Advertisement

Keputihan Setelah Berhubungan: Apakah Normal atau Perlu Waspada?

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlian Dimas SpDVE   04 November 2025

Keputihan setelah berhubungan bisa jadi normal, tapi juga bisa jadi tanda ada yang salah di area intim kamu.

Keputihan Setelah Berhubungan: Apakah Normal atau Perlu Waspada?Keputihan Setelah Berhubungan: Apakah Normal atau Perlu Waspada?

DAFTAR ISI


Ketika kamu mengalami keputihan setelah berhubungan, mungkin kamu merasa itu cuma cairan biasa.

Tapi kondisi ini sebenarnya bisa menjadi indikator bahwa sistem reproduksi atau vagina kamu sedang bereaksi terhadap aktivitas seksual atau ada perubahan keseimbangan mikro-flora di dalamnya.

Mengetahui tentang keputihan setelah berhubungan penting agar kamu bisa membedakan antara kondisi normal tubuh yang wajar dan kondisi yang memerlukan pemeriksaan medis.

Dengan pemahaman ini, kamu bisa menjaga kesehatan intim dengan lebih baik dan mengambil langkah tepat bila muncul perubahan.

Apa Itu Keputihan Setelah Berhubungan?

Keputihan setelah berhubungan adalah keluarnya cairan atau lendir dari vagina yang terjadi setelah aktivitas seksual.

Istilah “keputihan” merujuk pada semua jenis cairan vagina yang keluar secara alami atau akibat kondisi tertentu, sedangkan “setelah berhubungan” menekankan bahwa cairan itu muncul sesudah hubungan seksual.

Keputihan normal (leukorrhea) adalah kombinasi cairan dan sel yang dikeluarkan vagina setiap hari sebagai bagian dari fungsi pelindung organ intim.

Namun, keputihan setelah berhubungan bisa berbeda dalam tekstur, warna, atau bau dan ini menjadi penting untuk diperhatikan.

Apa Saja Penyebab Keputihan Setelah Berhubungan?

Ada beberapa penyebab yang dapat menjelaskan kenapa kamu mengalami keputihan setelah berhubungan, baik yang bersifat fisiologis (normal) maupun patologis (memerlukan perhatian).

Berikut beberapa di antaranya:

1. Fisiologis / Normal

  • Aktivitas seksual meningkatkan aliran darah ke area genital dan produksi lendir dari serviks (leher rahim), sehingga keputihan setelah berhubungan bisa hanya refleksi normal.
  • Semen atau pelumas kondom bisa bercampur dengan cairan vagina dan muncul sebagai keputihan setelah berhubungan tanpa adanya infeksi.
  • Perubahan hormon atau ovulasi juga dapat mengubah konsistensi lendir serviks, sehingga setelah berhubungan kamu mungkin melihat lebih banyak keputihan.

2. Infeksi atau Ketidakseimbangan Flora Vagina

  • Bacterial Vaginosis (BV). Kondisi ini adalah infeksi karena ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di vagina. Gejalanya biasanya berupa keputihan berwarna putih kekuningan atau abu-abu dan berbau amis, terutama setelah berhubungan.
  • Vaginitis (radang pada vagina). Kondisi ini bisa membuat keputihan jadi berbeda dari biasanya, misalnya berbau tidak sedap, berubah warna, atau terasa gatal dan perih saat berhubungan. Ketahui lebih dalam soal Vaginitis – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya di sini.
  • Cervicitis (radang leher rahim). Saat leher rahim sedang meradang, gesekan saat berhubungan bisa memicu keluarnya cairan atau keputihan yang tidak normal.
  • Seks tanpa kondom atau pasangan baru. Aktivitas ini bisa meningkatkan risiko terkena infeksi menular seksual, yang salah satu tandanya adalah munculnya keputihan setelah berhubungan dengan warna dan bau yang tidak biasa.

3. Iritasi atau Friksi Saat Berhubungan

  • Kurangnya pelumasan, penggunaan pelumas yang tidak cocok, atau posisi yang membuat gesekan lebih dapat menyebabkan jaringan di vagina atau serviks menjadi agak terluka, lalu muncul lendir atau darah ringan sebagai keputihan setelah berhubungan.
  • Produk kebersihan yang mengiritasi (sabun wangi, douche, atau pakaian dalam sintetis) dapat mempengaruhi keseimbangan vagina sehingga setelah berhubungan muncul keputihan yang berbeda.

4. Kondisi Ginekologis yang Lebih Serius

  • Jika keputihan setelah berhubungan disertai darah atau bercak darah (spotting), bisa jadi itu tanda adanya polip serviks, kelainan serviks, atau bahkan kanker serviks.
  • Kondisi seperti Pelvic Inflammatory Disease (PID) bisa juga menyebabkan keputihan berat setelah berhubungan serta nyeri panggul atau demam.

Kapan Keputihan Setelah Berhubungan Perlu Diwaspadai?

Meskipun keputihan setelah berhubungan bisa normal, ada beberapa tanda yang menunjukkan kamu perlu segera konsultasi ke dokter atau spesialis kandungan:

  • Keputihan setelah berhubungan berubah warna menjadi hijau, kuning cerah, atau abu-abu, dan berbau amis.
  • Iritasi, gatal, sensasi terbakar saat berhubungan atau setelahnya.
  • Keputihan setelah berhubungan disertai bercak darah atau perdarahan.
  • Nyeri panggul, demam, atau gejala infeksi sistemik.
  • Keputihan setelah berhubungan terus-menerus muncul meskipun sudah menjalani gaya hidup sehat dan tidak ada faktor jelas.

Jika kamu mengalami satu atau lebih kondisi di atas, maka kondisi keputihan setelah berhubungan kamu mungkin bukan sekadar “normal” dan perlu dievaluasi lebih lanjut.

Simak informasi lebih lanjut soal Keputihan – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatannya berikut ini.

Cara Mengelola dan Mencegah Keputihan Setelah Berhubungan

Supaya keputihan setelah berhubungan tidak menjadi masalah berulang, berikut tips dan langkah-praktis yang bisa kamu terapkan:

  1. Gunakan pelumas yang sesuai jika kamu merasa kurang pelumasan saat berhubungan untuk mengurangi gesekan yang bisa memicu keputihan setelah berhubungan.
  2. Hindari penggunaan produk vagina yang wangi atau douche, karena ini bisa mengganggu flora normal dan meningkatkan risiko keputihan setelah berhubungan yang abnormal.
  3. Pilih pakaian dalam berbahan katun dan hindari pakaian terlalu ketat, karena sirkulasi udara yang buruk memudahkan pertumbuhan bakteri.
  4. Praktik seks yang aman, termasuk penggunaan kondom dan rutin pemeriksaan kesehatan jika berganti pasangan atau ada risiko infeksi. Ketahui lebih mendalam mengenai Hubungan Seks – Tips & Informasi Lengkap untuk Pria dan Wanita berikut ini agar performa tetap terjaga.
  5. Perhatikan kebersihan genital sebelum dan setelah berhubungan: mandi, ganti pakaian dalam bersih, dan usahakan buang air kecil setelah seks agar mengurangi risiko infeksi.
  6. Konsultasi ke dokter jika keputihan setelah berhubungan terus muncul dengan ciri abnormal seperti sudah disebut di bagian sebelumnya. Pemeriksaan seperti pap smear, kultur lendir, atau USG bisa dianjurkan.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, kamu dapat mengurangi kemungkinan keputihan setelah berhubungan menjadi tanda gangguan kesehatan.

Kesimpulan

Keputihan setelah berhubungan adalah topik yang penting untuk dipahami karena bisa mencerminkan kondisi tubuh yang wajar atau bisa juga menjadi sinyal adanya gangguan di organ reproduksi.

Kamu sebagai wanita perlu memperhatikan keputihan setelah berhubungan baik dari sisi konsistensi, warna, bau maupun frekuensi munculnya.

Bila keputihan setelah berhubungan muncul secara rutin disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk bicara dengan dokter spesialis kulit di Halodoc.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Vaginal discharge: Definition & causes. Vaginitis – Symptoms & causes; Cervicitis – Symptoms and causes.
WebMD. Diakses pada 2025. Vaginal Discharge: Causes, Types, Diagnosis and Treatment.
Verywell Health. Diakses pada 2025. Postcoital Bleeding (Bleeding After Sex) and Its Causes.
Mayo Clinic Health System. Diakses pada 2025. 6 contributors to bacterial vaginosis.