Halodoc, Jakarta - Bagi orang tua milenial yang menginginkan ketenangan dan minim stres dalam membesarkan anak, maka perlu tahu tentang keuntungan dari minimalist parenting atau pola asuh minimalis. Prinsip pola asuh ini adalah mengeliminasi hal-hal yang tidak penting dan fokus ada prioritas. 

Apabila ayah dan ibu menjalani minimalist parenting, maka akan lebih fokus dalam menjalankan aktivitas pola asuh yang sesuai dengan nilai hidup. Pola pikir minimalis pun akan tertanam pada anak. Anak tidak stres dan lebih mampu mengembangkan potensi dalam dirinya. 

Baca juga: Kenal Lebih Dalam dengan Helicopter Parenting

Baik untuk Kesehatan Mental Orangtua dan Anak

Orangtua tentunya berharap anak-anak dapat unggul dalam bidang akademis maupun kehidupan kariernya kelak. Mungkin sedikit orangtua yang menyadari bahwa mereka telah bersikap otoriter dan akhirnya menekan anak untuk aktif dalam berbagai aktivitas.

Padahal, pola asuh otoriter seperti ini hanya membuat anak rentan mengalami gangguan kesehatan mental, dan memudarkan motivasi belajar. Perkembangan sosial dan emosionalnya juga akan terhambat. 

Minimalist parenting berfokus pada hubungan keluarga yang hangat dan menjaga kesehatan mental setiap anggota keluarga. Sebab, prinsip pola asuh ini memprioritaskan komunikasi dan contoh nyata dalam menanamkan karakter, nilai kehidupan, dan pola pikir anak.

Perlu orangtua ketahui bahwa jiwa kepemimpinan dan empati anak belum tentu tertanam jika ia harus ikut segudang les atau ekstrakulikuler. Nilai kehidupan dapat tumbuh jika Si Kecil memiliki banyak waktu luang untuk berdiskusi dan melihat langsung kenyataan di sekitar saat beraktivitas dengan ayah dan ibu.

Dari sisi orangtua, menjalani minimalist parenting akan memudahkan tugas, sebab orangtua tidak perlu banyak multi-tasking yang sering menjadi sumber stres. Tentu tidak mudah untuk melakukan banyak kegiatan dalam waktu yang bersamaan. Namun, menjalani minimalist parenting bukan berarti ayah dan ibu lepas tanggung jawab dari segala urusan rumah tangga dan mengasuh anak.

Ayah dan ibu justru dapat membuat hidup jadi lebih sederhana dan praktis dengan memilih hal-hal yang benar-benar penting dan mana hal yang bisa ditunda atau dieliminasi. 

Baca juga: Timbang-menimbang Pola Asuh Untuk Anak

Fokus pada Hal-hal yang Penting

Minimalist parenting akan menuntun orangtua untuk fokus pada hal-hal penting meskipun beberapa hal terasa tidak sempurna. Namun pada prinsipnya, cara ini akan lebih banyak menghemat waktu dan energi dengan berhenti mencari hal yang paling sempurna. 

Wajar jika setiap keluarga menginginkan hal yang terbaik. Hanya saja cukup perluas definisi terbaik dan bukan terbaik menjadi salah satu dari beberapa pilihan yang baik. Contoh kecilnya yaitu saat berbelanja barang-barang kebutuhan rumah tangga. Saat memilih metode belanja yang paling menyenangkan dan tetap berpegang pada pilihan yang tersedia. Dan jangan biarkan yang “sempurna” justru menjadi musuh dan sumber masalah saat memilih sesuatu. 

Saat menjalani minimalist parenting, ayah dan ibu tidak perlu merasa malu. Salah satu kunci pola asuh ini adalah mengenal diri sendiri, yang berarti memulai dari dasar diri sendiri tanpa menghakimi. Tidak perlu membandingkan proses pengambilan keputusan diri sendiri dengan proses orang lain karena siapa pun tidak pernah merasakan apa yang ayah dan ibu rasakan. Metode ini seharusnya dapat menyelamatkan diri sendiri dari stres. 

Baca juga: Ini Pola Asuh Sehat untuk Tumbuh Kembang Anak

Mengenai minimalist parenting, ayah dan ibu dapat berdiskusi dengan teman-teman yang sudah berkeluarga lainnya mengenai berbagai pilihan dan tantangan mengenai pola asuh. Namun, tetap harus ingat untuk menjadi diri sendiri saat mengambil keputusan yang terasa tepat untuk keluarga berdasarkan nilai-nilai dalam keluarga.

Mungkin akan lebih lengkap jika ayah dan ibu juga berdiskusi dengan psikolog melalui aplikasi Halodoc mengenai penerapan minimalist parenting. Yuk, segera download aplikasi Halodoc agar diskusi lebih mudah!

Referensi:

Parenting. Diakses pada 2020. 6 Steps to Minimalist Parenting

Very Well Mind. Diakses pada 2020. Why Millennial Parents Are Embracing Minimalism