Halodoc, Jakarta – Sekitar bulan Agustus kemarin, para ahli menemukan sebuah virus baru yang menjadi masalah kesehatan baru yang menyerang anak di India. Virus satu ini menjadi penyebab penyakit yang bernama demam tomat atau flu tomat memicu banyak gejala kesehatan pada anak. Termasuk demam dan ruam kemerahan. 

Tak hanya memunculkan ketidaknyamanan, masalah kesehatan ini juga sangat mudah menular. Inilah mengapa, sebaiknya ibu mengenali apa yang menjadi penyebab flu tomat pada anak, dan apa saja faktor yang meningkatkan risiko anak terserang penyakit ini. 

Penyebab Flu Tomat pada Anak

Para peneliti menemukan penyakit ini untuk pertama kali pada bulan Mei lalu di Kollam, Kerala, India. Sampai bulan Juli, setidaknya sebanyak 82 anak yang memiliki usia kurang dari lima tahun telah positif mengidap flu tomat. 

Masalah kesehatan ini terjadi karena penyakit demam berdarah atau chikungunya yang sudah pernah terjadi pada anak sebelumnya. Virusnya juga mirip dengan varian terbaru dari virus yang menjadi penyebab penyakit tangan, kaki, dan mulut atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD). 

Anak-anak yang mengidap penyakit flu tomat menunjukkan beberapa tanda khas, yaitu:

• Demam tinggi.
• Muncul ruam kemerahan di kulit.
• Mual dan muntah.
• Tubuh lelah.
• Kram pada perut.
• Bersin-bersin.
• Batuk.
• Diare.
• Dehidrasi.
• Nyeri sendi.

Seiring dengan berkembangnya gejala, ruam yang terjadi pada anak bisa berujung pada iritasi kulit. Tak hanya itu, flu tomat juga bisa menyebabkan munculnya benjolan pada kulit yang dapat pecah. Benjolan ini memiliki warna dasar merah layaknya buah tomat. Inilah yang selanjutnya menjadi pemicu luka lepuh yang mirip dengan cacar. 

Lalu, apa yang menjadi penyebab munculnya flu tomat pada anak? Anak-anak yang menunjukkan gejala selanjutnya mendapatkan pemeriksaan serologis untuk mencari penyebab yang mendasarinya. Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat paparan infeksi yang selanjutnya dikenal dengan virus flu tomat. 

Apa Saja Faktor Risiko Flu Tomat?

Flu tomat bisa terjadi pada semua anak, terutama yang masih berusia kurang dari lima tahun. Selain itu, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seorang anak mengalami flu tomat, yaitu:

• Menggunakan benda-benda pribadi bergantian dengan orang lain.
• Tidak membersihkan tangan dengan sabun sebelum makan.
• Mengonsumsi makanan maupun minuman yang tidak terjaga kebersihannya.
• Menetap di wilayah yang memiliki sanitasi yang tidak bersih.
• Tidak menjaga kebersihan lingkungan rumah dengan baik. 

Perawatan Penyakit Flu Tomat

Flu tomat merupakan kondisi medis yang mirip dengan chikungunya, sehingga cara perawatannya juga tidak jauh berbeda dengan masalah kesehatan tersebut. Tak hanya melalui pemberian obat untuk meringankan gejala, pengidapnya juga wajib mendapatkan penanganan yang sesuai sehingga gejala dapat berkurang. 

Dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa pilihan penanganan berikut ini untuk mengatasi flu tomat pada anak. 

• Menambah waktu istirahat sang buah hati. 
• Mencukupi kebutuhan cairan. 
• Memenuhi asupan makanan sehat untuk anak, termasuk sayuran dan buah.
• Selalu menjaga kebersihan rumah, terutama area untuk anak bermain. 
• Ajak anak untuk selalu mencuci tangan sebelum makan. 
• Hindari menggaruk bagian tubuh yang mengalami gatal atau ruam.
• Mintalah Si Kecil untuk berendam atau mandi air hangat.

Apabila kondisi Si Kecil tidak kunjung membaik, segera lakukan pemeriksaan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.  Buat janji temu dokter di umah sakit melalui Halodoc, untuk memudahkan melakukan pemeriksaan. Cek dan download Halodoc di App Store atau Play Store. 

Referensi:

The Lancet. Diakses pada 2022. Tomato Flu Outbreak in India.

Doctor NDTV. Diakses pada 2022. Tomato Flu: Symptoms, Causes And Everything We Know So Far.

PSRI Hospital. Diakses pada 2022. Tomato Flu: Symptoms, Causes, Treatment, Precautions.

Everyday Health. Diakses pada 2022. Tomato Flu: What Is It and What Do You Need to Know?

The Hindu Science. Diakses pada 2022. Watch | Explained: What is Tomato Flu and how is it treated?