Ketahui 7 Mitos Mengenai Prediksi Jenis Kelamin Bayi

Halodoc, Jakarta – Hasil tes kehamilan positif adalah momen yang paling dinanti-nantikan oleh pasangan. Setelah kamu melihat hasil tes kehamilan yang positif, salah satu pertanyaan pertama yang muncul adalah terkait jenis kelaminnya. Apakah laki-laki atau perempuan?
Membayangkan jenis kelamin bayi adalah cara untuk menjalin ikatan dengan Si Kecil sebelum ia lahir ke dunia. Tidak jarang calon orangtua yang penasaran mulai mencari cara untuk memprediksi jenis kelamin bayi melalui mitos-mitos. Berikut ini adalah semua yang perlu pasangan ketahui mengenai mitos dan fakta terkait jenis kelamin bayi.
Baca juga: Tanda-Tanda Kehamilan Anak Laki-Laki Ini Cuma Mitos
Mitos dan Fakta Jenis Kelamin Bayi
Inilah kebenaran tentang beberapa mitos umum dan prediksi jenis kelamin bayi:
1. Morning Sickness
Mitos ini cukup populer. Ada yang menganggap kalau kamu mengalami morning sickness yang lebih buruk itu berarti kamu hamil anak perempuan. Apakah ini benar? Penelitian telah menemukan fakta bahwa wanita yang mengalami morning sickness yang parah (hiperemesis gravidarum) lebih cenderung mengandung anak perempuan daripada laki-laki. Meski begitu, ini bukan berarti jika kamu mengalami hiperemesis gravidarum, kamu sudah pasti mengandung anak perempuan. Kecenderungan memang ada, tetapi tidak pasti.
2. Intuisi Ibu
Beberapa orang mengklaim bahwa ibu hamil "bisa langsung tahu" jenis kelamin anak yang dikandungnya. Alih-alih didasarkan pada gejala atau tanda, metode ini mengandalkan "intuisi ibu".
3. Nada Jantung Janin
Kamu mungkin mendengar orang mengklaim bahwa nada jantung janin untuk bayi perempuan lebih cepat daripada untuk bayi laki-laki. Meskipun kedengarannya seperti klaim yang didukung oleh sains, tidak ada penelitian yang membuktikan kalau informasi ini benar. Faktanya, tidak ada perbedaan yang signifikan antara detak jantung janin perempuan dan laki-laki.
Baca juga: Mitos Soal Bentuk Perut Ibu saat Hamil
4. Bentuk dan Ukuran Perut
Ada informasi yang mengatakan bahwa ibu hamil yang perutnya terlihat seperti bola, maka dia akan melahirkan bayi laki-laki. Namun, jika lekukan kehamilannya lonjong, berarti ibu hamil sedang mengandung anak perempuan. Faktanya, bentuk dan ukuran perut selama kehamilan lebih terkait dengan genetika, berat badan sebelum hamil, dan sudah berapa banyak kehamilan yang dialami.
5. Uji Soda Kue
Tes soda kue seharusnya menguji keasaman urine yang kerap diklaim dapat menjadi penentu jenis kelamin janin. Jika urine yang tercampur dengan soda kue menggelembung dan mendesis, ibu hamil akan memiliki anak laki-laki. Begitu pun sebaliknya.
Keasaman urine tidak berhubungan dengan jenis kelamin bayi yang belum lahir. Keasaman urine dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti hidrasi, diet, dan tingkat aktivitas fisik. Tidak ada bukti bahwa perubahan pH urine sebagai respons terhadap jenis kelamin janin dalam rahim.
6. Rambut, Kulit, dan Glowing
Ada banyak mitos seputar penampilan ibu dan jenis kelamin bayi yang dikandungnya. Jika bumil hamil anak perempuan, disebutkan kalau kulit bumil cenderung berminyak dan memiliki rambut kusam. Ada juga yang mengatakan kalau bumil cenderung lebih glowing saat hamil anak perempuan atau berjerawat.
Faktanya, kehamilan dapat menyebabkan perubahan hormon yang membuat bumil bisa mengalami kondisi-kondisi yang disebutkan sebelumnya. Jadi, perubahan tersebut tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi yang dikandung.
7. Mood Swing
Pernyataan lain yang memprediksi jenis kelamin bayi adalah perubahan suasana hati. Disebutkan bahwa bumil yang hamil anak perempuan lebih sulit mengendalikan emosi ketimbang hamil anak laki-laki.
Bisa jadi bumil berasumsi bahwa kadar estrogen akan lebih tinggi jika memiliki anak perempuan dan kadar testosteron akan lebih tinggi dengan laki-laki. Padahal, sebenarnya tidak demikian. Hormon memengaruhi suasana hati (baik saat hamil anak laki-laki maupun perempuan) dan kadar hormon selama kehamilan tidak serta-merta merespons atau bergantung pada jenis kelamin janin. Cairan ketuban dapat memiliki konsentrasi hormon seks yang lebih tinggi tergantung pada jenis kelamin janin, tetapi hal ini tidak memengaruhi kadar hormon dalam darah ibu.
Baca juga: Inilah Berbagai Posisi Janin dalam Kandungan
Ibu punya pertanyaan seputar kehamilan, tetapi situasi pandemi tidak memungkinkan bumil untuk ke rumah sakit? Hubungi saja dokter melalui aplikasi Halodoc! Belum punya aplikasinya? Download sekarang juga dan dapatkan kemudahan menjalani hidup sehat bersama Halodoc!