dan tertekan.

3. Bangun pola pengasuhan yang kooperatif

Co-parenting yang sehat sangat penting. Orang tua harus tetap bekerja sama untuk menjaga rutinitas anak, aturan yang konsisten, serta memberikan perhatian tanpa memaksakan anak ke dalam perpecahan.

4. Ciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih

Anak yang merasa diterima dan dicintai cenderung mempertahankan kesehatan emosionalnya meski keluarganya berubah. Tunjukkan kasih sayang melalui kehadiran dan perhatian nyata.

Ketahui juga tentang Pola Asuh Anak – Jenis-Jenis dan Cara Menerapkannya berikut ini.

5. Ajarkan anak berkomunikasi dan mengelola emosi

Bantu anak memahami dan mengekspresikan perasaannya. Beri mereka kemampuan untuk mengelola stres melalui cerita, permainan, atau teknik relaksasi sederhana.

6. Kenalkan anak pada sistem dukungan yang positif

Keluarga besar, teman dekat, atau guru dapat menjadi sumber dukungan tambahan. Semakin luas lingkaran aman anak, semakin kecil dampak emosional yang ia rasakan.

7. Berikan contoh resolusi konflik yang dewasa

Anak belajar dari melihat. Ketika orang tua menunjukkan cara menyelesaikan masalah dengan tenang dan saling menghormati, anak belajar bahwa konflik dapat diselesaikan tanpa kehancuran hubungan.

Pahami juga informasi lebih dalam seputar Psikologi Anak – Gangguan yang Bisa Terjadi dan Cara Menanganinya berikut ini.

Nah, itulah beberapa ciri anak broken home yang bisa terlihat saat mereka di sekolah. Peran orang tua sangat penting agar anak tidak alami masalah seperti yang disebutkan, terutama ayah atau ibu yang tinggal dengannya. Pastikan untuk memberikan perhatian, kasih sayang, dan pengertian agar mereka lebih mengerti.

Jika kamu punya pertanyaan lain terkait penanganan anak broken home, jangan ragu untuk bicara dengan psikolog di Halodoc.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
The News. Diakses pada 2025. The effect of a broken family.
Verywell Health. Diakses pada 2025. Having a Broken Family: What It Means and How to Cope.