Halodoc, Jakarta – Kafein ternyata bukan menjadi satu-satunya kandungan yang ada pada kopi asal Indonesia. Bea cukai negara Jepang mendeteksi adanya kandungan lainnya pada kopi Nusantara yang diberi nama isoprocarb. Bahkan, kandungan tersebut didapati telah melebihi batas maksimal yang seharusnya, yaitu sekitar 0,01 ppm. 

Hal ini berdampak pada terancamnya ekspor kopi asal Indonesia ke negeri Sakura tersebut. Sebenarnya, apa itu isoprocarb? Mengapa kandungan tersebut membuat kopi Indonesia terancam untuk batal ekspor dan digunakan di negara lain? 

Mengenal Isoprocarb yang Terdapat dalam Kopi Indonesia

Isoprocarb merupakan sejenis senyawa kimia aktif yang dijumpai dalam produk pembasmi serangga dan hama atau insektisida. Senyawa tersebut masuk dalam kategori insektisida karbamat non-sistematis.

Isoprocarb sendiri bekerja aktif dengan cara mematikan enzim asetilkolinesterase pada serangga secara reversibel. Dalam aspek perkebunan, penggunaan insektisida golongan karbamat memang tidak seperti jenis insektisida lainnya. Meski demikian, efek yang diberikan pada produk insektisida karbamat disinyalir lebih progresif dan selektif. 

Sebenarnya, pemakaian insektisida dengan senyawa aktif isoprocarb sendiri di Indonesia memang mendapatkan perizinan resmi dari pemerintah. Seperti disebutkan dalam website Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Perizinan penggunaan senyawa tersebut diberikan guna membantu mengontrol perkembangbiakan hama kutu putih yang terdapat pada tanaman kopi.

Pencemaran zat sisa dari isoprocarb sendiri diyakini berawal dari adanya oknum petani, yang dengan sengaja menggunakan insektisida yang memiliki kandungan isoprocarb pada tanaman kopi. Tujuannya untuk mengusir semut ketika masa panen kopi tiba.

Sayangnya, hal ini justru memberikan dampak negatif. Sebab, pestisida yang mengandung bahan kimia dan disemprotkan pada tanaman menjelang masa panen akan menimbulkan zat sisa di produk akhirnya. Ini pula yang selanjutnya ditemukan oleh pihak bea cukai negara Jepang. 

Dampak Paparan Insektisida Jenis Karbamat

Sayangnya, paparan isoprocarb pada manusia bisa memicu munculnya berbagai gejala klinis. Secara garis besar, gejala yang terlihat akan cenderung sama dengan gejala ketika seseorang mengalami keracunan pestisida lain. 

Munculnya gejala biasanya akan terlihat sekitar 4 jam setelah seseorang terpapar. Meski begitu, ada pula kasus keracunan yang menunjukkan gejala sekitar 12 jam setelah terjadi paparan. 

Beberapa bentuk insektisida akan memicu terjadinya risiko tertentu pada kelompok orang dengan gangguan pada paru-paru. Bahkan, konsumsi minuman dengan kandungan alkohol untuk beberapa kondisi, juga dapat membuat dampak dari keracunan pestisida ini semakin memburuk.

Terkait dengan hal tersebut, beberapa gejala ringan yang umum terjadi pada seseorang yang terpapar insektisida jenis karbamat antara lain:

• Keringat berlebihan.
• Kontraksi pada pupil mata.
• Penglihatan menjadi kabur.
• Tubuh lemas.
• Mengalami diare.
• Mengalami mual dan muntah.
• Mengalami sakit kepala.

Sayangnya, gejala tersebut kerap salah diagnosis dan dianggap sebagai gejala flu biasa, tubuh kelelahan karena paparan panas, atau sakit perut yang umum. Padahal, pada kasus yang lebih buruk, paparan insektisida jenis karbamat juga dapat berujung pada keluhan pernapasan, misalnya dada yang terasa berat.

Seseorang yang melakukan pekerjaan sehari-hari atau sering melakukan kontak langsung dengan insektisida jenis karbamat atau bentuk insektisida lainnya, juga sebaiknya cermat dengan perubahan pada tubuh. Terutama apabila merasakan gejala di atas.

Segera tanyakan pada dokter di Halodoc jika merasakan adanya keluhan atau cek semua kebutuhan medis. Cek dan download Halodoc di ponselmu, gratis dari App Store maupun Play Store.

Referensi:

Kementerian Pertanian Dirjen Perkebunan. Diakses pada 2022. Sistem Pertanian Organik sebagai Jawaban Penanganan Isu Residu Isoprocarb pada Biji Kopi Indonesia.

Science Direct. Diakses pada 2022. Isoprocarb.

HeadLice. Diakses pada 2022. Signs and Symptoms of Pesticide Poisoning.