Ketahui 5 Gejala Awal Munculnya Kanker Kelenjar Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening ditandai dengan munculnya benjolan di bawah kulit, tubuh kelelahan, hingga penurunan berat badan.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Kanker Kelenjar Getah Bening?
- Gejala Awal Kanker Kelenjar Getah Bening
- Apa Kata Riset?
- Ciri-ciri Kanker Kelenjar Getah Bening Stadium 1
- Diagnosis Kanker Kelenjar Getah Bening
- Kapan Harus ke Dokter?
- Pencegahan Kanker Kelenjar Getah Bening
- Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening
- Rekomendasi Dokter yang Bisa Bantu Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening atau limfoma adalah salah satu jenis kanker yang menyerang sistem limfatik tubuh. Sistem ini merupakan bagian penting dari kekebalan tubuh, yang bertugas melawan infeksi dan menjaga tubuh tetap sehat.
Ketika kelenjar getah bening mengalami gangguan, seperti pertumbuhan sel abnormal, dampaknya bisa serius. Misalnya sepsis, penyebaran infeksi ke aliran darah yang dapat menyebabkan kematian.
Sayangnya, kanker ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas di tahap awal, sehingga banyak orang tidak menyadari keberadaannya hingga kondisinya semakin parah.
Untuk menghindari risikonya, kamu perlu mengenali gejala awal kanker kelenjar getah bening berikut ini!
Apa Itu Kanker Kelenjar Getah Bening?
Kanker kelenjar getah bening, yang juga dikenal sebagai limfoma, merupakan jenis kanker yang dimulai di kelenjar getah bening atau sistem limfatik, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh kita.
Kelenjar getah bening berfungsi untuk menyaring kuman dan melawan infeksi, dan terletak di berbagai bagian tubuh, seperti leher, ketiak, dan selangkangan.
Pada kondisi ini, sel-sel dalam kelenjar getah bening berkembang secara tidak normal dan berbagi secara cepat atau tak terkendali, membentuk tumor.
Ada dua jenis utama limfoma, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin.
Keduanya memiliki mekanisme yang sedikit berbeda, tetapi keduanya melibatkan pertumbuhan sel-sel darah putih yang abnormal di kelenjar getah bening.
Secara mekanisme, kanker ini dimulai ketika sel-sel limfosit (sejenis sel darah putih) di kelenjar getah bening mengalami mutasi genetik yang menyebabkan mereka tumbuh lebih cepat dari biasanya dan tidak mati saat seharusnya.
Seiring waktu, sel-sel ini menumpuk dan membentuk tumor, yang bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui sistem limfatik.
Ciri-Ciri Kanker Kelenjar Getah Bening Stadium 1
Kanker kelenjar getah bening stadium 1 adalah tahap awal dari limfoma, di mana kanker terbatas hanya pada satu area kelenjar getah bening atau satu bagian tubuh saja.
Pada stadium ini, kanker masih dalam fase yang relatif terkontrol dan seringkali lebih mudah diobati.
Namun, mengenali ciri-cirinya sangat penting untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Berikut ini ciri-ciri kanker kelenjar getah bening stadium 1:
- Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening yang biasanya tidak nyeri dan dapat dirasakan di area leher, ketiak, atau selangkangan.
- Merasa sangat lelah meski tidak melakukan aktivitas berat.
- Demam yang tidak terlalu tinggi, seringkali muncul tanpa alasan yang jelas.
- Berat badan menurun meskipun tidak ada perubahan pola makan atau aktivitas.
- Berkeringat berlebihan saat tidur, yang bisa membuat pakaian atau tempat tidur basah.
- Kulit berpotensi menjadi gatal di seluruh tubuh, meskipun tidak ada ruam yang terlihat.
Jika kamu atau orang yang kamu kenal mengalami beberapa dari ciri-ciri ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar bisa mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan diagnosis yang tepat.
Gejala Awal Kanker Kelenjar Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening ada dua jenis yaitu limfoma hodgkin dan non hodgkin. Masing-masing jenis limfoma ini memiliki gejala awal yang berbeda-beda.
Berikut ini adalah tanda awal kemunculannya:
1. Benjolan di bawah kulit

Terkadang, kelenjar getah bening dapat mengalami pembesaran. Pembesaran kelenjar getah bening mungkin terasa sebagai benjolan di bawah kulit, terutama di daerah leher, ketiak, atau selangkangan.
Benjolan ini sering kali tidak terasa sakit, tetapi bisa bertambah besar seiring waktu. Banyak orang salah mengira pembengkakan ini sebagai reaksi tubuh terhadap infeksi biasa.
Apabila kamu mengalaminya, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk tahu penyebab pastinya.
Obat-obatan bisa dikonsumsi untuk mengurangi menghancurkan dan memperlambat pertumbuhan sel kanker. Simak rekomendasi obat kanker pada artikel berikut ini: Ini 7 Rekomendasi Obat Kanker yang Perlu Diketahui.
Obat untuk kanker bisa dibeli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc.
2. Demam

Gejala awal kanker kelenjar getah bening yang lain adalah demam yang datang dan pergi selama beberapa minggu, tanpa infeksi yang signifikan.
Terkadang demam yang muncul akibat limfoma juga disertai gejala lain seperti batuk atau pilek. Hal ini terjadi karena, sistem kekebalan tubuh menurun.
Demam memang bisa menjadi tanda penyakit apa saja, itulah sebabnya mengapa perlu mawas diri, apalagi bila selain demam ada gejala lain yang mengindikasi kanker kelenjar getah bening.
Simak informasi lebih lanjut mengenai bagaimana Cara Mendeteksi Kanker Kelenjar Getah Bening.
3. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas adalah gejala lain dari limfoma berikutnya. Tubuh bisa mengalami kehilangan berat badan karena kanker menggunakan energi tubuh untuk pertumbuhan sel abnormal.
Jika kamu kehilangan lebih dari 10% berat badan dalam waktu singkat, padahal tidak sedang menjalani diet atau meningkatkan aktivitas fisik, hal ini patut diwaspadai.
Biasanya, penurunan berat badan yang cepat sering kali disertai dengan kehilangan nafsu makan.
Cari tahu selengkapnya, Bisakah Kanker Kelenjar Getah Bening Disembuhkan Tanpa Operasi?
4. Gatal-gatal di kulit

Gatal-gatal di kulit dapat menjadi gejala awal kemunculan kanker kelenjar getah bening.
Gatal bisa muncul akibat adanya reaksi tubuh terhadap bahan kimia, yang dilepaskan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap keberadaan sel kanker.
5. Kelelahan

Kebanyakan orang yang mengidap kanker umumnya mengalami kelelahan, termasuk mereka yang mengidap kanker kelenjar getah bening.
Rasa lelah ini bukan sekadar kelelahan biasa, melainkan kelelahan kronis yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini terjadi karena tubuh bekerja secara terus menerus melawan sel kanker.
Apabila kamu merasa lelah secara terus-menerus tanpa alasan yang jelas, sebaiknya segera konsultasikan diri dengan dokter.
Lantas, bagaimana cara mengetahui posisi getah bening dalam tubuh? Ini Cara Memeriksa Kelenjar Getah Bening.
Fakta Unik
1. Kanker kelenjar getah bening bisa mempengaruhi kelenjar getah bening di berbagai bagian tubuh, termasuk leher, ketiak, dan selangkangan.
2. Beberapa jenis limfoma dapat tumbuh dengan sangat lambat, sehingga pengidapnya mungkin tidak menyadari gejalanya selama bertahun-tahun.
Apa Kata Riset?
Berdasarkan riset yang dirilis oleh jurnal Blood and Lymphatic Cancer: Targets and Therapy, limfoma merupakan salah satu kanker pertama yang bisa diobati dengan radioterapi dan kemoterapi.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini, kini diagnosis dan pengelolaan limfoma telah berkembang. Diagnosis yang akurat dan penentuan stadium penyakit sangat penting untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Pada limfoma Hodgkin, pengobatan modern meliputi kemoterapi, kombinasi kemoterapi dan radioterapi, serta metode yang menyesuaikan pengobatan berdasarkan respons pasien.
Untuk limfoma non-Hodgkin (NHL), pengobatan bervariasi tergantung pada jenisnya. Penggunaan rituximab, obat antibodi khusus, telah meningkatkan hasil pengobatan pada limfoma sel B.
Meskipun banyak jenis limfoma dapat diobati dengan baik, kekambuhan penyakit masih menjadi tantangan, terutama pada subtipe tertentu.
Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menemukan cara yang lebih baik dalam menangani kasus limfoma yang kambuh atau tidak merespons pengobatan.
Diagnosis Kanker Kelenjar Getah Bening
Diagnosis kanker kelenjar getah bening dimulai dengan pemeriksaan fisik oleh dokter, yang akan meraba kelenjar getah bening yang membengkak untuk mengecek apakah ada tanda-tanda infeksi atau kanker.
Jika dokter mencurigai kanker, beberapa tes tambahan akan dilakukan untuk memastikan diagnosisnya.
Berikut beberapa metode yang biasa digunakan untuk mendiagnosis kanker kelenjar getah bening:
Biopsi Kelenjar Getah Bening
Ini adalah tes utama untuk mengonfirmasi kanker. Dokter akan mengambil sampel jaringan dari kelenjar getah bening yang membengkak dan mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Apabila terdapat sel kanker, ini akan menunjukkan jenis kanker yang ada.
Tes Pencitraan
Untuk mengetahui sejauh mana penyebaran kanker, dokter bisa menggunakan tes pencitraan seperti CT scan, PET scan, atau ultrasonografi untuk melihat ukuran kelenjar getah bening yang membengkak dan apakah kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain.
Tes Darah
Meskipun tes darah tidak bisa memberikan diagnosis pasti kanker, tes darah dapat membantu dokter untuk melihat apakah ada tanda-tanda infeksi atau masalah lain yang terkait dengan kanker, serta untuk memantau kondisi tubuh secara keseluruhan.
Setelah hasil tes diperoleh, dokter akan menentukan jenis kanker kelenjar getah bening dan stadium kanker, yang akan membantu merencanakan pengobatan yang paling tepat.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebaiknya temui dokter jika kamu merasakan gejala-gejala yang mencurigakan yang bisa terkait dengan kanker kelenjar getah bening.
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak hilang, demam tanpa sebab yang jelas, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, keringat malam, dan kelelahan yang parah.
Jika kamu mengalami salah satu atau lebih dari gejala tersebut, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Semakin cepat kanker ditemukan, semakin besar peluang untuk mendapatkan pengobatan yang efektif.
Pencegahan Kanker Kelenjar Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening tidak selalu dapat dicegah, namun ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini.
Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:
1. Jaga Sistem Imun
Memiliki sistem imun yang sehat dapat membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit, termasuk kanker.
Makan makanan bergizi, cukup tidur, dan rutin berolahraga untuk menjaga daya tahan tubuh.
2. Hindari Merokok
Merokok meningkatkan risiko banyak jenis kanker, termasuk kanker kelenjar getah bening.
Menghentikan kebiasaan merokok dapat membantu mengurangi risiko ini.
3. Batasi Paparan Zat Berbahaya
Menghindari paparan bahan kimia berbahaya, seperti pestisida atau bahan kimia industri, dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker.
4. Cek Kesehatan Rutin
Pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat membantu mendeteksi kanker atau masalah kesehatan lainnya sejak dini.
Jika kamu mendapati adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening, segera konsultasikan dengan dokter.
5. Dapatkan Vaksinasi
Beberapa jenis infeksi virus, seperti virus Epstein-Barr dan human papillomavirus (HPV), dapat meningkatkan risiko kanker kelenjar getah bening.
Vaksinasi untuk infeksi-infeksi ini bisa membantu mengurangi risiko.
Meskipun langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi risiko, penting untuk diingat bahwa kanker kelenjar getah bening masih bisa terjadi tanpa adanya faktor risiko yang jelas.
Jika kamu merasakan gejala atau kekhawatiran, segera periksakan diri ke dokter.
Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening
Pengobatan kanker kelenjar getah bening bergantung pada jenis kanker, stadium, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Ada berbagai metode pengobatan yang dapat dilakukan, baik secara tunggal atau kombinasi, untuk membantu mengatasi kanker ini, yaitu:
1. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan yang menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
Obat-obatan ini biasanya diberikan melalui infus atau pil dan bekerja dengan cara menghancurkan sel kanker yang berkembang dengan cepat.
2. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar radiasi berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker atau mengecilkan tumor.
Ini sering digunakan setelah kemoterapi atau sebagai pengobatan utama untuk mengatasi tumor di kelenjar getah bening.
3. Terapi Targeted
Terapi ini memanfaatkan obat-obatan atau zat lain yang dapat menargetkan dan menyerang sel kanker dengan lebih tepat, tanpa merusak sel sehat di sekitarnya.
Prosedur ini bisa menjadi pilihan untuk beberapa jenis kanker kelenjar getah bening.
4. Imunoterapi
Imunoterapi membantu sistem imun tubuh untuk mengenali dan menyerang sel kanker.
Ini merupakan metode yang lebih baru dan dapat digunakan pada beberapa pasien dengan kanker kelenjar getah bening.
5. Transplantasi Sel Punca (Stem Cell Transplant)
Pada beberapa kasus, jika pengobatan lain tidak berhasil, transplantasi sel punca atau sumsum tulang belakang dapat dilakukan untuk menggantikan sel darah yang hancur akibat pengobatan kanker.
6. Pembedahan
Dalam beberapa kasus, pembedahan dilakukan untuk mengangkat kelenjar getah bening yang terinfeksi kanker, terutama jika kelenjar tersebut dapat diangkat tanpa merusak organ penting lainnya.
Pengobatan kanker kelenjar getah bening memerlukan pendekatan yang hati-hati dan disesuaikan dengan kondisi pasien, sehingga penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan rencana pengobatan terbaik.
Rekomendasi Dokter yang Bisa Bantu Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening
Bila kamu mengalami gejala kanker kelenjar getah bening, sebaiknya segeralah hubungi saja dokter spesialis lewat aplikasi Halodoc.
Nah, berikut ini terdapat beberapa dokter yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
1. dr. Amaranto Santoso Ongko Sp.PD

Amaranto Santoso Ongko Sp.PD adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya pada 2013.
Ia pun melanjutkan studinya ke Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado hingga akhirnya mendapatkan gelar dokter spesialis penyakit dalam pada 2023.
Kini ia membuka praktik di Ponorogo, Jawa Timur dan masih menjadi anggota aktif Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Dengan pengalaman selama 10 tahun, dr. Amaranto Santoso Ongko Sp.PD bisa memberikan konsultasi seputar masalah penyakit dalam seperti misalnya kanker kelenjar getah bening.
Chat dr. Amaranto Santoso Ongko Sp.PD mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
2. dr. Andrea Livina Sp.PD

Andrea Livina Sp.PD merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
Ia berhasil menyelesaikan studi kedokteran umum pada 2016 dan kemudian melanjutkan di kampus yang sama hingga akhirnya mendapatkan gelar dokter spesialis penyakit dalam pada 2023.
Ia kini membuka praktik di Manado, Sulawesi Utara dan masih menjadi anggota aktif Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Dengan pengalaman selama 6 tahun, dr. Andrea Livina Sp.PD bisa memberikan konsultasi seputar masalah penyakit dalam seperti misalnya kanker kelenjar getah bening.
Chat dr. Andrea Livina Sp.PD mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
3. dr. Siska Damayanti Sp.PD

Siska Damayanti Sp.PD adalah alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Ia berhasil menamatkan pendidikan dokter umum pada 2010 dan kemudian melanjutkan studi di kampus yang sama hingga akhirnya mendapatkan gelar dokter spesialis penyakit dalam pada 2018.
Ia kini membuka praktik di Gresik, Jawa Timur dan masih menjadi anggota aktif Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Dengan pengalaman selama 14 tahun, dr. Siska Damayanti Sp.PD bisa memberikan konsultasi seputar masalah penyakit dalam seperti misalnya kanker kelenjar getah bening.
Chat dr. Siska Damayanti Sp.PD mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo, hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!