Ketahui Ciri-Ciri Penyakit Pes yang Perlu Diwaspadai
Halodoc, Jakarta - Sejarah mencatat bahwa penyakit pes pernah melanda Eropa dan membunuh sepertiga hingga dua pertiga penduduk Eropa atau sekitar 75 hingga 200 juta orang pada abad ke-14. Meskipun wabah itu sudah berlalu ratusan tahun silam, sayangnya penyakit itu masih ada hingga kini. Namun, berkat kemajuan di ilmu kedokteran, perawatan yang tepat untuk penyakit pes kini telah ditemukan sehingga pengidapnya memiliki kemungkinan untuk bisa sembuh.
Oleh karena itu, jika kamu menemukan ciri penyakit pes muncul pada orang terdekatmu atau kamu sendiri, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Penyakit pes disebabkan oleh bakteri yang disebut Yersinia pestis, bakteri ini bisa menyebar lewat kutu yang telah menggigit hewan yang terinfeksi seperti tikus, tupai, atau hewan pengerat lain. Namun kamu memiliki kemungkinan untuk terkena penyakit ini melalui orang yang sudah terinfeksi.
Penyakit ini memiliki 3 jenis, dan ketiganya memiliki ciri yang berbeda. Jenis penyakit pes tersebut antara lain:
-
Bubonic plague: infeksi pada sistem limfatik (sistem imun).
-
Septicemic plague: infeksi pada aliran darah.
-
Pneumonic plague: infeksi pada paru-paru.
Gejala Penyakit Pes
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ciri penyakit pes berbeda tergantung jenisnya. Nah, berikut ciri-ciri yang wajib kamu tahu dan waspadai:
Bubonic plague – 2 sampai 5 hari setelah terkena bakteri
-
Demam dan menggigil.
-
Merasa tidak enak badan.
-
Sakit kepala.
-
Nyeri otot.
-
Kejang.
-
Pembengkakan pada kelenjar getah bening yang ditemukan di pangkal paha, namun dapat terjadi pada area ketiak atau leher, atau area yang terinfeksi.
-
Rasa nyeri dapat muncul sebelum pembengkakan.
Pneumonic plague – 2 sampai 3 hari setelah paparan
-
Batuk parah.
-
Kesulitan bernapas dan sakit pada dada saat bernapas dalam-dalam.
-
Demam.
-
Dahak yang berbusa dan berdarah.
Septicemic plague – dikenal sebagai jenis yang paling berbahaya, serta dapat menyebabkan kematian bahkan sebelum gejala muncul. Gejalanya antara lain:
-
Sakit perut.
-
Perdarahan akibat masalah pembekuan darah.
-
Diare.
-
Demam.
-
Mual.
-
Muntah.
Siapa Saja yang Berpeluang Terserang Penyakit Pes?
Faktanya, wabah ini mudah menular. Apalagi bagi mereka yang kerap mengunjungi atau tinggal di daerah yang terkena wabah. Berikut ini beberapa orang yang dengan mudah tertular penyakit pes:
-
Mereka yang kerap menyentuh hewan hidup atau mati yang mungkin telah terinfeksi, seperti tikus, tikus, tupai, kelinci, atau tupai.
-
Bekerja mengurus hewan setiap hari (peternak, peneliti, dan sebagainya).
-
Mereka yang kerap bekerja secara outdoor, atau mereka yang gemar melakukan aktivitas seperti hiking, berkemah, atau berburu.
-
Mereka yang sering melakukan kontak dengan seseorang yang telah terkena pes.
Mencegah Penyakit Pes
Pencegahan terhadap penularannya dapat dilakukan dengan beberapa cara ini:
-
Bersihkan area halaman rumah dari semak-semak dan tumpukan batu untuk mencegah berkumpulnya hewan pengerat.
-
Pastikan rumahmu bebas dari hewan pengerat.
-
Gunakan sarung tangan saat memegang hewan yang berpotensi terinfeksi.
-
Gunakan obat penangkal jika merasa dapat terekspos dengan kutu saat beraktivitas seperti berkemah, hiking, atau bekerja di luar ruangan. Produk yang mengandung DEET dapat dioleskan ke tubuh dan produk dengan permethrin dapat disemprot ke pakaian.
-
Bersihkan kutu dari hewan peliharaan dengan menggunakan produk anti kutu. Jika hewan peliharaan sakit, segera kunjungi dokter hewan.
-
Larang anjing atau kucing tidur di tempat tidurmu.
Jika suatu hari ciri penyakit pes terjadi padamu atau orang terdekat, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan tepat. Sebab penyakit ini cukup mengerikan karena menyebabkan kematian dapat terjadi dengan cepat.
Selain itu, jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter ahli melalui aplikasi Halodoc mengenai masalah kesehatan tertentu. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!
Baca Juga: