Halodoc, Jakarta – Seseorang mengalami torsio testis karena bagian pembuluh darah yang mengalir menuju testis terjepit dan terpelintir. Alhasil, aliran darah yang menuju ke bagian testis terhambat. Kondisi ini perlu segera mendapatkan penanganan karena bisa memicu kerusakan testis dan infertilitas.

Testis masuk dalam kelenjar reproduksi pria yang letaknya berada dalam skrotum. Fungsinya sebagai tempat untuk membuat dan menyimpan sperma. Selain itu, organ yang satu ini juga berfungsi untuk membuat hormon testosteron dalam sistem endokrin. 

Berkat peran dari tali-tali kristal, testis bisa menggantung pada tempatnya. Tali ini mengandung banyak saraf dan pembuluh darah yang menuju ke testis. Bagian ini juga terkoneksi dengan saluran endokrin lainnya, termasuk saluran sperma. 

Sayangnya, lilitan tali kristal dapat membuat suplai darah pada testis terpotong. Jika belitan tidak segera mendapatkan penanganan, pengidapnya bisa mengalami pengangkatan testis.

Ketahui Komplikasi Torsio Testis yang Tidak Mendapat Penanganan

Ada sejumlah komplikasi yang mungkin terjadi apabila torsio testis tidak segera mendapatkan penanganan medis, antara lain:

• Kelainan pada bentuk testis.
• Ukuran testis menjadi kecil.
• Jaringan testis mengalami kematian (gangrene).
• Masalah kesuburan atau infertilitas.

Penyebab dan Gejala Torsio Testis

Para ahli belum mengetahui pasti apa yang menjadi penyebab torsio testis. Namun, beberapa meyakini bahwa kondisi ini terjadi karena dua hal, yaitu:

Bawaan

Sebagian besar kelainan ini terjadi karena adanya kondisi bawaan atau genetik yang bernama bell clapper. Anak-anak yang memiliki kelainan ini sejak lahir mempunyai testis yang tidak melekat pada skrotum. 

Hal ini akan mengakibatkan testis bergerak dengan bebas dan meningkatkan risiko lilitan tali kristal. Apabila mempunyai histori kesehatan keluarga dengan kondisi ini atau masalah kelamin lainnya, orang tua perlu mewaspadai hal ini. 

Cedera

Penyebab lainnya adalah cedera, terutama yang terjadi pada bagian pangkal paha dan area sekitar testis. Misalnya ketika kamu sedang berolahraga atau mengalami kecelakaan. Selain itu, kondisi lainnya seperti pertumbuhan testis selama pria mengalami masa puber dan suhu udara yang terlalu dingin juga meningkatkan risikonya. 

Kemudian, berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko pria mengalami torsio testis, yaitu:

• Remaja berusia 12 hingga 18 tahun.
• Pernah mengalami kondisi tersebut, lalu menghilang dengan sendirinya atau intermittent torsion and detorsion tanpa memerlukan penanganan. 
• Memiliki keluarga yang pernah mengalami kondisi serupa atau masalah kesehatan kelamin lainnya. 

Sementara itu, gejala yang muncul saat seorang pria mengalami torsio testis, antara lain:

• Rasa sakit yang luar biasa dan tiba-tiba pada area skrotum, terkadang bisa hilang, tetapi sering kali muncul kembali. 
• Testis berada pada posisi yang lebih tinggi dari normal atau sudut rotasi yang tidak biasa.
• Skrotum mengalami pembengkakan dan terjadi perubahan warna kemerahan atau gelap.
• Ukuran testis tidak sama.
• Mengalami mual dan muntah.
• Demam.

Jadi, jangan pernah mengabaikan rasa nyeri yang muncul pada tubuh, terutama pada area kelamin. Segera lakukan pemeriksaan medis untuk mendapatkan penanganan. Download Halodoc untuk memudahkan kamu mendapatkan pelayanan kesehatan, mulai dari tanya jawab dengan dokter, cek kebutuhan medis, hingga booking rumah sakit. 

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Testicular Torsion: Symptoms, Causes, Diagnosis & Treatment.

KidsHealth. Diakses pada 2023. Testicular Torsion.

Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Testicular Torsion – Symptoms And Causes.