Halodoc, Jakarta – Phobophobia merupakan salah satu jenis fobia yang membuat pengidapnya takut terhadap rasa takut. Pengidap fobia ini sering dianggap sebagai penakut. Padahal, tingkat ketakutannya berbeda jauh dengan penakut pada umumnya. Sebab, alasan rasa takutnya sangat tidak realistis. 

Bahkan rasa takutnya bisa menghambat aktivitas sehari-hari dan membuat pengidapnya enggan keluar rumah untuk menghindari pemicu rasa takutnya. 

Perbedaan Phobophobia dengan Penakut

Seorang penakut biasanya takut dengan hal yang spesifik dan ketakutannya masih dalam batas wajar. Sedangkan saat mengidap phobophobia, rasa takut ini sangat tidak wajar bahkan sampai bisa menimbulkan gejala yang serius. Pemicunya juga abstrak. Misalnya, mereka akan menghindari wawancara kerja karena bisa membuatnya gugup dan ketakutan setengah mati. Padahal, wajar bila seseorang merasa nervous sebelum wawancara kerja, tetapi intensitasnya masih batas normal. 

Pengidap phobophobia juga berusaha keras menghindari faktor pemicu rasa takut lainnya, seperti menonton film horor, menaiki roller coaster atau terjun payung. Perilaku menghindar ini juga bisa disebabkan karena fobia lain yang dia miliki. Misalnya, seseorang yang mengidap  aerofobia (takut terbang) bisa menjadi sangat takut untuk mengalami gejala akibat fobia tersebut. Alhasil, mereka selalu menghindari perjalanan udara dan memilih alternatif lain seperti mobil, kereta api, dan bus.

Perbedaan lainnya adalah pengidap phobophobia bisa mengalami serangkaian gejala berikut saat bertemu dengan sumber rasa takutnya: 

• Panas dingin.
• Pusing dan sakit kepala ringan.
• Keringat berlebihan (hiperhidrosis).
• Palpitasi jantung.
• Mual.
• Sesak nafas (dispnea).
• Gemetar atau gemetar.
• Sakit perut atau gangguan pencernaan (dispepsia).

Gejala seperti sesak napas dan jantung berdebar bahkan bisa sampai mengancam nyawa pengidap phobophobia. 

Lantas, Apa Penyebabnya?

Ada sejumlah faktor penyebabnya, seperti:

1. Sudah memiliki jenis fobia lain

Seseorang yang telah memiliki fobia lebih rentan mengalami phobophobia. Misalnya, seseorang yang ophidiophobia (takut ular) dapat berkembang menjadi phobophobia. 

2. Trauma

Memiliki pengalaman traumatis di masa lalu bisa menyebabkan phobophobia. Sebab, pengalaman tersebut bisa menimbulkan rasa takut yang amat hebat. Alhasil, seseorang yang mengalaminya sampai takut jika akan mengalaminya kembali. 

Apakah Bisa Diobati?

Sama seperti pengobatan fobia pada umumnya, phobophobia bisa ditangani dengan perawatan berikut ini:

1. Terapi perilaku kognitif 

Terapi perilaku kognitif atau terapi bicara membantu pengidapnya untuk mengubah perilaku dan cara berpikirnya tentang hal yang membuat rasa takut. Terapis akan membantu pengidap untuk mengidentifikasi hal-hal yang memicu ketakutan. Mereka juga akan mengajari teknik untuk mengatasi reaksi yang muncul dengan cara pernapasan dalam atau meditasi. 

2. Terapi pemaparan

Lewat terapi ini, pengidapnya akan dipaparkan langsung dengan sumber rasa takutnya secara bertahap. Terapis akan menjaga lingkungan sekitar tetap terkendali sehingga pengidapnya sudah dipastikan aman. Dengan berlatih seiring waktu, pengidap akan menjadi peka terhadap ketakutan tersebut dan mulai bisa mengontrol rasa takutnya. Biasanya, jenis terapi ini dikombinasikan bersama dengan terapi bicara. 

3. Terapi obat-obatan

Obat-obatan berfungsi mengatasi gangguan kesehatan mental yang muncul bersama fobia, seperti kecemasan, gangguan panik, atau PTSD. 

Kamu juga butuh vitamin dan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh. Segera cek kebutuhan vitamin dan suplemen di toko kesehatan Halodoc. Jangan tunggu sakit untuk minum vitamin, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Phobophobia (Fear of Fear)

Healthline. Diakses pada 2022. What Is Phobophobia?

Verywell Mind. Diakses pada 2022. The Fear of Phobias Is Phobophobia.