Ketahui Tipe dan Cara Mengobati Dispepsia
Dispepsia adalah sindrom gangguan pencernaan yang memerlukan penanganan tepat melalui perubahan pola hidup dan pengobatan medis.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Dispepsia?
- Gejala Dispepsia
- Ketahui Jenis-Jenis Dispepsia
- Bagaimana Cara Mengobati Dispepsia?
- Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Dispepsia
Dispepsia atau yang lebih dikenal sebagai maag, adalah rasa tidak nyaman pada perut bagian atas, yang ditandai dengan sekumpulan gejala gangguan pencernaan.
Dispepsia dapat menjadi indikasi akan adanya penyakit tertentu. Kondisi ini terjadi pada saluran cerna dan rentan untuk dialami oleh siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin.
Namun, perlu diketahui bahwa dispepsia terbagi menjadi beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan faktor penyebabnya.
Meski begitu, apapun jenisnya, dispepsia tentu tidak dapat disepelekan karena dapat berakibat fatal bila tidak ditangani. Lantas, apa saja jenis dan bagaimana cara mengobati dispepsia? Simak penjelasannya di sini!
Apa Itu Dispepsia?
Dispepsia, yang sering dikenal sebagai maag, adalah kondisi yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut bagian atas (ulu hati).
Kondisi ini bukanlah penyakit tunggal, melainkan sindrom yang bisa menjadi indikasi masalah pencernaan yang mendasarinya. Dispepsia dapat bersifat kronis dan mengganggu kualitas hidup jika tidak ditangani dengan tepat.
Gejala Dispepsia
Untuk mengobati dispepsia, perlu diketahui terlebih dahulu beberapa beberapa gejala umum yang dapat timbul, antara lain:
- Rasa cepat kenyang saat makan.
- Perut terasa kembung dan begah setelah makan.
- Nyeri pada ulu hati.
- Rasa panas atau terbakar pada ulu hati. Rasa terbakar tersebut kadang dapat menyebar dari ulu hati hingga tenggorokan.
- Merasa mual yang terkadang disertai dengan muntah.
Ketahui lebih lanjut soal Perut Kembung – Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan berikut ini agar bisa menghindarinya di kemudian hari.
Ketahui Jenis-Jenis Dispepsia
Dispepsia terbagi menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan fungsional. Nah, berikut ini adalah penjelasan dari setiap jenisnya:
1. Dispepsia Organik
Jenis dispepsia ini disebabkan oleh adanya gangguan anatomi atau struktur pada saluran cerna atas, dan indikasi akan adanya penyakit atau gangguan kesehatan pada organ tubuh.
Contohnya seperti seperti tukak lambung, penyakit seperti refluks gastroesofageal (GERD), kanker lambung atau esofagus, hingga gangguan pankreas atau sistem empedu.
Selain itu, intoleransi terhadap makanan atau obat-obatan, hingga penyakit infeksi atau sistemik lainnya juga dapat memicunya.
Maka dari itu, pemeriksaan secara rinci diperlukan untuk benar-benar mengetahui jenis dispepsia yang diidap seseorang. Sebab, faktor yang menjadi pemicu dispepsia organik biasanya membutuhkan penanganan khusus dari dokter.
2. Dispepsia Fungsional
Dispepsia fungsional adalah dispepsia yang terjadi akibat gangguan fungsi saluran cerna atas, tanpa adanya gangguan anatomi atau struktur organ saluran cerna yang telah dipastikan melalui pemeriksaan penunjang seperti Endoskopi dan lain-lain.
Namun, perlu diketahui bahwa jenis dispepsia ini biasanya dapat dipicu oleh kebiasaan pengidapnya. Misalnya seperti tidak makan secara teratur, sering mengonsumsi makanan berlemak tinggi, konsumsi minuman bersoda, stres, hingga merokok.
Masalah kesehatan ini disebut fungsional karena sebenarnya tidak ada masalah dengan pencernaan bagian atas. Hanya saja, pengidapnya tetap merasakan gejala yang mengganggu.
Bagaimana Cara Mengobati Dispepsia?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mengobati dispepsia tergantung pada jenis dan penyebabnya. Oleh sebab itu, pemeriksaan secara mendalam tentu diperlukan untuk benar-benar mengetahui jenis dispepsia apa yang dialami oleh pengidapnya.
Namun, dispepsia dapat diatasi dengan beberapa langkah penanganan untuk meredakan gejalanya, antara lain:
1. Perubahan Pola Hidup
Melansir dari Medical News Today, apabila gejala dispepsia bersifat ringan dan jarang terjadi, maka perubahan gaya hidup dapat membantu.
Misalnya seperti menghindari atau membatasi makanan dan minuman yang dapat memicu dispepsia. Contohnya seperti alkohol, kopi, makanan pedas, dan makanan yang banyak mengandung santan.
Di samping itu, penerapan pola hidup yang sehat bagi pengidap dispepsia juga perlu dilakukan. Semisal seperti berolahraga secara rutin, menghindari atau berhenti merokok, minum air putih lebih banyak, hingga makan secara perlahan.
Pengidap dispepsia juga perlu menghindari penggunaan obat-obatan yang dapat membuat iritasi pada lambung.
2. Penggunaan Obat-obatan
Untuk gejala yang parah atau sering, dokter akan merekomendasikan penggunaan obat-obatan. Nah, salah satu obat yang dapat digunakan untuk mengatasi dispepsia adalah obat enzim pencernaan.
Obat ini dapat berfungsi untuk mencegah dan mengatasi gangguan pada pencernaan. Misalnya seperti rasa kembung, rasa penuh atau begah pada perut.
Mengonsumsi obat-obatan memang dapat meredakan gejala dispepsia yang mengganggu. Namun, pengidapnya juga dianjurkan untuk selalu menghindari berbagai hal yang dapat memicu dispepsia.
Jika tidak kunjung membaik, Ini 5 Dokter yang Bisa Bantu Mengatasi Gejala Perut Kembung untuk kamu hubungi.
Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Dispepsia
Berikut makanan yang perlu dihindari oleh pengidap dispepsia:
1. Makanan Tinggi Lemak
Makanan berlemak, seperti gorengan dan makanan cepat saji, memperlambat pengosongan lambung. Kondisi ini dapat menyebabkan kembung dan rasa tidak nyaman. Sebagai alternatif, pilih metode memasak yang lebih sehat seperti memanggang, merebus, atau mengukus.
2. Makanan Pedas
Makanan pedas dapat mengiritasi lapisan lambung dan memperburuk gejala dispepsia. Hindari penggunaan cabai dan rempah-rempah pedas berlebihan dalam masakan Anda.
3. Minuman Berkafein
Kopi, teh, dan minuman energi dapat meningkatkan produksi asam lambung, memicu gejala dispepsia. Batasi konsumsi minuman berkafein dan perhatikan reaksi tubuh Anda.
4. Minuman Beralkohol
Alkohol dapat mengiritasi lapisan lambung dan meningkatkan produksi asam lambung. Hindari minuman beralkohol untuk mengurangi risiko gejala dispepsia.
5. Makanan Asam
Makanan asam seperti jeruk dan tomat dapat meningkatkan kadar asam dalam lambung, memicu gejala dispepsia. Kurangi konsumsi makanan asam atau kombinasikan dengan makanan lain untuk mengurangi efeknya.
6. Makanan Olahan
Makanan olahan seringkali mengandung bahan tambahan, lemak, dan garam yang dapat memperburuk dispepsia. Batasi konsumsi makanan olahan dan pilih makanan segar dan alami.
Simak juga informasi lain seputar Gangguan Pencernaan – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.
Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc saja!
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:



