Kenali Risiko Komplikasi Filler Payudara
“Sejauh ini, suntik filler untuk menambah volume payudara belum mendapat izin resmi. Pasalnya, banyak risiko komplikasi yang mengintai prosedur tersebut.”

Halodoc, Jakarta – Filler kerap dijadikan jalan pintas untuk memiliki bentuk payudara yang diinginkan. Namun, banyak yang tidak tahu soal risiko komplikasi yang mengintai prosedur ini. Beberapa waktu belakangan, dua wanita asal Malaysia dilaporkan kejang-kejang lantaran menyuntikkan filler ke payudaranya sendiri.
Mereka diketahui belajar menyuntikkan empat jarum berlabel Hyaluronic Acid gel ke payudaranya dengan melihat tutorial di YouTube. Begitu disuntik, sontak keduanya langsung mengalami mati rasa pada lidah dan bibir, pusing hingga jantung berdebar. Satu jam kemudian, kedua wanita tersebut kejang-kejang tanpa henti dan langsung dibawa ke rumah sakit.
Kenali Risiko Komplikasi Filler Payudara
Pemakaian filler payudara nyatanya tidak pernah disetujui secara resmi. Justru, telah banyak ahli yang memberi pantangan soal pemakaian filler di payudara, bokong, dan di antara otot-otot tubuh.
Melansir dari laman U.S Food and Drug Administration (FDA), merekomendasikan untuk tidak melakukan suntik filler dengan tujuan:
- Meningkatkan ukuran payudara (pembesaran payudara)
- Menambah ukuran bokong
- Implan ke tulang, tendon, ligamen, atau otot
- Suntikan glabella (area antara alis), hidung, area periorbital (sekitar mata), dahi, atau leher
Penyuntikan filler apa pun dapat menyebabkan efek samping sementara, efek samping permanen, atau keduanya. Sebagian besar efek samping muncul setelah injeksi dilakukan. Efeknya kemudian bisa bertahan sampai beberapa minggu, bulan, atau tahun setelah injeksi. Contoh efek yang paling umum, yaitu:
- Memar
- Kemerahan
- Pembengkakan
- Rasa sakit
- Kelembutan
- Gatal
- Ruam
- Benjolan yang menonjol di dalam atau di bawah kulit
- Infeksi
- Reaksi alergi
- Luka di tempat suntikan
Reaksi alergi parah (syok anafilaksis) juga bisa terjadi akibat pemakaian filler. Kondisi ini memerlukan bantuan medis darurat karena berakibat fatal. Selain alergi, cairan filler juga bisa berpindah dari asalnya. Yang paling dikhawatirkan, cairan bisa bocor atau pecah di dalam.
Salah satu efek yang paling fatal adalah masuknya filler ke pembuluh darah. Hal ini bisa menyumbat pembuluh darah sehingga suplai darah ke berbagai jaringan tubuh terganggu. Komplikasi yang dihasilkan bisa serius hingga permanen. Beberapa diantaranya termasuk nekrosis (kematian jaringan), kelainan penglihatan termasuk kebutaan, dan stroke.
Apakah Filler Masih Bisa Dikeluarkan?
Cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi filler adalah melalui suntikan atau operasi. Masing-masing dari prosedur ini juga punya risikonya sendiri.
Pasalnya, filler mungkin sulit atau tidak mungkin dihilangkan sepenuhnya. Terlebih jika bahan yang digunakan bersifat permanen atau bahan yang mudah menyerap, seperti hyaluronic acid.
Tips Sebelum Memutuskan Filler
- Prosedur suntik filler harus dilakukan oleh dokter bersertifikasi. Pastikan dokter tersebut telah menyelesaikan training filler, spesialis kulit, dan spesialis bedah plastik.
- Cek keaslian gelar dokternya melalui website kki.go.id dengan mengetik nama lengkap orang yang bersangkutan. Semua dokter punya izin praktik di Indonesia pasti terdaftar di website ini, termasuk dokter lulusan luar negeri.
- Prosedur harus dilakukan di klinik, rumah sakit, atau tempat praktik dokter yang telah terdaftar. Hindari melakukan filler yang bisa dipanggil ke rumah, atau tempat lain yang bukan tempat praktik dokter.
- Tanyakan soal detail cairan yang digunakan sebelum disuntikkan ke tubuh.
Jika kamu masih punya pertanyaan lain soal filler payudara, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab seluruh pertanyaan kamu. Download Halodoc sekarang juga!
Referensi:


