Ketahui Manfaat dan Risiko Transfusi Darah bagi Pasien

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   14 Desember 2022

“Seseorang memerlukan transfusi darah bila tubuhnya mengalami kekurangan darah, misalnya saat anemia atau kecelakaan. Namun, prosedur ini juga memicu munculnya beberapa risiko bagi penerima, termasuk alergi dan infeksi.”

Ketahui Manfaat dan Risiko Transfusi Darah bagi PasienKetahui Manfaat dan Risiko Transfusi Darah bagi Pasien

Halodoc, Jakarta – Hilangnya darah pada tubuh dalam jumlah banyak mengakibatkan terganggunya fungsi organ dan jaringan. Sebab, tubuh juga tidak mendapatkan cukup nutrisi dan oksigen yang biasanya mereka dapatkan dari darah. Inilah sebabnya, seseorang perlu mendapatkan transfusi darah untuk mengatasi hal tersebut. 

Transfusi darah sendiri merupakan proses pemberian darah yang berasal dari pendonor yang sehat. Tentu saja, pendonor yang hendak mendonorkan darahnya harus melalui serangkaian pemeriksaan kesehatan. Ini supaya darah hasil donor benar-benar bebas dari penyakit. 

Setelanya, petugas akan melakukan pemisahan komponen darah hasil donor, yaitu plasma darah, keping darah atau trombosit, sel darah putih, dan sel darah merah. Namun, terkadang petugas juga memberikan darah hasil donor secara utuh. 

Manfaat Melakukan Transfusi Darah

Biasanya, transfusi darah akan memerlukan waktu antara 1 sampai 4 jam, bergantung dari banyak sedikitnya darah yang diperlukan. Selain itu, transfusi darah juga harus sesuai baik golongan darah maupun rhesus dari pendonor dan penerima. Hal ini untuk menghindari munculnya komplikasi karena inkompatibilitas. Manfaat transfusi darah sendiri sangat beragam, antara lain:

1. Menaikkan kadar hemoglobin (Hb) pada pengidap anemia

Seseorang dengan kondisi anemia berat memerlukan transfusi darah, termasuk anemia aplastik atau anemia karena kekurangan zat besi. Anemia sendiri adalah kondisi ketika tubuh mengalami defisiensi hemoglobin, sejenis protein dalam darah yang bertugas untuk mengangkut oksigen dan mengalirkannya ke seluruh tubuh. 

Umumnya, pengidap anemia memerlukan tambahan darah saat kadar hemoglobin dalam darah sangat rendah atau tidak lebih dari 8 gram per desiLiter.

2. Mengatasi perdarahan

Manfaat lain transfusi darah adalah membantu mengatasi perdarahan berat. Sebab, seseorang dengan perdarahan yang tidak segera mendapatkan transfusi bisa berujung pada komplikasi seperti syok, bahkan kehilangan nyawa. Perdarahan berat dapat terjadi karena banyak hal, seperti perdarahan pascaoperasi, luka berat karena cedera, pascamelahirkan, dan varises esofagus yang pecah. 

3. Mencegah hilangnya plasma darah 

Transfusi dalam bentuk plasma darah menjadi salah satu pilihan penanganan untuk seseorang dengan kondisi luka bakar yang luas atau parah. Beberapa kasus tertentu, seseorang dengan kondisi sepsis atau mengalami infeksi berat juga perlu transfusi. 

4. Transfusi darah membantu mengatasi perdarahan karena kelainan darah

Thalasemia merupakan kelainan yang mengakibatkan hemoglobin yang berada dalam sel darah merah menjadi abnormal. Alhasil, hemoglobin tidak bisa mengangkut dan membawa oksigen dengan baik. 

Kondisi ini terjadi karena kelainan genetik yang membuat pengidapnya kerap menunjukkan gejala kurang darah atau anemia. Guna mengatasi hal ini, pengidap thalasemia perlu mendapatkan darah secara berkala.

5. Kanker

Kanker limfoma dan kanker darah dapat menyebabkan kerusakan dan menurunkan produksi sel darah merah, trombosit, dan sel darah putih. Tak hanya itu, pengobatan kanker seperti radioterapi dan kemoterapi juga bisa membuat pembentukan sel darah menjadi terganggu.

Inilah sebabnya, beberapa kondisi pada pengidap kanker memerlukan transfusi untuk membantu memenuhi kebutuhan darah pengidap.

Risiko Transfusi Darah

Meski memiliki banyak manfaat untuk membantu mengatasi sejumlah kondisi medis, pemberian darah juga menjadi prosedur yang memiliki risiko. Munculnya risiko sifatnya mungkin ringan, tetapi terkadang bisa sangat berbahaya. Adapun potensi risiko dari transfusi darah yang mungkin terjadi, yaitu:

  • Kelebihan cairan dan zat besi.
  • Infeksi.
  • Kulit kemerahan, gatal, dan menunjukkan gejala alergi. 
  • Mengalami sesak napas.
  • Merasakan gelisah dan cemas.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri pada punggung dan dada.
  • Syok.
  • Reaksi transfusi yang lambat, misalnya dalam waktu 24 jam sampai 14 hari setelah melakukan prosedur. 
  • Mengidap penyakit graft versus host.

Apabila kamu menunjukkan salah satu atau beberapa gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Gunakan Halodoc untuk memudahkan tanya jawab dengan dokter atau cek semua kebutuhan medis lebih lengkap. Kamu bisa download Halodoc melalui App Store maupun Play Store. 

Referensi:
RSUD dr. Mohammad Soewandhie. Diakses pada 2022. Transfusi Darah: Manfaat dan Resikonya untuk Pasien.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Blood Transfusion.
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Blood Transfusions in Adults.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan